Dalam kegiatan operasional perusahaan, istilah prive adalah saldo atau dana yang diambil oleh pemilik dari perusahaan untuk keperluan pribadi. Ini bukan pengeluaran operasional bisnis, tetapi pengambilan dana pribadi yang harus dicatat dalam akuntansi agar tidak mencampuri laporan keuangan resmi.

Dengan kata lain prive dilakukan secara transparan sehingga seluruh pemangku kepentingan, dari direksi, investor, dan pemegang saham, mengetahui jumlah dana yang diambil, serta digunakan untuk apa. 

Jika kamu adalah seorang pemilik bisnis baru, maka penting untuk mengenal istilah ini. Yuk, simak pemaparan selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Prive?

Prive adalah tindakan pengambilan dana atau aset dari perusahaan oleh pemiliknya untuk keperluan pribadi. Biasanya pengambilan ini sudah disetujui melalui persetujuan dewan komisaris dan dicatat di akun tersendiri dalam laporan keuangan.

Seperti yang telah dijelaskan, di Indonesia, pengaturan prive diatur sedemikian rupa agar transparan dan akuntabel, mengutip OCBC.

Secara sederhana, prive bukanlah beban perusahaan, melainkan pengembalian modal atau penarikan investor. Maka, pencatatan yang jelas penting untuk menjaga akurasi laporan keuangan.

Pencatatan prive yang baik juga memudahkan audit internal dan eksternal.

Jadi, jangan anggap prive sebagai pengeluaran biasa, anggaplah sebagai pengembalian modal yang harus diperlakukan secara profesional dalam pembukuan perusahaan. 

Nah, untuk memastikan seluruh transaksi tercatat dengan baik, maka, yuk manfaatkan berbagai fitur operasional dari Paper.id

Nikmati kemudahan pembuatan invoice digital, pencatatan pembayaran, hingga pengingat tagihan, dalam satu platform.

Tertarik? Saatnya transformasi operasional bisnis dan wujudkan pertumbuhan bersama Paper.id sekarang!

Baca Juga: 3 Jenis Aset dalam Bisnis yang Belum Diketahui Banyak Pengusaha

Contoh Prive

Beberapa contoh prive yang umum terjadi dalam bisnis, melansir Fyle, antara lain:

1. Pengambilan tunai pribadi

Pemilik mengambil uang kas perusahaan untuk kebutuhan pribadi seperti biaya rumah tangga atau perjalanan.

2. Penggunaan aset perusahaan

Misalnya menggunakan kendaraan milik perusahaan untuk penggunaan keluarga tanpa penggantian biaya.

3. Pembayaran pribadi lewat rekening perusahaan

Menggunakan rekening bank dan kartu perusahaan untuk membayar tagihan pribadi, seperti kartu kredit atau belanja pribadi.

4. Pembayaran gaji pribadi tidak resmi

Memberi gaji kepada anggota keluarga yang tidak tercatat formal di perusahaan, namun diambil sebagai prive.

Kunci dari pencatatan contoh-contoh prive ini adalah mencatatnya secara rapi di akun “Prive” pada buku besar agar terpisah dari aktivitas operasional perusahaan.

Baca Juga: Aset vs Liabilitas, Mana yang Lebih Penting untuk Bisnis?

Pentingnya Prive untuk Bisnis

Mengetahui dan mencatat prive dengan tepat punya beberapa manfaat penting, dilansir dari Remote Leverage, yaitu:

a. Transparansi keuangan

Akuntansi yang rapi memastikan bahwa pengeluaran pribadi tidak tercampur dengan biaya operasional, sehingga laporan keuangan tetap akurat. Meski begitu, dana prive tetap harus dicantumkan atau dibuat bagian khusus dalam laporan.

b. Pengembalian modal dari pemilik

Prive adalah representasi pengembalian modal, bukan biaya usaha. Ini membantu menjaga integritas modal perusahaan. Misalnya, pemilik bisnis tentunya yang menyediakan modal awal, prive dapat dicatat sebagai bentuk penarikan modal.

c. Mengevaluasi kesehatan keuangan

Terlalu sering mengambil prive bisa berdampak pada likuiditas bisnis. Dengan mencatatnya, pemilik bisa lebih bijaksana dalam mengelola pengambilan dana.

d. Mudah memantau risiko dari penarikan

Saat perusahaan membutuhkan dana tambahan, pemantauan akun prive memudahkan melihat seberapa banyak dana telah ditarik pemilik dari bisnis.

Prive adalah konsep penting dalam akuntansi, mewakili pengambilan dana pribadi oleh pemilik usaha dari aset atau kas perusahaan.

Dengan mencatat prive secara teliti dan benar, perusahaan menjaga integritas laporan keuangan, memudahkan pemantauan kesehatan bisnis, dan memastikan pengambilan dana tidak membahayakan operasional usaha.

Content Writer dengan 4 tahun pengalaman menangani konten beragam topik di berbagai industri baik B2C dan B2B, termasuk bisnis, ekonomi, keuangan, dan sebagainya. Saat ini menulis di Paper.id untuk memperkaya wawasan pemilik bisnis dan memajukan industri B2B seluruh Indonesia.
Nadiyah Rahmalia