Sejak diluncurkan oleh Bank Indonesia di tahun 2019, mode pembayaran QRIS telah menjadi sebuah terobosan yang revolusioner. QRIS disebut-sebut membawa banyak perubahan besar bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi para pebisnis.

Meski lebih sering digunakan oleh pelaku usaha yang bergerak di bidang ritel, QRIS membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Manfaat itu begitu terasa bagi para pelaku usaha terutama saat di masa pandemi pada tahun 2020.

Bagaimana awal kemunculannya hingga disukai banyak orang? Paper.id akan memberikan liputan khusus seputar sejarah munculnya QRIS, dampaknya kepada UMKM yang ada di Indonesia terutama dalam transaksi bisnis.

Awal kemunculan mode pembayaran QRIS di Indonesia

QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard adalah sebuah kode yang diluncurkan oleh Bank Indonesia. Fungsinya didapuk sebagai sebuah metode pembayaran yang menjadi mode universal dan digunakan oleh banyak orang, terutama bagi para pelaku usaha.

Metode pembayaran QRIS dinilai bisa memberikan banyak manfaat seperti transaksi real time, dimana para pelaku usaha bisa bertransaksi langsung hanya dengan scan kode QRIS yang ada. Selain itu, QRIS dinilai memiliki sistem keamanan yang sangat bagus guna mencegah money laundry dan dilengkapi dengan KYC (Know Your Customer). 

Terakhir, QRIS dinilai dapat mendukung terwujudnya inklusi keuangan, dimana banyak orang, khususnya pelaku usaha dapat merasakan kemudahan dalam bertransaksi lewat QRIS. Mereka tidak perlu lagi kesulitan saat transaksi dengan orang lain dengan metode yang berbeda. 

Kemunculan mode pembayaran QRIS tentunya menjadi sebuah hal yang sangat bagus, terutama pada saat pandemi. Karena, pandemi seakan-akan mengukuhkan QRIS sebagai salah satu metode pembayaran yang makin banyak diadopsi oleh orang-orang.

Pandemi COVID-19 : Titik Meroketnya QRIS di Indonesia

Pandemi menjadi momen penting bagi para pelaku usaha untuk segera menerapkan digitalisasi bagi bisnis mereka. Pasalnya, banyak pelaku usaha yang mengadopsi pembayaran digital, salah satunya adalah QRIS.

Volume transaksi dan nilai transaksi terus meningkat selama pandemi (Sumber: Katadata)

Menurut Deloitte, transaksi QRIS naik 2 kali lipat selama pandemi di 4 e-commerce top Indonesia. Di tahun 2019, transaksi lewat metode QRIS hanya 201 triliun, tapi di tahun 2020, transaksi tersebut naik jadi 2x lipat, 429 triliun Rupiah.

Tren kenaikan itu juga diiringi dengan kenaikan jumlah pengguna e-commerce yang lebih memilih untuk berbelanja via marketplace. Selain itu, perubahan tren konsumen ini juga diikuti oleh transisi ke transaksi digital.

Yang biasanya bertransaksi dengan uang tunai, banyak orang memilih untuk bertransaksi secara digital. Awalnya, mereka yang tidak berani bertransaksi secara digital, lebih memilih untuk cara konvensional, karena alasan keamanan & fraud menurut laporan Deloitte.

Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan QRIS juga turut mendorong UMKM untuk mengimplementasi metode pembayaran QRIS. Mereka melihat, hal ini menjadi sebuah cara yang tepat untuk beradaptasi sekaligus memenuhi keinginan konsumen yang lebih memilih untuk melakukan cara digital.

QRIS dinilai bisa menjadi metode pembayaran yang universal

Setelah diluncurkan, QRIS mulai menarik perhatian para UMKM. Bank Indonesia memasang biaya transaksi (MDR) yang sangat terjangkau hanya dengan 0,75%. Tentunya, banyak UMKM mulai tertarik untuk menggunakan QRIS.

Selain itu, alasan lainnya yang membuat UMKM tertarik adalah kemudahannya. Cara penggunannya yang mudah membuat banyak orang tertarik untuk menggunakannya. Apalagi, Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar di Indonesia juga menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran untuk zakat & infaq. Menurut Badan Amil Zakat Nasional, angka penggunaan QRIS terus meningkat mulai dari tahun 2015 hingga 2019. 

Kerjasama antar gubernur bank sentral untuk implementasi QRIS di negara-negara Asia Tenggara

Apalagi, Bank Indonesia juga berupaya untuk mengajak negara-negara tetangga yang ada di Asia Tenggara untuk menggunakan QRIS juga. Hal ini telah dilakukan oleh kunjungan Bank Indonesia untuk mengajak gubernur dari bank sentral Thailand, Malaysia, Singapura dan Filipina untuk mendorong penggunaan QRIS menurut Databoks. Di bulan Agustus 2022, QRIS bahkan sudah bisa digunakan di Thailand, Malaysia dan Filipina dikabarkan akan menyusul di tahun 2023

Tidak hanya UMKM, ada sekitar 190700 perusahaan berskala besar yang juga menggunakan QRIS saat bertransaksi dengan unit bisnis lainnya menurut Katadata di tahun 2020. Hal ini menunjukkan adanya penggunaan QRIS secara besar-besaran.

Untuk itu, hal ini dinilai sebagia sebuah tanda akan digitalisasi transaksi yang ada dalam iklim bisnis di Indonesia. Apakah Anda juga sudah menggunakan QRIS? Kalau belum kenapa alasannya? Padahal QRIS memiliki banyak manfaat. Banyak juga yang merasa bahwa QRIS itu susah didapatkan karena harus daftar dulu.

Padahal, Anda bisa menggunakannya langsung lewat Paper.id, platform pembayaran bisnis terbaik di Indonesia. Dengan Paper.id, Anda bisa bertransaksi dengan menggunakan QRIS. Selain itu, ada banyak metode lainnya yang tersedia, termasuk kartu kredit! Bayar supplier pakai kartu kredit, invoice terbayar langsung dan tagihannya bisa dibayar bulan depan! Arus kas bisnis aman! Yuk daftar sekarang dengan klik tombol di bawah, GRATIS!