Stok Barang– Pernah membayangkan seorang anak sekolah yang membawa beban berat di tasnya hingga 10 kilogram setiap hari? Lelah pastinya. Bayangkan, bagaimana rasanya selalu membawa beban yang sama setiap hari tanpa ada satupun benda yang dikeluarkan? Pegal, iya dan sia-sia juga dengan usaha yang dilakukan.

Apa yang terjadi pada tas seberat 10 kilogram anak sekolah bisa terjadi juga di dalam bisnismu. Bayangkan, bagaimana jika ada tumpukan produk yang tidak terjual (dead stock) di gudang? Tentunya, hanya akan membuat sempit sekaligus mengurangi kapasitas gudang kamu, bukan?

Stok barang yang tidak laku terjual biasanya terjadi karena beberapa hal, mulai dari produk yang tidak layak pakai, rusak ataupun juga yang tidak trending lagi. Contoh produk yang kerap kali hanya menumpuk di gudang adalah fashion. Lantas, bagaimana cara mengatasi stok barang yang tidak laku?

Baca Juga: Metode FIFO Wajib Digunakan Untuk Produk Cepat Kadaluarsa, Kenapa?

Kasih Diskon

Kenapa produk gak laku? Ada beberapa faktor namun yang paling potensial adalah karena sudah tidak ‘tenar’ lagi. Ingatkah kalian dengan popularitas jaket Dilan ketika pertama kali film tersebut ada di bioskop? Penjualan jaket denim tersebut meningkat 5 kali lipat dan banyak juga distro-distro yang memproduksinya.

Karena hanya berawal dari film, popularitas jaket tersebut menurun dan tidak lagi seperti dulu. Kalo sudah begitu, produk tersebut tidak laku dan menumpuk di gudang. Lantas, cara mengatasinya adalah dengan memberikan diskon atau potongan harga.

Memberikan potongan harga memang beresiko membuat keuntungan menjadi lebih kecil. Namun sisi positifnya, gudang kamu akan menjadi lebih lega untuk dimasukkan produk-produk lain yang sedang dicari oleh pelanggan, bukan?

Pusing menghitung diskon secara manual? Tenang aja, kamu bisa gunakan software akuntansi gratis Paper.id. Sebab disana, kamu bisa hitung semua produk secara lebih mudah. Masukkan harga plus potongan diskon, otomatis harganya bakal keluar tanpa harus hitung menggunakan kalkulator. Klik disini buat tahu lebih lanjut!

Bundle Produk

Produk Costco

Jika kamu tidak mau terlalu rugi banyak dengan produk tersebut, kamu bisa menerapkan sistem bundling. Maksudnya adalah menjual stok barang yang tidak laku itu dengan produk lain yang paling diminati pelanggan. Terapkan harga yang lebih murah apabila membeli 2 produk itu secara langsung atau bundling.

Strategi ini biasanya selalu berhasil sebab pelanggan biasanya sangat suka dengan sistem bundling. Sebab, mereka bisa mendapatkan dua produk sekaligus dengan harga yang relatif lebih murah. Di sisi penjual, bundling memang mengurangi profit namun memberikan brand awareness lantaran semakin banyak pelanggan yang menggunakan produk tersebut.

Baca Juga: Fitur Terbaru Paper.id: Produk Update V1.70 (3 September 2019)

Buat Giveaway

biaya produksi - Paper.id

Cara terakhir yang bisa digunakan untuk memanfaatkan stok barang tidak laku adalah dengan menjadikannya sebagai giveaway atau hadiah secara gratis kepada pelanggan. Tetapi, apakah kamu benar-benar memberikan produk tersebut tanpa imbalan apapun? Tentu saja tidak, manfaatkan sosial media kamu.

Saat ini, giveaway biasanya diadakan untuk memperkenalkan produk ke pasar yang lebih luas. Instagram menjadi media sosial paling bagus untuk mengadakan giveaway. Jadi apabila ingin mendapatkan produk tersebut, pelanggan kamu diwajibkan mem-follow akun instagram bisnis kamu sekaligus tag kepada beberapa teman mereka.

Dengan begitu, akan semakin banyak orang yang akan ikut ke dalam ajang giveaway tersebut. Jadi, apakah giveaway benar-benar promo gratis yang tidak menghasilkan apapun? Jawabannya tidak. Sebab, kamu mendapatkan followers yang lebih banyak bahkan nilainya bisa dibilang bakal lebih besar dari pada hadiah giveaway itu sendiri.

Itu dia beberapa cara ampuh untuk mengatasi stok barang tidak laku. Jika kamu memiliki masalah dengan pengelolaan gudang, mulai gunakan software akuntansi yang bisa kamu pakai secara gratis. Mau tau caranya, klik tombol yang tertera di bawah ini atau tulis komentar di kolom bawah.

Daniel Nugraha