Tak banyak yang tahu, di balik proyek interior untuk brand besar seperti Chocomory hingga Tower Bersama Group (TBIG), ada perjalanan bisnis panjang yang dimulai dari sebuah toko gorden di tahun 1990-an. Bukan dari modal besar, bukan dari kantor mewah. Justru dari kerja keras satu keluarga yang pelan-pelan membangun usahanya dari nol.
Kini, bisnis itu menjelma menjadi PT Bintang Timur Internasional, perusahaan jasa interior dan kontraktor yang sudah melayani berbagai proyek besar dengan kantor pusat di Parahyangan dan fasilitas produksi di Padalarang, Jawa Barat.
Lantas, seperti apa sebenarnya perjuangan di balik pencapaiannya tersebut? Yuk, cari tahu perjalanan sukses PT Bintang Timur Internasional di bawah ini!
Bermula dari Gorden dan Impian Sederhana
Semua bermula dari tangan dingin Edy Hermawan, sosok ayah dari Andi Sasmita, yang kini meneruskan bisnis ini bersama sang istri, Soe Mei.
Pada era 90-an, ia memulai usaha kecil-kecilan berupa toko gorden. Seiring waktu, toko ini berkembang menjadi pusat kebutuhan interior, mulai dari furnitur, AC, hingga pintu rumah.
Tahun 2002 menjadi titik balik. Saat itu, bisnis keluarga ini diminta menangani proyek pembuatan ruko. Dari situ, tawaran proyek lain mulai berdatangan. Mereka pun mulai merambah layanan kontraktor.
Sejak itu, arah bisnis berubah total. Orang tua menjadi komanditer pasif, sementara Andi dan Ibu Soe Mei mengambil alih kendali. Dan pada 2024, perusahaan ini resmi berbadan hukum PT demi mengakomodasi kebutuhan proyek berskala nasional.
Langkah besar lainnya datang saat mereka menjadi agen resmi Taco Indonesia di wilayah Bandung Barat.
Singkat cerita, ini bermula dari kebutuhan mencari supplier triplek alternatif. Ketika mengenal Taco, mereka merasa cocok dan akhirnya menjalin kerja sama resmi.
Baca Juga: New Hope Garage: Bengkel Spesialis Mobil Eropa yang Makin Efisien dengan Paper.id
Tantangan Operasional Bukan di Lapangan, Justru di Pembayaran
Masuk ke proyek besar berarti masuk ke alur kerja yang jauh lebih kompleks, terutama soal penagihan klien dan pembayaran ke supplier.
“Sistem pembayaran kami bertahap. DP 20% di awal, 30% saat pemasangan, sisanya dilunasi maksimal dua bulan setelah selesai,” jelas Andi.
Jadi untuk sistem pembayarannya, dimulai dengan DP sebesar 20% yang dibayarkan di awal sebagai tanda jadi. Setelah itu, barang dikirim dan proses pemasangan dimulai, yang biasanya memakan waktu dua minggu hingga satu bulan. Pada tahap pemasangan ini, klien melakukan pembayaran tahap kedua sebesar 30%. Sisanya dilunasi maksimal dua bulan setelah pemasangan selesai.
Selain itu, sebagian besar klien melakukan pembayaran via transfer bank. Meskipun umumnya pembayaran berjalan lancar karena diberi tempo hingga dua bulan, tetap ada saja kasus keterlambatan.
Bahkan, sesekali ada transaksi yang terlewat untuk dicek, bukan karena sengaja, tapi karena volume klien yang cukup banyak. Dari sekitar 20 klien, biasanya ada 1 atau 2 kasus yang luput tercatat.
Sementara untuk pembayaran ke supplier, Andi mengaku prosesnya masih manual dan dilakukan secara transfer bank. Pembayaran pun umumnya dicicil, tapi karena sudah saling percaya, supplier biasanya memberi kelonggaran tempo hingga dua bulan.
Selain itu, untuk mengecek apakah pembayaran sudah dilakukan pun masih mengandalkan Ms.Excel, cara lama yang cukup merepotkan.
“Kalau ada yang lupa dicatat di Excel, kami harus buka mutasi satu-satu lagi. Capek banget,” tambah sang istri.
Baca Juga: Solusi Cerdas TransGO dalam Menghadapi Tantangan Customer dengan Paper.id
Beralih ke Paper.id Jadi Solusi Efisiensi Pembayaran

Andi pertama kali mengenal Paper.id lewat sebuah acara yang digelar oleh PinterPoin bersama OCBC. Saat itu, ia dikenalkan dengan sistem pembayaran pakai kartu kredit yang tidak hanya bantu kelola pengeluaran bisnis, tapi juga bisa mengumpulkan miles dari setiap transaksi.
Awalnya Andi tertarik karena benefit miles-nya, tetapi setelah tahu lebih dalam soal fiturnya, ternyata Paper.id bisa bantu banyak hal di luar ekspektasi. Salah satunya, soal tempo pembayaran ke supplier.
Sebelum pakai Paper.id, ia hanya dapat tempo sekitar 60 hari dari supplier. Tapi setelah mulai bayar pakai kartu kredit melalui platform ini, tempo bisa bertambah hingga 90 hari, karena ada tambahan 30 hari dari limit kartu yang digunakan. Tambahan waktu ini sangat berarti, apalagi ketika cash flow sedang perlu dijaga ketat.
Manfaat lainnya juga terasa di pencatatan keuangan. Dulu, setiap transaksi harus dicek ulang lewat mutasi bank, lalu disalin satu per satu ke Excel secara manual. Sangat menguras tenaga dan waktu.
Tapi sekarang, sejak pakai Paper.id, semua daftar klien atau supplier langsung terdaftar di sistem. Tidak perlu lagi input manual, tidak perlu cek mutasi satu-satu, dan semua transaksi langsung tercatat otomatis.
“Dulu harus salin dari mutasi ke Excel satu per satu. Sekarang cukup buka dashboard Paper.id, semua laporan keuangan langsung kelihatan. Hemat waktu, hemat tenaga,” kata Soe Mei.
Bahkan, mereka mengaku status pembayaran kini bisa dipantau lebih cepat hingga 80% berkat fitur rekonsiliasi otomatis dari Paper.id. Jadi, tidak perlu lagi membuka Ms.Excel, semua bisa dicek hanya dalam hitungan detik.
Perusahaan juga sudah tidak lagi bergantung pada Excel. Semua pembayaran, baik yang masuk dari klien maupun keluar ke supplier, bisa dipantau langsung di satu sistem. Lebih tertib, lebih cepat, dan jauh lebih praktis di Paper.id.
Baca Juga: Kibo Cheese: Bisnis Dessert Viral, Kelola Pembayaran dengan Mudah Pakai Paper.id
Paper.id Bantu Mutasi Ruwet ke Pembayaran Akurat
Kisah PT Bintang Timur Internasional bukan hanya soal ekspansi dari toko gorden sederhana menjadi kontraktor interior skala nasional. Lebih dari itu, ini adalah cerita tentang bagaimana adaptasi terhadap teknologi bisa memperkuat pondasi bisnis, terutama saat tantangan semakin kompleks.
Di tengah tuntutan proyek besar dan sistem pembayaran bertahap yang rumit, mereka tidak hanya bertahan, mereka harus tumbuh secara konsisten. Kuncinya bukan sekadar kerja keras, tapi juga kemampuan membaca kebutuhan bisnis dan berani bertransformasi.
Paper.id hadir sebagai jawaban atas tantangan operasional yang sebelumnya melelahkan dan rawan kesalahan. Mulai dari tambahan tempo pembayaran, pencatatan transaksi otomatis, hingga kemudahan rekonsiliasi keuangan, semua dilakukan lebih cepat dan efisien. Bukan hanya memperlancar arus kas, tapi juga menghemat waktu dan energi tim operasional.
Jadi, buat kamu selaku pebisnis yang sedang bersiap naik kelas, kisah ini jadi pengingat penting: semakin besar bisnis, semakin besar pula kompleksitas yang harus dikelola.
Maka dari itu, jangan ragu mengandalkan solusi digital seperti Paper.id untuk mengatur keuangan dan pembayaran lebih rapi, transparan, dan terkendali, agar energi utama bisa difokuskan untuk bertumbuh, bukan tersandera urusan teknis yang berulang.
Yuk, ikuti jejak sukses PT Bintang Timur internasional, mengelola bisnis dengan efisien dan praktis dengan daftarkan bisnismu sekarang di Paper.id!
- Contoh Buku Besar dan Cara Membuatnya dengan Mudah - Juni 2, 2025
- Contoh SOP Perusahaan, Lengkap dengan Cara Membuatnya - Juni 2, 2025
- Strategi UMKM Sukses Belanja Murah dari Taobao Indonesia - Mei 28, 2025