Dalam proses perencanaan sebuah proyek, ada beberapa metrik yang harus diprediksi, seperti net present value (NPV), payback period, hingga return on investment (ROI). Metrik tersebut valid dan masih sering digunakan, tapi untuk membuatnya lebih sederhana, banyak perusahaan yang menggunakan angka rasio Cost Benefit Analysis (CBA).

Formula pengukuran ini lebih sederhana untuk menganalisis kelayakan proyek. Prosesnya hanya membandingkan dua metrik, yakni modal dan hasil. Dengan tujuan yang sama seperti metrik-metrik lain, yakni memastikan proyek dapat menghasilkan keuntungan bagi bisnis.

Makanya, pelajari selengkapnya tentang cost benefit analysis di bawah ini.

Arti Cost Benefit Analysis

Cost benefit analysis adalah proses membandingkan perkiraan biaya dan manfaat dari suatu keputusan atau proyek untuk menilai kelayakannya. Dengan menjumlahkan potensi keuntungan yang diharapkan dari suatu proyek dan mengurangkan biaya yang terkait, perusahaan dapat menentukan apakah keputusan tersebut layak dijalankan. 

Jika manfaatnya lebih besar dari biayanya, maka proyek tersebut umumnya dianggap menguntungkan bagi bisnis dan disetujui, dikutip dari Investopedia. Begitu juga sebaliknya, apabila perbandingan menunjukkan biaya akan lebih besar, maka proyek akan ditolak. 

Analisis ini mencakup metrik keuangan yang terukur, seperti pendapatan yang dihasilkan atau biaya yang dapat dihemat dari pelaksanaan suatu proyek. Selain itu, analisis ini juga dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya tidak berwujud seperti semangat atau motivasi kerja karyawan dan kepuasan pelanggan.

Bahkan, cost benefit pun dapat digunakan untuk analisis yang lebih kompleks, mencakup analisis sensitivitas, diskonto arus kas, dan skenario what-if untuk berbagai pilihan yang tersedia.

Baca Juga: Cara Menghitung Opportunity Cost dan Contoh Perhitungannya

Cara Melakukan Cost Benefit Analysis

Melansir Wall Street Prep, rumus untuk menghitung rasio cost benefit analysis adalah:

Rasio Cost Benefit Analysis = Present Value (PV) Manfaat ÷ Present Value (PV) Biaya

Perkiraan manfaat dan biaya ini juga harus memperhitungkan opportunity cost of capital (atau tingkat diskonto), yang berarti setiap arus kas harus dihitung dalam nilai sekarangnya (PV).

Jika rasio CBA lebih dari 1,0, hal ini biasanya dipandang positif oleh perusahaan karena proyek dianggap efisien secara biaya dan mampu menciptakan nilai ekonomi (manfaat finansial > biaya finansial).

Contoh Cost Benefit Analysis

Misalnya, Perusahaan Y ingin menghitung rasio cost benefit analysis untuk menilai kelayakan proyeknya 2 tahun ke depan.

Estimasi biaya proyek:

  • Tahun 0 (awal proyek): Rp200 miliar
  • Tahun 1: Rp80 miliar
  • Tahun 2: Rp40 miliar

Estimasi manfaat proyek (pendapatan):

  • Tahun 1: Rp100 miliar
  • Tahun 2: Rp160 miliar

Perusahaan Y menetapkan tingkat diskonto sebesar 2%, dengan rumus

PV = Nilai Cash Flow ÷ (1 + Discount Rate)^Tahun

Perhitungan PV biaya:

  • Tahun 0: Rp200 miliar (tanpa diskonto)
  • Tahun 1: Rp80 miliar ÷ (1 + 0.02)¹ = Rp78,4 miliar
  • Tahun 2: Rp40 miliar ÷ (1 + 0.02)² = Rp38,4 miliar

Total PV Biaya = Rp200 + Rp78,4 + Rp38,4 = Rp316,8 miliar

Perhitungan PV manfaat:

  • Tahun 1: Rp100 miliar ÷ (1 + 0.02)¹ = Rp98 miliar
  • Tahun 2: Rp160 miliar ÷ (1 + 0.02)² = Rp153,5 miliar

Total PV Manfaat = Rp98 + Rp153,5 = Rp251,5 miliar

Maka, perhitungan rasio cost benefit analysis-nya adalah:

CBA Ratio = PV Manfaat ÷ PV Biaya
CBA Ratio = Rp251,5 miliar ÷ Rp316,8 miliar ≈ 0,79

Dengan hasil rasio tersebut, maka proyek dianggap belum layak dijalankan.

Baca Juga: Level Up Bisnismu dengan Analisis Rasio Keuangan

Dapat disimpulkan bahwa cost benefit analysis bisa jadi salah satu cara buat para pemilik startup untuk menilai apakah proyek yang direncanakan bisa menghasilkan keuntungan bagi bisnisnya. Hal ini penting dalam proses evaluasi keuangan mereka.

Selain CBA, dalam mengevaluasi keuangan, hasil pencatatan keuangan pun harus akurat dan rapi. Nah, untuk mewujudkan hal tersebut, yuk pakai software akuntansi online GRATIS dari Paper.id. 

Pencatatan keuangan jadi semakin mudah karena praktis dan tersambung langsung pada sistem invoice digital. Transformasi pengelolaan finansialmu dengan solusi akuntansi online dari Paper.id!

Content Writer dengan 4 tahun pengalaman menangani konten beragam topik di berbagai industri baik B2C dan B2B, termasuk bisnis, ekonomi, keuangan, dan sebagainya. Saat ini menulis di Paper.id untuk memperkaya wawasan pemilik bisnis dan memajukan industri B2B seluruh Indonesia.
Nadiyah Rahmalia