Biasanya karyawan menerima gaji pokok yang jumlahnya tetap setiap bulan. Tapi, lain cerita untuk tim sales. Mereka adalah ujung tombak perusahaan dalam mengejar target penjualan, sehingga selain gaji pokok, ada “bonus tambahan” berupa insentif yang bisa mereka dapatkan.
Sering dengar cerita gaji sales bisa berkali lipat dari gaji pokok gara-gara insentif? Apakah benar semenggiurkan itu? Yuk, kita kupas bagaimana cara menghitung insentif sales biar lebih paham!
Apa Itu Insentif Sales?
Insentif penjualan (sales incentive) adalah bonus atau hadiah yang diberikan kepada tim sales sebagai bentuk apresiasi atas capaian target. Tujuannya jelas: memotivasi agar mereka bisa perform lebih maksimal dan membantu perusahaan meningkatkan omzet.
Bentuk insentif ini bisa macam-macam:
- Komisi dari hasil penjualan
- Bonus ketika mencapai atau melampaui target
- Hadiah khusus karena berhasil mempertahankan kepuasan pelanggan
Dengan adanya insentif, tim sales terdorong untuk bekerja lebih optimal, dan perusahaan pun diuntungkan dengan peningkatan penjualan.
Baca Juga: 10 Aplikasi Absensi Karyawan Terbaik untuk Perusahaan
Model Insentif Sales yang Umum Dipakai
Tidak ada satu rumus yang berlaku untuk semua perusahaan. Setiap bisnis bisa menggunakan pendekatan berbeda sesuai dengan karakteristik produknya. Berikut beberapa model insentif yang paling sering dipakai:
1. Insentif berbasis komisi
Sales akan mendapatkan persentase tertentu dari nilai penjualan yang mereka hasilkan.
Contoh:
Jika komisi ditetapkan 8% dan seorang sales berhasil menjual produk senilai Rp 12.000.000 dalam sebulan, maka komisinya adalah:
Rp 12.000.000 x 8% = Rp 960.000
Jika di bulan berikutnya penjualannya Rp 6.000.000, komisi yang ia terima adalah:
Rp 6.000.000 x 8% = Rp 480.000
Di aplikasi HRIS online seperti Gadjian, perhitungan komisi seperti ini bisa dilakukan otomatis tanpa ribet.

2. Insentif berdasarkan target penjualan
Pada skema ini, perusahaan menetapkan target penjualan. Sales hanya akan mendapat bonus jika mencapai atau melampaui target tersebut.
Contoh:
Target penjualan bulanan = Rp 15.000.000
Bonus insentif = Rp 1.500.000
Jika penjualan seorang sales hanya Rp 8.000.000, bonus tidak diberikan. Tapi kalau tembus Rp 15.000.000 atau lebih, ia berhak atas insentif Rp 1.500.000.
Untuk membantu mencapai target, aplikasi CRM online seperti Hadirr bisa dipakai untuk memantau aktivitas tim sales di lapangan agar peluang closing tidak terlewat.

3. Insentif berdasarkan kepuasan pelanggan
Sales juga bisa mendapatkan bonus dari hasil survei kepuasan pelanggan. Semakin tinggi skor yang didapatkan, semakin besar peluang menerima bonus.
5 Langkah Menghitung Insentif Sales
Agar lebih sistematis, berikut panduan umum yang bisa dipakai:
1. Tetapkan kebijakan insentif
Apakah insentif dihitung bulanan, mingguan, atau setelah proyek selesai? Semua tergantung strategi perusahaan.
2. Pilih Pendekatan Perhitungan
Bisa berdasarkan omzet, laba bersih, margin, atau kombinasi semuanya.
3. Tentukan dasar perhitungan
Rumus dasar biasanya:
Total Insentif = (Persentase Komisi) x (Total Dasar Penjualan)
4. Gunakan persentase variabel (jika produk beragam)
Kalau tiap produk punya komisi berbeda, hitung masing-masing dulu lalu jumlahkan.
Contoh:
- Produk A: Penjualan Rp 18.000.000, komisi 3% = Rp 540.000
- Produk B: Penjualan Rp 25.000.000, komisi 5% = Rp 1.250.000
Total Komisi = Rp 540.000 + Rp 1.250.000 = Rp 1.790.000
5. Terapkan skema berjenjang (tiered)
Jika target sudah terlewati, persentase komisi bisa naik.
Misalnya, komisi normal 4%, tapi kalau penjualan di atas Rp 20.000.000, naik jadi 7%.
Baca Juga: 5 Aplikasi KPI Karyawan Terbaik untuk Penilaian Kinerja
Contoh Skema Insentif Sales
Berikut ilustrasi di perusahaan fiktif PT. Nusantara Karya Mandiri:
1. Komisi per penjualan
Dita menjual produk senilai Rp 25.000.000 per bulan. Komisi 9%.
Insentif = Rp 25.000.000 x 9% = Rp 2.250.000
2. Bonus berdasarkan laba bersih
Laba bersih bulanan perusahaan = Rp 40.000.000
Persentase insentif = 4%
Insentif = Rp 40.000.000 x 4% = Rp 1.600.000
3. Pembagian insentif tim
Total insentif tim: Rp 36.000.000
- Kepala divisi: 25% → Rp 9.000.000
- Anggota tim (10% per orang): 10% → Rp 3.600.000 per orang
Baca Juga: 5 Alat Tes Psikologi Terbaik dalam Proses Rekrutmen
Daripada repot hitung manual, sekarang sudah ada cara praktis! Gunakan aplikasi HRIS Gadjian untuk menghitung insentif dan gaji sales secara otomatis, jadi kamu tidak perlu pusing bikin rumus sendiri.
Untuk memantau aktivitas tim sales di lapangan supaya target lebih gampang tercapai, dukung juga dengan aplikasi monitoring sales Hadirr yang terintegrasi dengan Gadjian.
Dengan kombinasi dua tools ini, manajemen penjualan jadi lebih rapi, performa tim terpantau, dan perhitungan insentif beres tanpa drama.
*Artikel ini hasil kerja sama Hadirr dan Paper.id
- Biaya Overhead Adalah: Pengertian, Jenis, Rumus dan Cara Perhitungannya - Agustus 1, 2025
- 4 Cara Mencari Supplier Tangan Pertama dan Terpercaya untuk Bisnis - Agustus 1, 2025
- Impor Adalah: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya untuk Bisnis - Agustus 1, 2025