Bagi kamu yang bekerja dalam industri manufaktur, retail, atau logistik pasti sudah familiar dengan istilah stok. Memastikan stok barang ada ketika dibutuhkan, baik untuk proses produksi maupun penjualan merupakan hal penting untuk menghindari gangguan operasional.
Manajemen pengelolaan stok ini krusial untuk diketahui lebih lanjut. Karena, jika stok berlebihan atau kurang, maka perusahaan bisa mengalami kerugian baik dari sisi finansial maupun operasional.
Stok berlebihan menyebabkan pemborosan biaya penyimpanan, risiko barang usang, dan modal yang tertahan. Sementara itu, stok yang terlalu sedikit bisa menghambat proses produksi, menurunkan kepuasan pelanggan, dan berujung pada kehilangan penjualan.
Maka dari itu, hindari berbagai masalah stok dengan mempelajari artikel mengenai stok berikut. Yuk, simak selengkapnya!
Apa Itu Stok?
Melansir dari BBC, stok adalah berbagai barang yang disimpan oleh bisnis untuk digunakan dalam produksi atau penjualan.
Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan stok sebagai persediaan barang yang diperdagangkan.
Lebih lanjut menurut Eddy Herjanto (2008) dalam buku Manajemen Operasi Edisi ke-3 menyatakan bahwa stok adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu.
Dari ketiga definisi stok di atas kita bisa ketahui bahwa stok adalah persediaan barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual atau digunakan dalam proses produksi dan penjualan.
Stok barang tersebut bisa berupa barang bahan baku, barang setengah jadi, atau barang yang siap dijual. Masing-masing memiliki nilai ekonomi penting dalam rantai pasok dan harus dikelola sesuai kebutuhan produksi dan permintaan pasar.
Oleh sebab itu, setiap perusahan perlu memiliki manajemen stok yang baik. Manfaat utamanya adalah agar memastikan ketersediaan barang tidak berlebih atau kurang, mengurangi risiko pemborosan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Baca Juga: Rekomendasi Aplikasi Stok Barang Sederhana untuk Bisnis Retail
Jenis-Jenis Stok
Secara umum, jenis-jenis stok dalam bisnis dibedakan berdasarkan fungsi dan posisi barang dalam proses bisnis. Berikut adalah jenis-jenisnya:
1. Stok Bahan Baku (Raw Materials)
Stok jenis ini adalah bahan dasar yang belum mengalami proses produksi dan akan digunakan untuk membuat produk akhir.
Bahan baku ini bisa berupa sumber daya alam, bahan sintetis, atau komponen rakitan tergantung pada jenis produk yang dibuat oleh perusahaan.
Contoh stok bahan baku:
- Kain dan benang dalam industri tekstil
- Tepung, telur, dan gula dalam industri makanan
- Baja untuk industri otomotif
- Biji kopi untuk pabrik kopi
2. Stok Barang Dalam Proses (Work-In-Progress/WIP)
Stok barang dalam proses adalah persediaan barang yang sedang dalam tahap produksi, namun belum selesai sepenuhnya menjadi barang jadi.
Barang ini sudah melewati proses awal, tetapi masih membutuhkan beberapa tahap produksi lagi sebelum dijual.
Contoh stok barang dalam proses:
- Mobil yang sudah dipasang kerangka dan mesin tapi belum dicat atau dipasang interiornya
- Adonan roti yang sudah dicetak namun belum dipanggang
- Komponen elektronik seperti motherboard yang sudah dipasang chip, tapi belum dirakit ke casing komputer
- Kain yang sudah dipotong sesuai pola, tapi belum dijahit
3. Stok Barang Jadi (Finished Goods)
Stok barang jadi adalah persediaan produk yang telah selesai melalui proses produksi dan siap untuk dijual kepada konsumen atau didistribusikan ke pasar.
Barang ini tidak memerlukan proses tambahan dan hanya menunggu untuk dipasarkan. Barang jadi biasanya disimpan di gudang distribusi, pusat logistik, atau toko, tergantung sistem penjualan perusahaan.
Contoh stok barang jadi:
- Baju yang sudah dijahit, disetrika, diberi label, dan dikemas
- Botol minuman yang sudah ditutup rapat dan diberi label merek
- Mobil yang sudah dirakit penuh, diuji kelayakan, dan siap dikirim ke dealer
- Smartphone yang telah melewati berbagai jenis tes kualitas
4. Stok Barang Konsumsi atau Pendukung (Maintenance, Repair, and Operations/MRO)
Stok barang konsumsi atau pendukung adalah jenis stok yang tidak langsung digunakan dalam produksi jadi atau dijual ke konsumen, tetapi sangat penting untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan.
Contoh stok barang konsumsi atau pendukung:
- Pelumas, oli, dan grease untuk mesin produksi
- Alat kebersihan seperti sapu, pel, dan cairan disinfektan
- Alat tulis kantor seperti kertas, tinta printer, dan pulpen
- Perlengkapan keselamatan kerja seperti helm, sarung tangan, dan masker
5. Stok Pengaman (Safety Stock)
Stok pengaman adalah persediaan cadangan yang disimpan untuk mengantisipasi ketidakpastian dalam permintaan atau keterlambatan pasokan. Tujuan dari adanya stok ini adalah untuk menghindari kehabisan stok yang bisa mengganggu produksi atau penjualan.
Contoh stok pengaman:
- Sebuah toko elektronik biasanya menjual 50 unit ponsel per minggu, tetapi menyimpan safety stock sebanyak 20 unit untuk berjaga-jaga jika tiba-tiba permintaan naik jadi 70 unit atau pasokan dari distributor terlambat.
6. Stok Musiman (Seasonal Stock)
Stok musiman adalah persediaan barang yang disiapkan khusus untuk menghadapi lonjakan permintaan pada waktu-waktu tertentu dalam setahun.
Biasanya, stok ini dikumpulkan sebelum musim atau momen spesifik tiba, kemudian dijual dalam periode singkat sesuai tren atau kebutuhan musiman.
Contoh stok musiman:
- Stok pakaian trendy yang disiapkan menjelang Hari Raya Idul Fitri
- Alat sekolah dan seragam yang disiapkan sebelum tahun ajaran baru
- Dekorasi dan pernak-pernik 17 Agustus untuk merayakan hari kemerdekaan
- Minuman dingin dan kipas angin menjelang musim panas
7. Stok Spekulatif
Stok spekulatif adalah persediaan yang dibeli dan disimpan dalam jumlah lebih banyak dari biasanya dengan tujuan mengantisipasi perubahan kondisi pasar di masa depan, seperti kenaikan harga, kelangkaan barang, atau permintaan mendadak.
Contoh stok spekulatif:
- Perusahaan elektronik membeli chip prosesor dalam jumlah besar karena ada informasi akan terjadi kelangkaan chip global
- Pabrik bahan bangunan menyetok semen dan baja karena pemerintah akan menaikkan harga bahan konstruksi
- Distributor minyak goreng menimbun stok sebelum momen hari raya karena biasanya harga naik tajam
Baca Juga: 6 Tips Mendapatkan Aplikasi Stok Barang Untuk Kemudahan Bisnis Anda
Metode Pengelolaan Stok
Ada sejumlah metode pengelolaan yang umum digunakan, yaitu:
Metode | Cara kerja | Cocok untuk |
FIFO (First In, First Out) | Barang yang masuk pertama akan keluar/dijual terlebih dahulu. | Makanan, minuman, dan makanan dengan masa kadaluarsa. |
LIFO (Last In, First Out) | Barang terakhir yang masuk akan dijual atau dipakai terlebih dahulu. | Bahan baku dengan harga fluktuatif dan memiliki daya tahan tinggi. |
FEFO (First Expired, First Out) | Barang yang paling dekat dengan tanggal kadaluarsa dikeluarkan duluan. | Krim wajah, lipstik, susu kotak, vitamin, serum, dan barang yang memiliki umur simpan terbatas lainnya. |
Just In Time | Barang hanya dipesan dan tiba saat benar-benar dibutuhkan dalam proses produksi dan penjualan. | Perusahaan yang memiliki produksi stabil, permintaan relatif serta dapat diprediksi, dan rantai pasok yang andal, seperti: restoran cepat saji dalam memilih makanan segar dan pabrik mobil memesan komponen sesuai jadwal perakitan. |
Perbedaan Stok dan Inventory
Satu hal penting yang perlu kamu ketahui, bahwa stok berbeda dengan inventory. Stok merujuk pada barang yang disimpan untuk dijual atau digunakan dalam waktu dekat, biasanya berupa produk jadi atau bahan mentah.
Sementara itu, inventory memiliki cakupan lebih luas. Inventory mencakup semua jenis barang yang dimiliki perusahaan, baik untuk dijual, diproses, disimpan, maupun untuk keperluan operasional.
Bagaimana Mengelola Stok dengan Benar?
Mengelola stok dengan benar artinya memastikan ketersediaan barang selalu cukup, tidak berlebihan, dan tidak kekurangan, dengan biaya serendah mungkin.
Berikut adalah langkah-langkah untuk mengelola stok yang benar.
1. Pastikan Memiliki Tempat Penyimpanan yang Memadai
Tempat penyimpanan harus dirancang agar barang tersusun rapi, aman, dan mudah diakses. Gudang yang memadai juga perlu mempertimbangkan suhu, kelembapan, ventilasi, dan pencahayaan sesuai kebutuhan barang.
2. Catat Semua Barang Masuk dan Keluar Secara Rinci Dalam Pembukuan Stok Barang
Pencatatan harus mencakup jumlah, jenis, tanggal masuk/keluar, dan keterangan asal/tujuan barang. Ini bisa dilakukan secara manual di buku besar atau secara digital menggunakan spreadsheet atau software.
3. Tentukan Titik Pemesanan Ulang
Setiap perusahaan memiliki titik pemesanan ulang masing-masing. Maksudnya, ketika jumlah stok menyentuh batas minimum stok, maka pemesanan ulang harus segera dilakukan agar tidak kehabisan barang.
Rumus dari menentukan titik pemesanan ulang adalah:
Reorder Point = Rata-rata konsumsi harian x Lead time (waktu tunggu pengiriman)
4. Stock Opname Secara Berkala
Stock opname adalah kegiatan pencocokan antara catatan stok dan jumlah fisik di gudang. Lakukan secara harian, mingguan, bulanan, atau tahunan tergantung volume dan nilai barang.
5. Gunakan Software Manajemen Stok
Software manajemen stok membantu dalam otomatisasi pencatatan, pemantauan pergerakan barang, hingga pembuatan laporan.
Software manajemen stok juga biasanya memiliki fitur real-time tracking, alert pemesanan ulang, dan integrasi dengan penjualan/pembelian, software ini mempermudah kontrol dan efisiensi.
Beberapa software manajemen stok seperti: Odoo, Accurate, hingga SAP.
7. Lakukan Pengelompokan Stok
Pengelompokan stok yang benar membantu dalam pengambilan keputusan, seperti kapan harus restok, barang mana yang perlu diprioritaskan, hingga menentukan strategi penyimpanan.
Gunakan label, warna, atau barcode untuk menandai kategori barang, lalu dokumentasikan pengelompokan ini dalam sistem inventori agar data selalu konsisten.
8. Rutin Evaluasi Sistem Stok
Rutin evaluasi sistem stok adalah langkah penting untuk memastikan bahwa seluruh proses pengelolaan stok masih efektif, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Kamu bisa lakukan evaluasi secara bulanan untuk bisnis skala kecil-menengah, dan mingguan atau harian untuk bisnis dengan volume tinggi atau produk cepat rusak.
Cara melakukan evaluasi sistem stok bisa mulai dari membandingkan data sistem dengan stok fisik, kemudian tinjau frekuensi kehabisan dan penumpukan stok, hingga mengidentifikasi stok mati.
Kesimpulannya, pengelolaan stok yang baik bukan hanya tentang menyimpan barang, tetapi juga tentang bagaimana bisnis dapat mengoptimalkan operasional, menghindari kerugian, dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
Setelah memahami jenis-jenis stok, metode pengelolaannya, perbedaan stok dan inventori, hingga cara pengelolaan stok yang benar, kini kamu mengetahui bagaimana pengelolaan stok bekerja begitu juga dengan menjalankan manajemen stok yang ada.
Baca Juga: 30 Aplikasi Stok Barang Untuk Web atau Android
Nah, untuk membentuk manajemen stok yang efektif, diperlukan otomatisasi dan integrasi data yang terhubung langsung dengan sistem keuangan dan pelaporan. Inilah kenapa Paper.id menghadirkan otomatisasi proses keuangan yang terintegrasi dengan sistem ERP.
Paper.id Enterprise Solution menghadirkan otomatisasi invoicing berbasis AI yang terintegrasi dengan ERP melalui satu dashboard. Teknologi ini akan menyederhanakan invoicing dan pelaporan keuangan Anda menjadi lebih efektif.
Untuk selengkapnya, kunjungi Paper.id Enterprise Solution sekarang juga!
- 5 Contoh Kwitansi Jual Beli Tanah, Serta Rekomendasi Aplikasinya! - April 24, 2025
- Open Source ERP: Pengertian, Cara Kerja, dan Rekomendasi Software - April 24, 2025
- Akomodasi dalam Bisnis: Pengertian, Aspek, dan Tantangannya - April 24, 2025