Rasio perputaran piutang atau dalam bahasa Inggris disebut dengan account receivable turnover ratio yaitu suatu rasio keuangan yang menunjukan seberapa cepat penjualan kredit dapat dikonversikan menjadi uang tunai. Rasio perputaran piutang atau accounts receivable turnover ratio masuk kedalam kelompok activity ratio atau rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.

Piutang merupakan sebuah penjualan yang terjadi secara kredit kepada pelanggan Anda. Pelanggan Anda diharuskan untuk membayar barang yang telah dibeli dalam term of payment tertentu dari 7 hari, 15 hari, 30 hari, 45 hari bahkan hingga 90 hari. 

Baca juga: 5 strategi pengelolaan piutang bagi distributor

Lamanya termin yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan juga tergantung pada besarnya jumlah piutang yang ada. Semakin besar nilai piutangnya, maka akan menjadi semakin panjang pula waktu yang dibutuhkan oleh para debitur untuk melunasinya serta membuat nilai terminnya semakin tinggi. Maka sebaliknya, semakin kecil nilai piutangnya, semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk melunasinya, serta akan menjadi kan  nilai terminnya semakin rendah.

Adapun fungsi rasio perputaran piutang adalah untuk mengetahui pengelolaan piutang suatu perusahaan dilihat dari tingkat perputaran piutangnya, dimana tingkat perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal kerja dalam piutang. 

Berikut ini adalah Rumus Rasio Perputaran Piutang :

Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Bersih dibagi Piutang Rata-Rata

Semakin tinggi nilai perputaran piutang, maka akan semakin baik. Semakin cepat perputaran piutang juga menandakan  bahwa modal usaha pun akan semakin cepat kembali. Tingkat perputaran piutang perusahan dapat menggambarkan tingkat efisiensi dari modal perusahaan.

Sementara untuk mendapatkan Piutang Rata-rata, kita harus menggunakan rumus dibawah ini :

Piutang Rata-rata = (Piutang Awal Periode + Piutang Akhir Periode) dibagi 2

Rasio Perputaran Piutang adalah rasio yang mengukur kemampuan dan efisiensi perusahaan dalam menagih piutangnya, semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menguntungkan. Rasio yang lebih tinggi berarti bahwa perusahaan berhasil menagih piutang di sepanjang tahun yang bersangkutan. Efisiensi yang lebih tinggi juga menguntungkan dari sudut pandang arus kas.

Tujuan dan manfaat rasio perputaran piutang

Beberapa tujuan rasio perputaran piutang:

  1. Mengetahui berapa lama penagihan piutang selama periode tertentu
  2. Mengetahui berapa rata-rata persediaan yang tersimpan dalam gudang
  3. Mengetahui rata-rata penagihan piutang .
  4. Mengetahui berapa kali dana yang telah ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
  5. Mengetahui penggunaan semua aktiva perusahaan dengan penjualan

Baca juga: Waspadalah, jangan biarkan 4 account receivable ini terjadi pada Anda

Berikut adalah manfaat yang diperoleh dari rasio perputaran piutang:

  1. Mengetahui berapa lama piutang mampu ditagih selama satu periode.Anda juga dapat mengetahui berapa kali dana yang diinvestasikan selama satu periode.
  2. Mengetahui berapa kali dana yang diinvestasikan dalam modal kerja berputar dalam satu periode.
  3. Mengetahui persediaan yang tersimpan dalam gudang.
  4. Mengetahui jumlah piutang yang tidak dapat ditagih.

Contoh perhitungan rasio perputaran piutang:

Diketahui perusahaan A memiliki data laporan keuangan sebagai berikut: 

  • Penjualan Kredit Bersih       = Rp. 11M
  • Saldo Piutang Awal Tahun  = Rp. 5,5M
  • Saldo Piutang Akhir Tahun  = Rp. 5M

Langkah 1: Menghitung Rata – Rata Piutang :

Piutang Rata-rata = (Piutang Awal + Piutang Akhir) / 2

Piutang Rata-rata = (Rp.5,5M + 5M) / 2

Piutang Rata-rata = Rp. 5,25M

Langkah 2:  Bagi Penjualan Kredit Bersih dengan Piutang Rata-Rata

Rasio Perputaran Piutang = Rp. 10M / Rp. 5,25M

Rasio Perputaran Piutang = 1,9x atau 190%