Mall adalah pusat hiburan bagi sebagian besar orang. Terutama, bagi mereka yang ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari, salah satunya adalah fashion. Tentunya, kamu semua sudah sangat familiar dengan brand-brand besar seperti Ramayana, Matahari, H&M dan lainnya.
Suatu waktu, saya mendatangi salah satu tempat di atas. Ketika saya sedang memilih-milih baju, ada satu hal yang mengganggu pikiran saya. Rata-rata atau bahkan hampir semua produk yang dijual disana memiliki harga yang tidak bulat.
Let’s say, saya melihat sebuah baju dengan harga Rp. 199.000. Kemudian, ada juga harga celana yang mencapai Rp. 259.000. Yang menjadi pertanyaan saya satu, kenapa toko tersebut tidak langsung menjual produknya dengan harga yang pasti ya?
Baca juga : Cara Starbucks Raih Hati Pelanggan Menggunakan 3 Trik Psikologi Marketing Ini
Usut punya usut, ini semua termasuk ke dalam salah satu trik marketing berdasarkan psikologi manusia. Mau tau kenapa banyak pebisnis menjual produk dengan akhiran .900? Baca artikel selengkapnya di bawah ini:
Trik Marketing: Left Digit Effect
Penggunaan angka akhiran 9, dalam sebuah produk, dianggap akan menimbulkan efek harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga yang telah dibulatkan. Pernyataan itu dikemukakan oleh Thomas dan Morwitz melalui riset mereka yang diberi nama Left Digit Effect.
Selain disebut Left Digit Effect, trik marketing ini selalu dianggap sebagai Charm Pricing karena penggunaan angka akhiran .900 dinilai selalu menjadi daya tarik bagi pelanggan. Khususnya, untuk ibu-ibu yang sedang berbelanja kebutuhan perayaan hari-hari besar.
Singkatnya, Charm Pricing dilakukan dengan cara mengurangi satu digit angka di sebelah kanan. Contohnya, penjual lebih suka mengganti harga Rp. 200.000 dengan Rp. 199.900 karena pelanggan merasa harga tersebut lebih murah dibandingkan harga yang bulat.
Pertanyaan selanjutnya muncul. Kenapa selalu menggunakan angka 9 padahal masih banyak angka lainnya? Angka itu diambil lewat sebuah riset dari Universitas of Chicago. Mereka menjual tiga baju dengan harga $33, $49 dan $56. Yang terjual paling banyak adalah angka dengan akhiran 9.
Adopsi dari Bata Shoes
Apakah kamu tau Bata Shoes? Itu merupakan salah satu merk sepatu ternama yang ada di dunia. Saat ini, Bata dijual di puluhan negara di seantero bumi dan Indonesia menjadi salah satunya. Namun siapa sangka jika Bata merupakan bisnis pertama yang sudah menerapkan Left Digit Effect.
Salah satu pengguna Quora membagikan ceritanya mengenai pengalaman dirinya berbelanja di Bata Shoe. Pria asal India tersebut mengatakan jika harga Bata di India beragam dan menggunakan teknik Charm Pricing ini. Salah satunya ada yang berharga INR. 399.95.
Pria tersebut mengatakan jika banyak orang yang membayar dengan uang INR. 400.00 namun kebanyakan pelanggan tidak meminta sisa kembaliannya karena satu dan lain hal. Hal itu mungkin juga menjadi alasan kenapa banyak pebisnis yang menggunakan trik marketing ini.
Tak hanya itu, penggunaan harga tidak bulat ini seolah-olah membuat pelanggan membayar lebih murah dari harga bulat. Hal itu yang tidak disadari mereka sehingga mereka mau membeli produk dengan jumlah lebih banyak di kemudian harinya.
Baca juga : Fear, Uncertainty and Doubt (FUD): Ketika Rasa Takut Menjadi Senjata Marketing
Bagian dari Psikologi Marketing
Banyak yang tidak mengetahui jika trik-trik marketing bisa didapatkan melalui psikologi manusia. Penjualan produk dengan harga tidak bulat ini hanya merupakan satu dari sekian banyak variasi yang digunakan oleh para pelaku usaha.
Di bawah ini, Paper.id akan menjelaskan beberapa trik psikologi dalam marketing yang lainnya. Sebelumnya, jika kamu mempunyai pengalaman unik mengenai charm pricing, kamu bisa share cerita kamu di kolom komentar di bawah ya. Enjoy!
- Product Update: Langsung Konversi Invoice dari Accurate ke Paper.id, Kelola Dokumen Makin Lancar! - Oktober 28, 2024
- Perbedaan Faktur dan Invoice dalam Bisnis, Apa Saja? - Oktober 23, 2024
- Kenali AP & AR Automation yang Mampu Tingkatkan Bisnis Lebih Pesat - Oktober 23, 2024