Di balik setiap bisnis yang sukses, selalu ada cerita tentang keberanian mengambil peluang. Begitu pula dengan Robin, pendiri PT Karunia Indah Mentari, yang sejak 2019 menggeluti bisnis trading batu.
Awalnya bisnis ini berjalan seperti biasa, hingga pandemi 2020 membawa kejutan: sebuah order besar dari WIKA. Dari titik itu, perusahaan yang semula fokus pada perdagangan batu mulai bertumbuh pesat. Robin mampu membeli aset, mengoperasikan truk, hingga memiliki alat berat. Tak berhenti di situ, bisnis pun meluas ke jasa pemadatan dan pembentukan kavling.
“Mayoritas klien kami adalah developer properti, kontraktor jalan tol, atau perusahaan sejenis yang membutuhkan akses material dan jasa terkait,” tutur Robin.
Melihat Peluang di Pasar Niche
Saat menelusuri lebih jauh, Robin menyadari bisnis batu merupakan pasar yang niche, alias cukup spesifik. Banyak pemain lama mulai pensiun, membuka ruang bagi generasi baru. “Kalau saya pertahankan posisi sekarang, dalam 10–20 tahun ke depan kami bisa jadi salah satu market leader di kawasan Jabodetabek,” ujarnya penuh keyakinan.
Namun, perjalanan itu tidak mudah. Tantangan terbesar tetap sama seperti yang dihadapi banyak pengusaha lain: cashflow. Di industri ini, pembayaran 30-90 hari dianggap wajar. Bahkan ada yang sampai 120-180 hari. Kondisi itu membuat banyak pelaku usaha kesulitan menjaga likuiditas.
Baca Juga: Dari Hobi Jadi Bisnis, Liburankesini Kini Lebih Mudah Menagih Klien dengan Paper.id
Solusi: Paper.id untuk Kendali Cashflow
Robin mulai mengenal Paper.id melalui fitur Invoice Financing. Dari sana, ia merasakan bagaimana teknologi bisa membantu menjaga arus kas. Tidak lama, Paper.id meluncurkan PaperPay Out yang memungkinkan pembayaran supplier menggunakan kartu kredit.
“Saya bisa bayar supplier dengan cash, lalu kartu kredit memberi tempo 30 hari. Itu sangat membantu,” jelas Robin.
Selain itu, rekonsiliasi pembayaran kini jauh lebih sederhana. Semua bukti transaksi tersimpan rapi di Paper.id dan bisa diakses kapan pun.
Membuka Ruang Ekspansi dengan Paper Horizon Card
Transformasi terbesar terjadi ketika Robin menggunakan Paper Horizon Card. Dengan limit tambahan dan tempo yang lebih panjang, ia bisa mengerjakan lebih banyak proyek tanpa khawatir kehabisan modal kerja.
- Kartu kredit biasa: tempo hanya 30–45 hari
- Paper Horizon Card: tempo hingga 60 hari
“Paper Horizon sangat membantu cashflow perusahaan. Bahkan setelah menggunakannya, omzet kami naik hampir 2–3% dalam setahun,” ungkapnya.
Bagi Robin, Paper.id bukan sekadar alat pembayaran. Ini adalah mitra strategis untuk menjaga cashflow dan membuka peluang ekspansi.
Yuk, ikuti jejak PT KIM dalam mengoptimalkan arus kas bisnis bersama Paper mulai dari invoice financing, pembayaran supplier, hingga pendanaan fleksibel dengan kartu kredit seperti Paper Horizon Card!
Paper UNFOLD: Mengungkap Insight Bisnis Langsung dari Praktisi
PT Karunia Indah Mentari menunjukkan bahwa strategi yang tepat, keberanian mengambil keputusan, dan koneksi yang kuat bisa menjadi kunci untuk menembus tantangan bisnis.
Kabar baiknya, kamu juga bisa mendapatkan insight serupa langsung dari para pakar dan pelaku industri di Paper UNFOLD, konferensi bisnis dan keuangan yang akan digelar pada 15 Oktober 2025.
Jangan lewatkan kesempatan bertemu CEO, Founder, Director, hingga Menteri, dan bangun jaringan yang bisa membawa bisnismu ke level berikutnya.
Daftar sekarang dan sebelum kehabisan tiketnya!
- Di Balik 70% Kegagalan Transformasi Digital: Insight untuk Bisnis yang Lebih Tangguh - September 15, 2025
- Dari Legacy ke Future-Ready: Kiat Transformasi Digital Tanpa Mengorbankan Fondasi Bisnis - September 15, 2025
- Qoala: Transformasi Digital Finance yang Membuka Jalan Efisiensi di Industri Insurtech - September 15, 2025