Sebelum menyuntikkan dana investasi, investor punya checklist untuk menilai kesehatan keuangan sebuah perusahaan, yakni laba bersih, pendapatan, dan arus kas. Namun, ada satu metrik lain yang tak kalah penting, yaitu EBITDA. EBITDA adalah indikator yang digunakan untuk menganalisis dan membandingkan profitabilitas antar perusahaan dan industri yang berbeda.
Simak penjelasan berikut untuk memahami apa itu EBITDA, seberapa penting, dan cara menghitungnya!
Apa Itu EBITDA?
EBITDA adalah singkatan dari Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization, atau dalam Bahasa Indonesia berarti Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi. EBITDA, mengutip Windes, mengukur kinerja keuangan keseluruhan suatu perusahaan dan sering digunakan sebagai alternatif metrik lain seperti laba bersih, pendapatan, atau penghasilan.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai arti EBITDA dan bagaimana angka ini digunakan, pahami terlebih dahulu empat komponen utamanya:
- Interest (Bunga): Biaya bisnis yang timbul akibat suku bunga, termasuk bunga pinjaman dari bank atau pihak ketiga.
- Taxes (Pajak): Mencakup pajak penghasilan yang dikenakan oleh pemerintah pusat maupun daerah.
- Depreciation (Depresiasi): Biaya non-tunai yang mencerminkan penurunan nilai aset tetap perusahaan seiring waktu.
- Amortization (Amortisasi): Biaya non-tunai lainnya yang terkait dengan aset tidak berwujud. Amortisasi adalah proses pengurangan nilai aset secara bertahap dari waktu ke waktu.
EBITDA berfokus pada hasil keuangan dari keputusan operasional, dengan cara menghilangkan pengaruh dari keputusan manajemen non-operasional seperti beban pajak, bunga, dan aset tidak berwujud yang signifikan.
Seluruh variabel dalam perhitungan EBITDA ini dapat ditemukan dalam laporan laba rugi atau neraca keuangan perusahaan. Sebagian besar ditampilkan sebagai informasi terpisah. Seperti operating income (pendapatan operasional) yang bisa dihitung dengan mengurangkan biaya operasional dari gross income (pendapatan kotor).
Sebagai hasilnya, EBITDA mencerminkan profitabilitas operasional suatu bisnis, yang dapat dibandingkan oleh pemilik, investor, dan pemangku kepentingan dengan perusahaan lainnya.
Baca Juga: Laporan Keuangan Bulanan: Pengertian & Contoh Lengkapnya
Manfaat EBITDA dalam Bisnis
1. Analisis dan proyeksi arus kas perusahaan
EBITDA adalah acuan awal yang umum digunakan untuk membuat proyeksi cash flow. Hal ini karena EBITDA menghilangkan pengaruh dari keputusan keuangan seperti struktur utang dan faktor non-tunai, sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas tentang profitabilitas operasional perusahaan.
2. Indikator perbandingan nilai perusahaan
EBITDA adalah titik referensi yang sering digunakan untuk membandingkan perusahaan dalam industri yang sama. Kemampuan EBITDA dalam menstandarkan pendapatan membuat penilaian relatif antarperusahaan menjadi lebih mudah.
3. Mengukur kinerja operasional secara menyeluruh
EBITDA adalah metrik yang memberikan informasi atau insight tentang kinerja operasional suatu perusahaan, terlepas dari struktur modal atau kewajiban pajaknya.
4. Menyederhanakan perhitungan laba
Bagi banyak pihak, EBITDA adalah gambaran sederhana dari potensi laba perusahaan tanpa gangguan dari keputusan keuangan perusahaan. Ini menjadikannya metrik andalan untuk penilaian cepat dan perbandingan antarperusahaan.
Rumus Perhitungan EBITDA dan Contoh Penerapan
Merangkum Squareup, ada dua rumus untuk menghitung EBITDA. Berikut penjelasan dan contohnya:
1. Rumus EBITDA berdasarkan laba bersih
Rumus:
Laba Bersih + Pajak + Beban Bunga + Depresiasi + Amortisasi = EBITDA
Contoh:
Data keuangan keuangan perusahaan B adalah:
- Laba Bersih (Net Income): Rp500 juta
- Pajak (Taxes): Rp100 juta
- Beban Bunga (Interest Expenses): Rp50 juta
- Depresiasi: Rp80 juta
- Amortisasi: Rp20 juta
EBITDA = 500 + 100 + 50 + 80 + 20 = Rp750 juta.
2. Rumus EBITDA berdasarkan laba operasional
Rumus:
Laba Operasional + Depresiasi + Amortisasi = EBITDA
Contoh:
Data keuangan perusahaan C adalah:
- Laba Operasional (Operating Income): Rp600 juta
- Depresiasi: Rp80 juta
- Amortisasi: Rp20 juta
EBITDA = 600 + 80 + 20 = Rp700 juta
Kedua metode ini valid, dan pilihan penggunaannya biasanya tergantung pada ketersediaan data dalam laporan keuangan perusahaan.
Baca Juga: 5 Aplikasi Laporan Keuangan yang Mudah Digunakan
Dapat disimpulkan bahwa EBITDA bisa menjadi cara sederhana untuk menentukan valuasi, kondisi keuangan, dan operasional perusahaan. Untuk mewujudkan operasional bisnis yang efektif dan menguntungkan, kamu harus melakukan transformasi digital dengan aplikasi Paper.id!
Manfaatkan tools pembuatan ribuan invoice digital, pencatatan transaksi, integrasi sistem penerimaan pembayaran, hingga pembayaran otomatis. Saatnya transformasi operasional bisnis melakukan ragam solusi digital dari Paper.id, gratis dan praktis!
- Audit Bisnis: Definisi, Jenis-Jenis, Manfaat, dan Cara Melakukannya - Mei 21, 2025
- EBITDA: Kepanjangan, Manfaat, dan Rumus Perhitungannya - Mei 21, 2025
- Sales: Definisi, Fungsi, dan Contoh Peran dalam Bisnis - Mei 21, 2025