Membeli barang di luar negeri terkadang sangat sulit karena akses dan harga yang mahal. Hal ini dipandang sebagai salah satu peluang usaha yang diambil oleh Dania Citra Devi yang membuka toko online dalam berjualan barang-barang merchandise atau mainan dari Jepang dan China.

Citra mengawalinya dengan iseng. Saat lulus SMA, ia sempat bekerja setahun. Merasa tidak cocok dengan pekerjaannya, ia memutuskan untuk resign dan memulai bisnis berjualan. Pada awalnya, ia berjualan merchandise KPOP tapi gagal. Ia akhirnya berpindah ke Cina dan Jepang dan berlanjut hingga sekarang.

Baca juga: Paper Story: Haffytech, Toko komputer terlengkap dan terpercaya di Bali

Sekarang, ia berjualan barang-barang dari website Cina seperti Taobao. Barang-barang yang ia jual macam-macam mulai dari merchandise di China dan barang-barang Jepang.

Untuk saat ini, ia mengurus semuanya sendiri. Shoppuchuu berasal dari kata Shoppu (berbelanja dalam Bahasa Jepang dan Chuu (Bunyi ciuman). Ia fokus dalam menjual aksesoris untuk wanita. Alasan kenapa ia memilih nama tersebut agar mudah diingat oleh orang-orang.

Suka dan duka selama berjualan 

Ada 3 medium untuk berjualan yakni, Shoppee, Instagram dan Facebook. Dari ketiganya, Facebook ramai diakses. Dalam mengurusnya, Ibu Citra membangun imej friendly agar dianggap sebagai seorang teman dan bukan penjual oleh pelanggannya.

Dalam berjualan, tidak fokus untuk berjualan secara offline tapi online. Ia mendapatkan barang-barang dengan membelinya langsung dari website online. Awalnya, ia sempat membeli barang-barang dari reseller selama 7 bulan dan mulai membeli barang via toko resmi.

Selama berjualan, ada banyak masalah yang dihadapi. Salah satu masalah, keterlambatan pengiriman barang, masalah bea cukai dan protes dari pelanggan. Untuk mengatasinya, Ibu Citra memberikan disclaimer bahwa barang akan diterima paling lambat 2 bulan dan jika belum diterima maka, akan dilakukan refund.

Di tahun 2017, ia sempat mengalami masalah akibat pengiriman barang. Ketidak pahaman akan sistem kargo membuatnya mencari kargo yang lain. Hal tersebut memakan waktu yang sangat lama hingga 3 bulan dan kehilangan uang cukup banyak.

Saat itu, ia sempat putus asa dan hampir berhenti dari usahanya. Namun, ia kembali bangkit dan memutuskan untuk tetap berjualan.

Rata-rata, ia menjual 10 barang setiap bulannya. Untuk pembayaran, pelanggan Shoppuchuu menggunakan sistem pembayaran di muka.

Baca juga: Paper Story: Membangun website bersama web mas agung

“Paper membuat usaha saya jauh lebih mudah”

Untuk sistem pembayaran, ia menggunakan Digital Payment dari Paper.id dan dikenalkan oleh temannya. Ia sempat melakukan uji coba akan invoice yang ada pada Paper.id. Setelah berjalan dengan lancar, ia akhirnya memutuskan untuk menggunakannya.

Digital Payment dari Paper.id membantu Ibu Citra dalam mengurus sistem pembayarannya. Ia tidak harus bergantung pada toko-toko online karena, semuanya bisa diurus sendiri. Sistem yang aman juga membuatnya tetap tenang dan terhindar dari penipuan.

Ia juga bisa dengan mudah melihat laporan kas untuk usahanya sehingga, ia bisa mengetahui jumlah keuntungan yang ia dapat.

Demikian liputan tim Paper.id dengan Ibu Dania Citra Devi, pemilik dari Shoppuchuu. Ingin usahanya diliput? Gunakan Paper.id dan buat pengelolaan keuangan bisnis Anda jadi lebih mudah. Dapatkan kesempatan emas untuk mendaftar secara gratis DISINI!

google_play_customer_io
Daniel Nugraha