Mengelola keuangan bukan sekadar mencatat pemasukan dan pengeluaran saja. Salah satu kunci agar bisnis tetap sehat adalah memastikan perusahaan punya kemampuan yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan cara menghitung rasio likuiditas.
Rasio likuiditas membantu kamu mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar utang atau kewajiban lancar dengan aset yang dimiliki, sehingga kamu bisa mengantisipasi risiko keuangan hingga menjaga kepercayaan mitra.
Agar makin paham, berikut pembahasan secara lengkap mengenai apa itu rasio likuiditas, manfaatnya untuk bisnis, jenis-jenisnya, hingga rumus dan cara menghitungnya secara praktis!
Apa Itu Rasio Likuiditas?
Rasio likuiditas adalah indikator yang digunakan untuk menilai kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki.
Secara sederhana, rasio ini membantu menunjukkan seberapa siap perusahaan membayar utang atau kewajiban yang segera jatuh tempo, tanpa harus menjual aset tetap atau mencari sumber pendanaan tambahan.
Semakin tinggi rasio likuiditas, semakin baik kondisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek, karena artinya perusahaan memiliki aset yang cukup untuk menutup utang yang harus dibayarkan.
Rasio ini juga menggambarkan tingkat kehati-hatian perusahaan dalam mengelola kas dan aset lancarnya, sehingga bisa menjaga kelancaran arus kas serta meningkatkan kepercayaan dari mitra, investor, maupun kreditor.
Dengan rasio likuiditas yang sehat, perusahaan juga bisa lebih tenang dalam merencanakan ekspansi atau strategi bisnis lainnya tanpa khawatir terbebani masalah keuangan mendesak.
Nah, agar bisa menghitung rasio likuiditas secara tepat, kamu tentu butuh data keuangan yang rapi, detail, dan selalu update. Maka dari itu, kamu perlu menggunakan solusi digital seperti Paper.id.
Melalui fitur akuntansi Paper.id, semua transaksi keuangan bisnismu tercatat secara otomatis. Laporan keuangan pun bisa diakses kapan saja secara real-time, sehingga memudahkanmu untuk memantau rasio likuiditas dan kondisi keuangan keseluruhan tanpa repot mencatat manual.
Yuk, kelola keuangan bisnismu lebih mudah, cepat, dan efisien bersama Paper.id!
Baca Juga: 4 Jenis Rasio Likuiditas Beserta Contoh Cara Menghitungnya
Manfaat Analisis Rasio Likuiditas bagi Perusahaan
Bagi pemilik usaha yang mampu memahami dan menganalisis rasio likuiditas, ada banyak manfaat penting yang bisa didapatkan, di antaranya:
1. Memprediksi kebutuhan dana darurat
Dengan menganalisis rasio likuiditas, pengusaha bisa lebih siap menghadapi kebutuhan mendadak, misalnya untuk pembayaran utang mendesak atau biaya operasional tak terduga, sehingga bisnis tetap berjalan lancar tanpa mengganggu aktivitas utama.
2. Meningkatkan kepercayaan pihak eksternal
Rasio likuiditas yang sehat memudahkan perusahaan dalam melayani nasabah atau pelanggan, terutama bagi bisnis yang berkaitan dengan penarikan dana (seperti perbankan atau lembaga keuangan). Pelanggan merasa lebih aman karena tahu perusahaan memiliki cadangan dana yang cukup.
3. Mempermudah akses pendanaan atau kerja sama
Rasio likuiditas sering menjadi salah satu indikator utama yang dilihat oleh calon investor atau mitra bisnis. Nilai rasio yang baik menunjukkan perusahaan mampu menjaga kesehatan keuangan, sehingga meningkatkan peluang mendapat pendanaan atau proyek kerja sama yang strategis.
4. Mengoptimalkan manajemen utang dan aset
Dengan memahami rasio ini, perusahaan bisa lebih bijak dalam menyusun strategi pengelolaan aset dan utang. Hasil analisis membantu perusahaan melakukan efisiensi biaya (cost saving) serta menekan pengeluaran yang tidak perlu (cost reduction), yang pada akhirnya memperkuat fondasi keuangan dan meningkatkan daya saing bisnis.
Baca Juga: Jurnal Umum Akuntansi: Fungsi, Elemen, Cara Buat, dan Contohnya
Jenis, Rumus, dan Cara Menghitung Rasio Likuiditas
Secara umum, terdapat tiga jenis rasio likuiditas yang paling sering digunakan perusahaan untuk menilai kemampuan finansialnya. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Current ratio (rasio lancar)
Current ratio atau rasio lancar merupakan rasio likuiditas yang paling dasar dan sering dijadikan acuan awal.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban jangka pendeknya (utang yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun) dengan menggunakan total aset lancar yang dimiliki, seperti kas, piutang usaha, serta persediaan barang.
Informasi mengenai aset lancar dan kewajiban lancar ini bisa ditemukan pada laporan neraca perusahaan. Rasio ini dihitung dengan cara membagi total aset lancar dengan total kewajiban lancar.
Rumus Current Ratio:
Current Ratio = Aset Lancar / Kewajiban Lancar
Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Quick ratio (rasio cepat)
Quick ratio, atau sering disebut acid-test ratio, digunakan untuk menilai seberapa cepat perusahaan bisa melunasi utang lancar dengan aset yang paling likuid (aset cepat). Aset cepat adalah aset yang bisa segera diuangkan dalam waktu singkat, biasanya dalam 90 hari, seperti kas, piutang, dan surat berharga.
Rasio ini lebih ketat dibanding current ratio karena tidak memasukkan persediaan barang dan biaya dibayar di muka, yang biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk dikonversi menjadi kas.
Rumus Quick Ratio:
Quick Ratio = (Kas + Piutang + Surat Berharga) / Kewajiban Lancar
atau
Quick Ratio = (Aset Lancar − Persediaan − Biaya Dibayar di Muka) / Kewajiban Lancar
Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk segera melunasi utang tanpa harus menjual persediaan.
3. Cash ratio (rasio kas)
Cash ratio adalah rasio yang menghitung seberapa besar kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancarnya hanya dengan kas atau setara kas (cash equivalents).
Rasio ini memberikan gambaran yang paling konservatif karena hanya mempertimbangkan dana likuid sepenuhnya, seperti uang tunai di kas, rekening bank, serta surat berharga jangka pendek yang mudah dicairkan.
Rumus Cash Ratio:
Cash Ratio = (Kas + Surat Berharga) / Kewajiban Lancar
Rasio ini membantu perusahaan menilai seberapa aman posisi kas mereka jika tiba-tiba harus melunasi semua utang jangka pendek.
Baca Juga: Contoh Jurnal Akuntansi Keuangan, Serta Cara Mudah Membuatnya!
Demikian penjelasan mengenai rasio likuiditas secara lengkap. Dengan memahaminya, perusahaan akan dapat gambaran kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi berbagai kewajiban jangka pendek.
Dengan rasio likuiditas yang sehat, perusahaan bisa menjaga kepercayaan mitra, menjaga kelancaran arus kas, hingga lebih leluasa dalam merancang ekspansi tanpa khawatir tertekan beban utang mendadak.
Namun, semua strategi ini tentu memerlukan pondasi data keuangan yang rapi, akurat, dan selalu update.
Selain menyediakan fitur akuntansi sederhana, sebagai platform invoicing dan pembayaran antar bisnis jugai, Paper.id membantu mempermudah pencatatan, mempercepat alur pembayaran, hingga mendukung transparansi keuangan.
Dengan pengelolaan yang tepat dan didukung teknologi yang mumpuni, menjaga rasio likuiditas sehat bukan lagi sekadar target, tapi bisa menjadi kebiasaan yang memperkuat fondasi bisnis kamu untuk tumbuh berkelanjutan.
Maka dari itu, yuk gunakan Paper.id sekarang dan rasakan kemudahan mengelola keuangan perusahaan lebih efisien dan praktis!
- Rasio Likuiditas Adalah: Manfaat, Jenis, Rumus, & Cara Menghitungnya - Juli 10, 2025
- Rekomendasi Software WMS: Solusi Maksimalkan Manajemen Gudang - Juli 10, 2025
- Sistem Transaksi: Pengertian, Jenis, dan Contohnya dalam Bisnis - Juli 10, 2025