Saldo di rekening bank terlihat cukup besar, tapi saat dibandingkan dengan catatan pembukuan bisnis, angkanya terasa tidak sesuai. Situasi seperti ini sering terjadi, terutama jika ada transaksi yang belum dicatat atau terjadi kesalahan pencatatan.
Untuk memastikan data keuangan benar-benar akurat, proses rekonsiliasi bank sangat diperlukan. Tanpa rekonsiliasi bank, kamu bisa kehilangan jejak pemasukan maupun pengeluaran penting, yang lama-kelamaan bisa merusak akurasi laporan keuangan dan mengganggu pengambilan keputusan bisnis.
Untuk itu, berikut contoh rekonsiliasi bank serta langkah-langkah mudah untuk membuatnya secara praktis dan efisien.
Apa Itu Rekonsiliasi Bank?
Rekonsiliasi bank adalah proses mencocokkan catatan transaksi perusahaan dengan mutasi rekening yang diterbitkan bank (bank statement). Tujuannya adalah mengidentifikasi kesamaan dan selisih di antara kedua sumber data tersebut.
Karena laporan bank mencatat semua aktivitas masuk-keluar kas yang memengaruhi saldo perusahaan setiap bulan, pemeriksaan rutin sangat diperlukan. Melalui rekonsiliasi, perusahaan dapat memastikan pembukuan kasnya akurat, sekaligus meningkatkan kendali atas penerimaan dan pembayaran tunai.
Baca Juga: Apa itu Rekonsiliasi Bank? Begini Prosedur dan Bentuknya
4 Bentuk Rekonsiliasi Bank dan Contohnya
Berikut adalah bentuk-bentuk rekonsiliasi bank dan contohnya:
1. Bentuk Staffel
Dalam bentuk staffel, rekonsiliasi bank disusun dengan menyesuaikan saldo kas perusahaan dan saldo dari rekening koran, baik menambah maupun mengurangi, sesuai faktor penyebab selisih, hingga diperoleh saldo final yang sebenarnya.
Biasanya, formatnya disusun secara vertikal, bagian atas memuat penyesuaian saldo kas menurut pembukuan perusahaan, sedangkan bagian bawah menampilkan penyesuaian terhadap saldo dari bank (rekening koran).
Berikut contoh rekonsiliasi bank dalam format staffel:

2. Bentuk Skontro
Pada format skontro, penyesuaian saldo bank dan saldo pembukuan ditampilkan berdampingan. Kolom kiri menampilkan langkah-langkah rekonsiliasi untuk saldo kas menurut catatan perusahaan, sementara kolom kanan mencatat penyesuaian pada saldo menurut rekening koran bank.
Berikut contoh rekonsiliasi bank dengan model skontro:

3. Bentuk 4 Kolom
Format ini menggunakan empat kolom untuk memperlihatkan secara terpisah: saldo awal, total penerimaan, total pengeluaran, dan saldo akhir yang telah disesuaikan. Untuk menyusun rekonsiliasi dengan cara ini, kamu perlu memahami prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas agar setiap transaksi dapat diklasifikasikan dengan benar.
Berikut contoh laporan rekonsiliasi bank dalam format empat kolom:

4. Bentuk 8 Kolom
Pada tampilan delapan kolom, rekonsiliasi disajikan dalam tabel yang sebenarnya memiliki sembilan kolom, tetapi hanya delapan kolom yang berisi mutasi nominal. Tiap kolom menunjukkan kategori transaksi atau penyesuaian tertentu, memungkinkan analisis yang lebih rinci atas pergerakan kas.
Berikut gambaran contoh rekonsiliasi bank dengan format delapan kolom:

Setelah melihat berbagai contoh rekonsiliasi bank, kamu pasti sadar bahwa mengerjakan ini secara manual tentu bisa memakan waktu dan rentan kesalahan.
Tiap langkah penyesuaian harus dicatat rapi, diverifikasi silang, dan dihitung ulang untuk memastikan saldo di buku besar sesuai dengan saldo di bank.
Nah, di sinilah Paper.id menawarkan solusi yang lebih praktis. Dengan fitur rekonsiliasi otomatis, sistem akan secara langsung mencocokkan transaksi antara pembukuan internal dan mutasi rekening koran.
Kamu tidak perlu lagi menyiapkan format atau bentuk staffel atau empat kolom secara manual, cukup satu klik, dan selisih apa pun akan teridentifikasi otomatis. Saldo akhir serta penyesuaian kas tampil dalam satu dashboard yang mudah dipahami.
Jangan biarkan proses rekonsiliasi menghambat pekerjaan harianmu. Coba Paper.id sekarang dan rasakan betapa cepatnya proses penyesuaian saldo bank bisnismu dengan cara klik tombol di bawah!
Baca Juga: Rekonsiliasi Otomatis: Pengertian, Proses, dan Otomatisasi
Cara Membuat Rekonsiliasi Bank dengan Mudah
Berikut langkah-langkah mudah dalam membuat rekonsiliasi bank:
1. Bandingkan saldo
Setiap akhir bulan, cocokan saldo kas yang tercatat di buku besar perusahaan dengan saldo akhir pada rekening koran bank. Karena ada transaksi yang mungkin belum dicatat, seperti cek beredar, setoran dalam proses, biaya layanan, atau bunga, selisih antara kedua catatan ini adalah hal yang wajar.
2. Masukkan transaksi bank
Identifikasi dan catat semua transaksi otomatis yang muncul di rekening koran, seperti biaya administrasi dan pendapatan bunga. Pastikan semua item ini masuk ke buku besar agar data perusahaan tetap lengkap.
3. Telusuri outstanding items
Cari transaksi “in transit” (setoran yang belum tercatat di bank) dan cek beredar (yang sudah dicatat di buku besar tapi belum dicairkan). Hubungi pihak terkait jika perlu, agar semua transaksi bisa dikonfirmasi dan selisih dapat dijelaskan.
5. Susun lembar kerja dan verifikasi
Buat lembar kerja rekonsiliasi untuk menghitung penyesuaian, baik penambahan maupun pengurangan, hingga saldo buku besar dan saldo bank sesuai. Jika masih ada selisih, periksa ulang angka pencatatan, pastikan tidak ada jurnal ganda atau transaksi yang terlewat, hingga perbedaan benar-benar hilang.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Rekonsiliasi Bank?
Minimal, perusahaan sebaiknya melakukan rekonsiliasi bank setiap akhir bulan, segera setelah menerima laporan bank yang mencantumkan saldo awal, semua transaksi selama bulan tersebut, dan saldo akhir.
Meski begitu, akan lebih ideal jika verifikasi ini dilakukan secara lebih sering, setiap minggu atau bahkan setiap hari, dengan memanfaatkan akses online ke rekening koran.
Dengan memeriksa catatan bank harian, tim keuangan bisa lebih cepat mendeteksi dan menuntaskan ketidaksesuaian, sehingga risiko kesalahan atau penyalahgunaan dana bisa dikurangi.
Perlu diwaspadai juga jika rekening tampak tidak banyak transaksi dan selalu cocok dengan catatan buku besar, ini bisa jadi tanda aktivitas yang tidak tercatat atau akun yang tidak lagi aktif.
Dalam situasi seperti ini, menutup rekening tersebut dan memindahkan dananya ke rekening operasional yang rutin digunakan bisa membantu memantau aliran kas dengan lebih efektif dan memungkinkan pemanfaatan sisa dana untuk investasi atau kebutuhan lain.
Baca Juga: Pentingnya Rekonsiliasi Bank dalam Pengelolaan Keuangan Bisnis
Demikian beberapa contoh rekonsiliasi bank, serta dengan cara mudah membuatnya. Sebagai kesimpulan, rekonsiliasi bank bukan hanya tentang mencocokkan angka, tapi juga memastikan seluruh aliran kas, mulai dari pembayaran pelanggan hingga biaya operasional, tercatat dengan rapi dan akurat.
Nah, daripada masih bergumul dengan spreadsheet rumit dan proses manual yang menyita waktu, manfaatkan Paper.id. Di satu platform kamu bisa langsung membuat dan mengirim invoice digital, menyediakan payment link untuk setiap tagihan, sekaligus melakukan rekonsiliasi otomatis atas mutasi rekening.
Semua data transaksi, baik penerimaan dari invoice maupun pengeluaran via payment link, akan terintegrasi dan tercatat real-time dalam dashboard Paper.id.
Daftar Paper.id sekarang dan nikmati kemudahan invoicing, payment, dan rekonsiliasi bank dalam satu genggaman!