Proses pengadaan yang lambat dan tidak efisien bisa menghambat kinerja bisnis. Di tahun 2025, software procurement hadir sebagai solusi penting untuk mempercepat dan menyederhanakan pengelolaan pembelian barang atau jasa. Dengan sistem pengadaan digital, perusahaan dapat mengelola permintaan, persetujuan, dan vendor secara terintegrasi.

Berbagai solusi e-procurement dan aplikasi procurement kini tersedia dengan fitur yang lebih cerdas dan fleksibel. Mulai dari otomasi workflow hingga analisis pengeluaran real-time.

Artikel ini merangkum 10 rekomendasi software terbaik untuk membantu perusahaan memilih platform yang tepat sesuai kebutuhan dan skala operasional.

Kriteria Pemilihan Software Procurement yang Tepat

Setiap perusahaan punya kebutuhan pengadaan yang berbeda. Agar investasi pada software procurement benar-benar efektif, penting untuk memahami apa saja fitur dan kemampuan yang harus dimiliki.

Berikut beberapa kriteria utama yang bisa dijadikan acuan sebelum memilih platform yang tepat.

1. Skalabilitas dan fleksibilitas

Setiap perusahaan memiliki proses pengadaan yang berbeda. Karena itu, software procurement harus fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Baik untuk skala kecil, menengah, maupun enterprise.

Aplikasi procurement yang skalabel memudahkan penambahan modul, pengguna, atau lokasi baru tanpa gangguan. Solusi yang fleksibel juga memungkinkan perusahaan mengatur alur kerja, approval, dan struktur anggaran sesuai struktur perusahaan.

2. Fitur utama yang dibutuhkan

Fitur adalah hal paling krusial dalam memilih software procurement. Tanpa fungsi yang lengkap, sistem ini justru bisa memperlambat alur kerja. Pastikan platform pilihan memiliki fitur inti seperti e-procurement, permintaan pembelian (purchase request), workflow approval, dan integrasi dokumen pembelian.

Kemampuan manajemen vendor juga penting, terutama untuk perusahaan yang bekerja dengan banyak supplier. Sistem harus memungkinkan pengelolaan kontrak, kinerja vendor, serta histori transaksi dalam satu dashboard.

Cari juga fitur yang mendukung otomatisasi proses pengadaan. Contohnya seperti notifikasi real-time, pelacakan pesanan, pengingat jatuh tempo, dan approval multi-level. Dengan begitu, proses jadi lebih cepat, transparan, dan minim kesalahan manual.

2. Kemudahan integrasi

Kemampuan integrasi adalah salah satu faktor penentu dalam memilih software procurement. Sistem pengadaan yang baik harus mampu terhubung dengan aplikasi lain yang digunakan perusahaan, seperti ERP, sistem akuntansi, HRIS, atau platform manajemen keuangan.

Tanpa integrasi, tim procurement akan kesulitan menyelaraskan data antara permintaan pembelian, alokasi anggaran, dan proses pembayaran.

Hal ini dapat menyebabkan duplikasi data, kesalahan input, hingga keterlambatan proses.

Pilih solusi yang mendukung integrasi ERP otomatis atau memiliki API terbuka untuk memudahkan koneksi antar sistem. Dengan sinkronisasi data procurement yang baik, informasi seperti vendor, PO, dan invoice dapat mengalir dengan lancar antar departemen.

3. Harga dan model lisensi

Setiap perusahaan memiliki alokasi anggaran yang berbeda. Karena itu, penting memilih software procurement yang menawarkan skema harga fleksibel dan transparan. Biaya yang dikeluarkan harus sebanding dengan manfaat dan efisiensi yang diperoleh.

Sebagian besar vendor kini menggunakan model lisensi SaaS (Software as a Service) berbasis cloud, dengan sistem langganan bulanan atau tahunan.

Model ini cocok untuk perusahaan yang ingin fleksibilitas dalam skala penggunaan dan dukungan pembaruan otomatis.

Di sisi lain, ada juga vendor yang menawarkan model on-premise, di mana sistem di-instal di server internal perusahaan. Pilihan ini biasanya disertai biaya implementasi awal yang lebih besar, tapi tanpa biaya langganan rutin.

Selain harga lisensi, pertimbangkan juga biaya implementasi sistem e-procurement, pelatihan pengguna, serta dukungan teknis pasca-pasang.

Beberapa vendor mungkin membebankan biaya tambahan untuk fitur khusus, modul tambahan, atau integrasi dengan sistem lain seperti ERP dan keuangan.

4. Dukungan dan layanan after sales

Setelah sistem berjalan, dukungan teknis jadi hal yang sangat penting. Jangan hanya melihat fitur, tapi juga perhatikan bagaimana vendor membantu setelah implementasi.

Software procurement yang baik harus didukung layanan after sales yang jelas. Termasuk bantuan teknis, pembaruan sistem, dan dokumentasi pengguna.

Perusahaan juga butuh pelatihan pengguna di awal. Ini penting agar tim bisa menjalankan sistem dengan lancar sejak hari pertama.

Pilih vendor yang menyediakan dukungan teknis software procurement secara aktif. Idealnya, ada tim support lokal atau yang bisa dihubungi sesuai jam kerja perusahaan.

Layanan after sales yang baik akan memastikan sistem tetap optimal. Perusahaan jadi lebih siap menghadapi perubahan tanpa hambatan teknis.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Aplikasi HRD Terbaik di Indonesia Tahun 2025

Rekomendasi Software Procurement Terbaik di 2025

Untuk membantu menentukan pilihan, berikut daftar 10 rekomendasi aplikasi procurement terbaik di 2025.

Setiap sistem dipilih berdasarkan fitur, skalabilitas, kemudahan integrasi, dan dukungan vendor. Cocok untuk berbagai skala bisnis, dari startup hingga perusahaan multinasional.

1. SAP S/4HANA Cloud

SAP S/4HANA adalah solusi ERP generasi terbaru dari SAP, yang mendukung proses procurement secara menyeluruh. Sistem ini cocok untuk perusahaan dengan kebutuhan pengadaan yang kompleks dan terintegrasi.

Sebagai platform e-procurement enterprise, SAP S/4HANA menawarkan fitur lengkap. Mulai dari permintaan pembelian, manajemen supplier, hingga kontrol anggaran dan pelaporan otomatis.

SAP procurement terintegrasi langsung dengan modul lain seperti keuangan, inventori, dan produksi. Ini membuat proses pengadaan menjadi lebih efisien dan transparan di seluruh lini bisnis.

Fitur utama SAP S/4HANA sourcing and procurement

  • Central Procurement Hub

Mengelola seluruh proses pengadaan dari berbagai entitas bisnis dalam satu sistem pusat.

Manfaat: Kontrol pengadaan lebih terpusat, efisiensi koordinasi, dan visibilitas menyeluruh.

  • Supplier Master Data Management

Menyimpan dan mengelola data supplier secara terstruktur dan real-time.

Manfaat: Data vendor selalu akurat, mudah dipantau, dan siap untuk analisis kinerja.

  • Operational Procurement

Menyederhanakan permintaan, pemesanan, dan pengiriman barang.

Manfaat: Proses pengadaan lebih cepat, minim manual input, dan otomatisasi approval.

  • Procurement Analytics (Embedded Analytics)

Menyediakan laporan pengadaan dan kinerja supplier secara real-time.

Manfaat: Keputusan lebih cepat, berbasis data, dan mudah dipantau lewat dashboard.

  • Contract Management

Mengelola siklus hidup kontrak pengadaan secara digital.

Manfaat: Mencegah kontrak kedaluwarsa, mengurangi risiko, dan meningkatkan kepatuhan.

  • SAP Fiori Apps for Procurement

Antarmuka modern dan responsif untuk pengguna dari berbagai peran.

Manfaat: Akses mudah, adopsi cepat, dan pengalaman pengguna yang lebih baik.

Kelebihan SAP S/4HANA Procurement

  • Integrasi end-to-end dengan modul keuangan, logistik, dan produksi
  • Embedded Analytics untuk analisis pengeluaran dan kinerja supplier secara realtime
  • Otomatisasi proses pengadaan mulai dari PR, PO hingga approval
  • Antarmuka modern berbasis SAP Fiori, responsif dan mudah digunakan
  • Pengadaan terpusat melalui Central Procurement Hub
  • Manajemen kontrak dan supplier yang terintegrasi penuh

Kekurangan SAP S/4HANA Procurement

  • Butuh pelatihan awal untuk memaksimalkan semua fiturnya

Tertarik mengimplementasikan SAP S/4HANA Procurement? Weefer sebagai partner resmi SAP, menawarkan implementasi cepat hanya dalam 3–6 bulan. Hubungi tim Weefer sekarang untuk mulai transformasi digital pengadaan di perusahaan.

Baca Juga: Apa Itu Loyalty Program? Fungsi, Jenis, Contoh, Aplikasi

2. Oracle Procurement Cloud

Oracle Procurement Cloud adalah bagian dari Oracle Cloud Suite. Software procurement ini berbasis cloud dan dirancang untuk perusahaan menengah hingga besar. Fungsinya membantu mempercepat proses pengadaan barang dan jasa.

Platform ini juga meningkatkan efisiensi rantai pasok. Selain itu, dapat memperkuat kerja sama dengan vendor melalui sistem terpusat.

Fitur utamanya mencakup e-procurement, manajemen vendor, otomatisasi sourcing, dan pengelolaan kontrak. Semua fitur ini terintegrasi penuh dengan sistem ERP Oracle.

Software ini cocok untuk perusahaan yang mencari solusi procurement digital dengan kapabilitas tinggi dan jangkauan luas.

Kelebihan:

  • Integrasi penuh dengan ekosistem Oracle ERP
  • Fitur analitik untuk pengambilan keputusan
  • Akses mudah karena berbasis cloud
  • Proses otomatis untuk permintaan pembelian dan manajemen vendor

Kelemahan:

  • Biaya cukup tinggi untuk implementasi dan lisensi
  • Tidak ramah untuk UKM atau bisnis kecil
  • Kustomisasi butuh bantuan tim IT atau konsultan

3. Coupa Procurement

Coupa Procurement adalah software procurement berbasis cloud yang fokus pada efisiensi dan penghematan biaya. Platform ini membantu perusahaan dalam mengelola pembelian barang dan jasa secara lebih transparan.

Coupa menawarkan sistem yang mudah digunakan dengan antarmuka yang intuitif. Proses pengadaan bisa dilakukan dengan cepat dan terkontrol.

Fitur utamanya mencakup purchase order management, spend analysis, hingga supplier collaboration. Semua proses procurement bisa dipantau secara real time.

Software ini juga mendukung integrasi dengan berbagai sistem ERP, termasuk SAP dan Oracle.

Kelebihan:

  • Tampilan user-friendly dan mudah dipelajari
  • Fitur real-time tracking untuk proses pembelian
  • Mendukung integrasi lintas sistem ERP
  • Fokus pada penghematan dan visibilitas pengeluaran

Kelemahan:

  • Fitur lanjutan hanya tersedia di versi enterprise
  • Biaya berlangganan cukup tinggi untuk bisnis kecil
  • Beberapa pengguna melaporkan kendala pada modul reporting

4. Jaggaer One

Jaggaer One adalah software procurement berbasis cloud yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengadaan di berbagai industri. Platform ini menawarkan solusi end-to-end dari sourcing hingga pembayaran.

Jaggaer fokus pada visibilitas pengeluaran dan kepatuhan terhadap kebijakan pengadaan. Sistemnya dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan organisasi.

Fitur utama mencakup supplier management, spend analytics, e-sourcing, dan contract management. Semua fitur terintegrasi dalam satu platform yang mudah diakses.

Kelebihan:

  • Cocok untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan
  • Fitur lengkap untuk pengadaan strategis dan operasional
  • Mendukung compliance dan audit procurement
  • Tersedia dashboard analitik untuk pelacakan pengeluaran

Kelemahan:

  • Antarmuka kurang modern dibanding pesaing
  • Proses setup dan implementasi bisa memakan waktu

5. Zycus

Zycus adalah software procurement berbasis AI yang membantu perusahaan mempercepat proses pengadaan dan meningkatkan efisiensi operasional. Platform ini cocok untuk bisnis yang ingin mengotomatiskan proses pembelian secara end-to-end.

Software ini menawarkan fitur seperti e-procurement, supplier management, spend analysis, dan contract management. Teknologinya didukung kecerdasan buatan untuk menganalisis data dan memberikan insight pengadaan secara real time.

Kelebihan:

  • Didukung teknologi AI untuk otomatisasi dan analisis
  • Proses procurement terintegrasi dalam satu platform
  • Dukungan integrasi dengan banyak sistem ERP
  • Cocok untuk perusahaan yang ingin data-driven procurement

Kelemahan:

  • Antarmuka pengguna kurang intuitif untuk pemula
  • Proses konfigurasi awal cukup kompleks

Baca Juga: 5 Vendor ERP Terbaik untuk Perusahaan Indonesia di 2025

6. Ivalua

Ivalua adalah software procurement berbasis cloud yang dirancang untuk meningkatkan kontrol dan kolaborasi dalam proses pengadaan. Platform ini digunakan oleh berbagai perusahaan besar di sektor otomotif, keuangan, dan kesehatan.

Ivalua menawarkan solusi lengkap untuk source-to-pay, mulai dari sourcing, pengelolaan vendor, hingga pembayaran. Sistem ini juga mendukung visibilitas data pengeluaran secara menyeluruh.

Keunggulan Ivalua adalah fleksibilitas tinggi dalam kustomisasi tanpa perlu banyak coding. Selain itu, software ini mudah diintegrasikan dengan ERP dan sistem bisnis lainnya.

Kelebihan:

  • Platform lengkap dari sourcing hingga pembayaran
  • Mudah dikustomisasi sesuai kebutuhan perusahaan
  • Mendukung kolaborasi internal dan eksternal
  • Visibilitas penuh atas pengeluaran dan vendor

Kelemahan:

  • Kurva belajar cukup curam bagi pengguna baru
  • Biaya implementasi dan kustomisasi bisa tinggi
  • Beberapa pengguna melaporkan performa lambat di modul tertentu

7. Procurify

Procurify adalah software procurement berbasis cloud yang dirancang untuk menyederhanakan proses pembelian dalam perusahaan. Platform ini cocok untuk bisnis menengah yang ingin meningkatkan kontrol atas pengeluaran.

Dengan Procurify, tim dapat membuat permintaan pembelian, menyetujui pengeluaran, dan melacak pesanan secara real time. Semua proses dilakukan dalam satu sistem terpusat.

Fitur utamanya meliputi purchase requisition, budget tracking, dan vendor management. Procurify juga menyediakan aplikasi mobile untuk kemudahan akses di lapangan.

Kelebihan:

  • Antarmuka modern dan mudah digunakan
  • Mendukung pengajuan dan persetujuan pembelian secara real time
  • Fitur budget tracking untuk mencegah overspending
  • Tersedia aplikasi mobile yang responsif

Kelemahan:

  • Fitur terbatas untuk perusahaan besar dengan kebutuhan kompleks
  • Integrasi ERP masih terbatas dibanding software kelas enterprise
  • Beberapa laporan masih perlu diekspor secara manual

8. Precoro

Precoro adalah software procurement berbasis cloud yang dirancang khusus untuk membantu bisnis kecil dan menengah dalam mengelola proses pengadaan. Platform ini menekankan kesederhanaan, transparansi, dan efisiensi.

Precoro memungkinkan pengguna membuat permintaan pembelian, menyetujui pesanan, mengelola vendor, dan memantau anggaran dalam satu sistem. Semua proses dibuat otomatis dan bebas dari dokumen manual.

Fitur utamanya meliputi purchase order automation, budget control, dan approval workflows yang bisa dikustomisasi.

Kelebihan:

  • Cepat diimplementasikan dan mudah digunakan
  • Fitur lengkap untuk kebutuhan UKM dan bisnis berkembang
  • Mendukung integrasi dengan sistem akuntansi seperti QuickBooks dan Xero
  • Harga terjangkau untuk skala bisnis kecil

Kelemahan:

  • Tidak cocok untuk perusahaan besar dengan proses pengadaan kompleks
  • Fitur analitik masih terbatas
  • Beberapa integrasi ERP tingkat lanjut belum tersedia

9. Kissflow Procurement Cloud

Kissflow Procurement Cloud adalah software procurement berbasis cloud yang fokus pada otomasi alur kerja dan kemudahan penggunaan. Platform ini cocok untuk bisnis yang ingin digitalisasi proses pengadaan tanpa sistem yang rumit.

Kissflow memungkinkan tim mengelola purchase requisition, persetujuan, pengadaan, dan pembayaran dalam satu platform. Prosesnya bisa disesuaikan tanpa perlu kemampuan teknis tinggi.

Fitur utamanya mencakup workflow automation, vendor management, dan pelacakan pembelian secara real time.

Kelebihan:

  • Alur kerja pengadaan mudah dikustomisasi
  • Tampilan antarmuka bersih dan user-friendly
  • Proses digitalisasi bisa dimulai dengan cepat
  • Mendukung pelacakan dan persetujuan berbasis cloud

Kelemahan:

  • Kurang ideal untuk perusahaan dengan kebutuhan sourcing kompleks
  • Fitur sourcing dan analitik terbatas
  • Integrasi ERP masih dalam pengembangan untuk beberapa sistem

10. Tradogram

Tradogram adalah software procurement berbasis cloud yang dirancang untuk menyederhanakan proses pembelian, pengelolaan vendor, dan pengendalian anggaran. Platform ini sangat cocok untuk UKM yang membutuhkan solusi efisien dan terjangkau.

Dengan Tradogram, pengguna dapat membuat permintaan pembelian, menyetujui order, dan melacak pengeluaran dalam satu sistem. Platform ini juga menyediakan modul untuk kontrak dan manajemen pemasok.

Fitur-fitur utamanya meliputi purchase order management, budget tracking, dan supplier collaboration.

Kelebihan:

  • Mudah digunakan, bahkan oleh tim non-teknis
  • Harga bersaing, ideal untuk UKM dan startup
  • Tersedia fitur inti seperti PO, vendor, dan kontrak
  • Bisa digunakan untuk multi-user dengan kontrol akses

Kelemahan:

  • Tidak cocok untuk perusahaan besar dengan proses kompleks
  • Beberapa fitur lanjutan memerlukan upgrade paket
  • Tampilan UI kurang modern dibanding kompetitor kelas atas

Baca Juga: Apa itu SAP HANA? Ini Arti dan Bedanya dengan SAP S/4HANA

Memilih software procurement yang tepat sangat penting untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan pengendalian biaya dalam proses pengadaan. Sepuluh solusi yang kami ulas di atas, mulai dari SAP S/4HANA hingga Tradogram, menawarkan berbagai fitur yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis, mulai dari skala kecil hingga perusahaan global.

Setiap platform memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Bagi perusahaan besar dengan proses pengadaan kompleks, solusi seperti SAP S/4HANA bisa menjadi pilihan. Sementara untuk UKM, Precoro dan Procurify menawarkan kemudahan dan harga yang lebih terjangkau.

Gunakan daftar rekomendasi ini sebagai referensi untuk menemukan aplikasi procurement terbaik yang sesuai dengan strategi dan kebutuhan operasional bisnismu di tahun 2025.

*Artikel ini hasil kerja sama antara Paper.id dan Weefer

SEO Content Writer at Paper.id
SEO Content Writer dengan pengalaman lebih dari 3 tahun sebagai SEO Marketing dan Content Writer di berbagai industri, termasuk OTT (Over The Top), media online, teknologi, dan pusat pelatihan.
Muhamad Dika Wahyudi