Masyarakat di Indonesia itu sangat kreatif. Saking kreatifnya, mereka dapat mengubah fungsi sebuah benda yang tidak layak pakai menjadi bernilai tinggi. Kotoran sapi bisa dijadikan pupuk kompos, besi bekas dapat dibuat mahakarya bernilai seni tinggi bahkan buku usang pun dapat disulap menjadi pajangan yang menarik. Namun, ada satu masalah umum yang hampir dirasakan semua pelaku UMKM, yakni kesulitan mendapatkan pinjaman modal usaha.

Para pelaku UMKM selalu menjadi kaum minoritas dalam mendapatkan modal. Bagaimana tidak, pihak bank tidak berani memberikan mereka pinjaman modal usaha dengan alasan beragam, salah satunya adalah penghasilan yang mereka peroleh tidaklah tetap (bankable). Padahal, banyak sekali usaha mereka yang memiliki potensi besar untuk sukses apabila dikembangkan ke taraf yang lebih jauh, ekspor ke luar negeri menjadi opsi yang paling ambisius.

Penolakan akses kredit dari bank tersebut  memunculkan tanda tanya besar. Bagaimana bisnis UMKM di Indonesia maju seperti di Amerika Serikat atau Jepang apabila tidak didukung oleh lembaga yang berpihak terhadap mereka? Sejatinya, Pemerintah telah membuat terobosan dengan membuat program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Akan tetapi, fasilitas tersebut masih belum bisa dirasakan semua pelaku usaha karena sebagian dari mereka masih ada yang belum bersinggungan dengan bank.

Bunga kecil dan syarat yang mudah, membuat KUR sempat menjadi primadona pada awalnya. Namun, KUR ternyata masih berurusan dengan pihak bank sebagai bagian dari penyalurnya. Lantas, bagaimana cara Pemerintah Indonesia dapat merangkul pelaku UMKM yang masih menggunakan metode konvensional atau pembayaran secara tunai tanpa melibatkan akses perbankan?

Pinjaman Modal Usaha? Gunakan Program Pembiayaan Ultra Mikro

Program Ultra Mikro - Kemenkeu.go.id
Program Ultra Mikro – Kemenkeu.go.id

Keluh kesah dari para pelaku UMKM yang ingin mendapatkan pinjaman modal usaha mudah akhirnya terjawab. Pemerintah mengeluarkan sebuah program baru yang dikenal sebagai Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Dengan adanya UMi, Anda bisa mendapatkan kredit agunan berkisar dari 1 juta hingga 10 juta rupiah tanpa harus repot-repot mengurus ke bank.

Program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) dibuat pemerintah untuk menjangkau seluruh pelaku UMKM di Indonesia. Oleh karena itu, penyaluran dana tersebut dipercayakan kepada Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), semisal PT. Pegadaian, PT. Bahana Artha Ventura dan PT. Permodalan Nasional Madani. Jika Anda ingin mendaftar menjadi salah satu anggota permodalan ini, ada beberapa syarat yang harus dilakukan terlebih dahulu.

Pertama, Anda harus membuktikan jika berasal dari Indonesia dengan membawa Kartu Tanda Penduduk yang memiliki NIK aktif. Kedua, Anda juga harus terdaftar sebagai anggota dari Program Pembiayaan Ultra Mikro. Terakhir, Anda tidak boleh terlibat kreditur dengan lembaga lainnya karena hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan finansial bisnis Anda.

Antusiasme Besar Pelaku UMKM

Pelaku Usaha - Gesuri.id
Pelaku Usaha – Gesuri.id

Berbeda dengan KUR yang masih menggunakan bank sebagai perantara, Program Kredit Ultra Mikro dikelola oleh LKBB yang memang menyasar kepada para pelaku UMKM kelas bawah, semisal tukang ayam, tukang jahit dll. Hal tersebut sangat dimaklumi lantaran cara peminjaman yang lebih mudah dan tidak memerlukan formulir serumit KUR atau jenis peminjaman lainnya.

Karena kemudahan itulah, Program UMi telah memiliki lebih dari 380 ribu debitur dengan nilai total mencapai 1 triliun per Mei 2018 lalu. Uniknya, dari seluruh pelaku UMKM yang terdaftar, 91% pesertanya merupakan perempuan sedangkan sisanya 9% adalah pria. Dengan kata lain, saat ini, pengusaha wanita lebih mendominasi dibandingkan para pria.

Peran Aktif Pemerintah Membantu UMKM di Indonesia

Peran Pemerintah
Peran Pemerintah

Program Pembiayaan Ultra Mikro ini telah memasuki tahun kedua. Semenjak diluncurkan tahun lalu, pelaku UMKM di Indonesia dikabarkan langsung melonjak drastis. Kementerian Koperasi mencatat sudah ada sekitar 8,3 juta usaha dan 30% diantaranya bahkan telah masuk ke daring (online). Pertumbuhan ini juga sejalan dengan semakin besarnya kreditur yang dikeluarkan pemerintah.

Tercatat, Kementerian Koperasi menambahkan suntikan dana mencapai 1 triliun untuk program UMi di 2018 ini. Dengan kata lain, program ini mendapatkan biaya yang awalnya 1,5 triliun menjadi 2,5 triliun. Bukan tidak mungkin, di tahun depan, Kemenkop kembali harus menambah anggaran agar seluruh pelaku UMKM mendapatkan manfaat yang merata.

Program UMi terbilang sangat menguntungkan mereka. Peminjaman dana mencapai 10 juta rupiah serta bunga yang hanya berkisar 2-4% membuat para pelaku UMKM dapat melakukan ekspansi besar yang berakibat kepada profit yang semakin meningkat. Semakin banyak usaha yang berkembang, semakin banyak juga lahan pekerjaan baru yang dilahirkan para pebisnis lokal.