Bagi banyak bisnis, terutama UMKM dan usaha yang baru berkembang, buku kas kecil menjadi alat yang sangat penting untuk mengendalikan pengeluaran harian. Kas kecil biasanya dipakai untuk kebutuhan operasional yang nominalnya kecil, seperti beli ATK, bensin operasional, konsumsi rapat, atau biaya transport staf.

Meskipun nilainya kecil, kalau dicatat sembarangan, kas kecil justru bisa jadi sumber kebocoran besar tanpa kamu sadari. 

Karena itu, memiliki buku kas kecil yang rapi baik manual maupun digital akan sangat membantu menjaga arus kas bisnis tetap sehat.

Di artikel ini, kamu akan menemukan penjelasan lengkap tentang apa itu kas kecil, cara mencatatnya, format yang benar, hingga contoh buku kas kecil yang bisa langsung kamu aplikasikan untuk usaha.

Apa Itu Buku Kas Kecil?

Buku kas kecil adalah catatan yang digunakan untuk merekam seluruh transaksi pengeluaran dengan nominal kecil di dalam bisnis. 

Fungsinya untuk memastikan pengeluaran harian tetap terkontrol, tidak tumpang tindih, dan bisa dipertanggungjawabkan saat melakukan rekonsiliasi keuangan.

Kas kecil biasanya diberi dana awal tertentu (misalnya Rp 1.000.000 atau Rp 2.000.000), lalu setiap pengeluaran akan dicatat sampai dana tersebut perlu diisi ulang (reimbursement).

Kenapa Buku Kas Kecil Penting untuk Bisnis?

Buku kas kecil wajib dikelola dengan benar. Pasalnya, catatan ini membantumu memastikan pengeluaran harian terkontrol, memudahkan pertanggungjawaban dana, menghindari tumpang tindih pengeluaran antar staf, dan menghindarkan bisnismu dari risiko yang tidak diinginkan.

Jika saat ini bisnismu masih kecil hingga menengah, memastikan punya catatan kas kecil yang rapi adalah fondasi yang penting sebelum membutuhkan proses akuntansi yang lebih kompleks.

Contoh Penggunaan Kas Kecil dalam Kegiatan Bisnis

Kas kecil umumnya dipakai untuk transaksi kecil tapi sering muncul, seperti:

  • penggantian bensin staf,
  • kebutuhan pantry,
  • biaya parkir atau tol,
  • pembelian alat-alat kecil (gunting, staples, map),
  • fotokopi dokumen,
  • pengiriman dokumen via kurir instan.

Semua transaksi ini terlihat kecil, tapi kalau tidak dicatat dengan benar bisa membuat laporan operasional terlihat tidak akurat.

Baca Juga: Contoh Buku Kas Sederhana, Cocok untuk Pebisnis Pemula!

Format Buku Kas Kecil yang Benar

Secara umum, buku kas kecil memiliki komponen:

  • tanggal transaksi,
  • deskripsi pengeluaran,
  • bukti transaksi (nota/struk),
  • nominal keluar,
  • saldo akhir kas kecil setelah transaksi,
  • nama penanggung jawab.

Meskipun sederhana, format ini memudahkan kamu melacak setiap rupiah yang keluar.

Contoh Buku Kas Kecil yang Siap Pakai

Berikut contoh sederhana buku kas kecil dengan sistem dana tetap (imprest system), yang umum digunakan di perusahaan:

Contoh: Dana Kas Kecil Rp 1.000.000

TanggalDeskripsiPengeluaranSaldo AkhirPenanggung Jawab
1 Feb 2025Dana awal kas kecil1.000.000Admin
2 Feb 2025Beli ATK kantor45.000955.000Admin
3 Feb 2025Ongkos kirim dokumen20.000935.000Admin
4 Feb 2025Konsumsi rapat internal85.000850.000Admin
6 Feb 2025Penggantian bensin operasional50.000800.000Admin
10 Feb 2025Reimburse dari financeKembali ke 1.000.000Finance

Contoh ini bisa kamu kembangkan sesuai kebutuhan, misalnya menambahkan kolom “Kode Akun”, “No. Bukti”, atau “Departemen”.

Cara Mengelola Buku Kas Kecil Agar Tetap Rapi

Agar pencatatan kas kecil tidak berantakan, kamu bisa mengikuti beberapa prinsip berikut:

1. Tetapkan dana tetap kas kecil

Misalnya, kamu bisa menetapkan nominal Rp1-2 juta. Nominal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan operasional harian.

2. Wajibkan semua transaksi dilengkapi bukti

Bukti yang dimaksud adalah seperti struk atau nota. Tanpa struk atau nota, transaksi tidak boleh dicatat.

3. Tunjuk satu penanggung jawab kas kecil

Pastikan orang ini memiliki akses khusus yang tidak bisa dimiliki staf lainnya. Dengan begitu, catatan lebih aman daripada banyak orang mengakses uang yang sama.

4. Rekonsiliasi secara rutin

Sebaiknya, rekonsiliasi bisa secara real-time. Namun, jika belum memungkinkan karena proses masih manual, lakukanlah minimal seminggu sekali atau saat dana mendekati nol.

5. Catat transaksi saat itu juga

Jangan ditunda agar tidak lupa atau salah input. Akan lebih baik jika setiap transaksi bisa tercatat secara otomatis dengan sistem.

Jika kas kecil mulai sering digunakan dan volumenya bertambah, sebaiknya kamu mempertimbangkan untuk menggunakan sistem digital agar tidak rawan kesalahan.

akuntansi banner

Baca Juga: Contoh Buku Kas Bulanan: Panduan untuk Mengatur Keuangan Lebih Rapi

Coba Akuntansi Gratis Paper untuk Catatan Kas Kecil yang Lebih Rapi

Mencatat buku kas kecil secara manual memang bisa dilakukan, tapi sering kali rawan lupa, salah hitung, atau struk tercecer. Supaya lebih efisien, kamu bisa pakai fitur Akuntansi Gratis dari Paper.

Dengan Paper, kamu bisa:

  • mencatat kas kecil secara digital,
  • membuat laporan otomatis,
  • melampirkan bukti transaksi langsung di dalam sistem,
  • mengurangi risiko kehilangan atau duplikasi data,
  • memastikan laporan bulanan tetap rapi tanpa repot.

Kalau kamu ingin proses akuntansi yang lebih mudah dan profesional, mulai pakai Akuntansi Gratis dari Paper dan kelola kas kecil bisnismu dengan lebih aman. Yuk, coba sekarang.

Content Writer dengan 4 tahun pengalaman menangani konten beragam topik di berbagai industri baik B2C dan B2B, termasuk bisnis, ekonomi, keuangan, dan sebagainya. Saat ini menulis di Paper.id untuk memperkaya wawasan pemilik bisnis dan memajukan industri B2B seluruh Indonesia.
Nadiyah Rahmalia