Jika Anda merupakan pelaku bisnis, maka sektor bisnis ritel dan distributor adalah hal yang tidak asing lagi bagi Anda. Saat ini, kedua jenis bisnis tersebut tergolong sebagai tipe bisnis yang sedang berkembang dengan cepat akibat kemajuan teknologi yang pesat.

Dapat dikatakan bahwa bisnis retail dan distributor merupakan bagian dari supply chain yang berhubungan dengan kegiatan jual-beli antara penjual dan konsumen. Bisnis ritel (retailer) merupakan istilah yang menggambarkan suatu tempat usaha yang menjual produk yang diperuntukkan untuk orang end-consumer atau masyarakat. Contoh bisnis ritel dalam kehidupan sehari-hari adalah supermarket, department store, toko kelontong, dan warung.

Baca juga: Dampak pandemi COVID-19 terhadap distributor FMCG dan bagaimana mengatasinya

Berbeda dengan usaha ritel, pihak distributor membeli barang dalam jumlah banyak dan besar langsung kepada produsen lalu menjual kembali kepada para pedagang kecil di bawahnya atau agen.

Distributor biasanya menjalin kerjasama atau secara kontrak kepada produsen dengan sistem beli putus. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan distributor juga dapat berinteraksi langsung dengan konsumen akhir, namun ini bukan prioritas utama seorang distributor.

Menjadi perantara antara produsen dan pedagang besar membuat distributor tentu mendapatkan keuntungan seperti harga khusus karena membeli barang langsung pada produsen dan promo tertentu karena melakukan pembelian dalam kuantitas besar.

Secara umum, baik ritel maupun distributor memiliki kesamaan, yakni sama-sama memperoleh barang dari produsen. Namun, ada perbedaan yang nampak dari kedua jenis usaha tersebut. Untuk memudahkan Anda, berikut ciri-ciri ritel dan distributor yang dapat Anda ketahui:

Ciri-ciri usaha ritel adalah:

  • Membeli barang dalam jumlah bnayak lalu menjualnya kembali dalam jumlah yang kecil.
  • Menjual langsung kepada para individu dan konsumen.
  • Tidak terikat dengan produsen atau perusahaan tertentu.
  • Bebas menjual barang apapun dari produsen dengan barang dan jenis yang berbeda-beda.

Ciri-ciri usaha distributor:

  • Bekerja sama dengan produsen secara langsung.
  • Terikat dalam kontrak dengan produsen untuk membeli barang dalam jumlah tertentu.
  • Pembelian barang sekali saja dalam satu periode dengan transaksi yang besar.
  • Sistem pembelian bisa terjadi hanya satu kali atau beli-putus saja.
  • Terbatas oleh cakupan wilayah tertentu.
  • Biasanya menjual barang melalui agen.
  • Memiliki izin usaha baik badan hukum maupun perseorangan.

Setelah mengetahui ciri tersebut, bagi Anda yang ingin terjun dalam bisnis ritel maupun distributor, sebaiknya ketahui dulu keuntungan apa saja yang dapat Anda peroleh dalam berbisnis ritel dan distributor.

Berikut ini adalah kelebihan dari usaha ritel yang harus Anda ketahui:

Modal Kecil

Kelebihan yang paling mendasar dari usaha ritel adalah modal yang kecil sehingga dapat menjadi solusi untuk para pebisnis pemula yang hendak memulai bisnisnya. Meskipun tidak semua pengusaha ritel bermodal relatif kecil namun rata-rata lebih banyak pengusaha yang memulai bisnisnya dengan cara usaha eceran ini.

Memiliki jangkauan yang luas serta dapat dijangkau oleh semua kalangan

Lebih dekat dengan konsumen akhir karena terjadi transaksi secara langsung serta dapat dijangkau oleh semua kalangan dari ekonomi menengah kebawah dapat membelinya karena barang yang dijual ecer. Penjualan secara ritel akan mengundang banyak pelanggan untuk datang membelinya. Ada yang membeli untuk dijual kembali atau memang pelanggan yang hanya membutuhkan barang untuk dipakai langsung.

Keuntungan besar

Bisnis ritel mendapatkan keuntungan dari setiap satuan barang yang terjual. Tentunya, Anda sudah bisa membayangkan berapa keuntungan yang didapat bukan? Semakin mahal sebuah barang yang dijual, maka semakin besar juga keuntungan yang didapat.

Namun, ada juga kelemahan lainnya yang perlu Anda ketahui lewat penjelasan-penjelasan dibawah ini:

Kekurangan bisnis ritel:

  • Ritel seringkali mengalami kesulitan dalam mempromosikan barangnya, sehingga penjualan mereka cenderung kecil.
  • Sistem pengelolaan usaha yang masih tradisional.
  • Bisnis ritel seringkali dianggap sebagai bisnis untuk mencari untung tambahan saja.

Dunia ekonomi tidak hanya berfokus pada perdagangan produk berupa barang namun juga jasa. Begitu juga dengan distributor. Selama ini, distributor yang dikenal adalah yang berkaitan dengan produk berupa barang saja. Padahal, distributor juga memiliki beberapa jenis lainnya, seperti:

Perusahaan distributor barang

Distributor jenis ini biasanya menyalurkan produk berupa barang fisik. Tak hanya itu distributor tingkat ini hanya menjual barang kepada retailer atau pengecer saja.

Baca juga: 5 strategi pengelolaan piutang bagi distributor

Perusahaan distributor jasa

Distributor jenis ini hanya menyalurkan produk berupa jasa. Proses distribusinya tergolong singkat, berawal dari produsen yang menjual produknya kepada distributor dan dilanjutkan langsung kepada konsumen akhir.

Adapun keuntungan menjadi pebisnis distributor yaitu:

  • Punya kebebasan untuk mengelola barang yang menguntungkan lebih dulu.
  • Tidak bergantung pada satu produsen.
  • Bisa menyesuaikan margin dengan keuntungan yang didapat.
  • Membangun kepercayaan dan loyalitas dengan klien lebih mudah.

Selain mengetahui kelebihannya Anda juga harus mengetahui kekurangan bisnis distributor seperti:

  • Butuh modal yang cukup besar untuk memasok produk.
  • Tempat penyimpanan atau gudang yang besar untuk menyimpan produk.
  • Fokus dalam menangani operasional bisnis seperti pengemasan, pengiriman, penerimaan komplain, hingga memasarkan bisnis