Jepang tetap menjadi salah satu mitra dagang strategis Indonesia, khususnya sebagai pemasok barang modal dan teknologi industri.
Di tengah persaingan ketat dengan Tiongkok dan Amerika Serikat, impor dari Jepang menunjukkan pola yang relatif konsisten: berfokus pada mesin, kendaraan, dan material industri bernilai tinggi.
Bagi pelaku usaha, impor dari Jepang tidak sekadar mencerminkan aktivitas perdagangan, tetapi juga menggambarkan arah investasi dan kebutuhan struktural industri nasional, terutama manufaktur, otomotif, dan infrastruktur.
Selengkapnya, berikut adalah detail tentang impor dari Jepang ke Indonesia beserta potensinya di tahun mendatang.
Posisi Jepang dalam Struktur Impor Indonesia
Menurut rilis perdagangan luar negeri, Jepang menempati peringkat kedua negara asal impor nonmigas Indonesia pada 2025, setelah Tiongkok.
Mengutip data yang diberitakan media ekonomi nasional berdasarkan rilis resmi statistik, nilai impor nonmigas Indonesia dari Jepang mencapai US$6,31 miliar pada periode Januari–Mei 2025, dan meningkat menjadi US$11,01 miliar pada Januari–September 2025.
Pada periode yang sama, Jepang menyumbang sekitar 7,22% dari total impor nonmigas Indonesia, menegaskan perannya sebagai pemasok utama barang modal dan teknologi industri.
Sumber pemberitaan ini mengutip rilis resmi statistik perdagangan Indonesia dan menempatkan Jepang sebagai mitra yang stabil meski persaingan global meningkat.
Baca Juga: 5 Produk Impor Terlaris dari Singapura ke Indonesia: Peluang untuk Bisnis 2026
Tren Produk Impor Terlaris dari Jepang ke Indonesia
1. Mesin dan peralatan mekanis
Mesin dan peralatan mekanis menjadi komoditas impor terbesar dari Jepang ke Indonesia.
Mengutip rilis statistik perdagangan, kelompok ini mencakup mesin industri, mesin presisi, serta peralatan pabrik yang digunakan di sektor manufaktur, otomotif, dan infrastruktur.
Dominasi mesin dari Jepang mencerminkan kebutuhan modernisasi dan efisiensi produksi, sekaligus kepercayaan industri nasional terhadap kualitas dan presisi teknologi Jepang.
2. Kendaraan dan suku cadang otomotif
Produk kendaraan dan bagiannya juga menjadi kontributor besar impor dari Jepang.
Mengutip data perdagangan yang dirilis pemerintah dan diberitakan media nasional, impor kendaraan dari Jepang erat kaitannya dengan industri otomotif nasional, baik untuk kebutuhan produksi dalam negeri maupun perakitan.
Ketergantungan ini menunjukkan bahwa Jepang masih menjadi pemain kunci dalam rantai pasok otomotif Indonesia.
3. Besi dan baja
Selain mesin dan kendaraan, besi dan baja termasuk komoditas impor penting dari Jepang.
Produk ini digunakan sebagai material pendukung industri manufaktur dan proyek infrastruktur.
Mengutip rilis statistik perdagangan, impor besi dan baja dari Jepang dibutuhkan untuk memenuhi spesifikasi teknis tertentu yang belum sepenuhnya tersedia dari produksi domestik.
4. Peralatan elektrik dan teknologi industri
Impor peralatan elektrik dari Jepang juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
Mengutip data perdagangan yang dirilis pemerintah, kelompok barang modal, termasuk peralatan elektrik, mencatat pertumbuhan signifikan hingga dua digit secara tahunan, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan industri terhadap otomasi dan efisiensi energi.
Hal ini menegaskan peran Jepang sebagai pemasok teknologi industri bernilai tambah tinggi.
5. Logam mulia dan perhiasan
Menariknya, logam mulia dan perhiasan dari Jepang juga mencatat kenaikan signifikan.
Mengutip rilis statistik perdagangan yang diberitakan media ekonomi, nilai impor logam mulia dan perhiasan naik sekitar US$210,61 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan ini mendukung kebutuhan sektor perhiasan, elektronik presisi, serta industri berbasis material bernilai tinggi.
Jika dilihat dari komposisinya, impor dari Jepang memiliki ciri utama:
- didominasi barang modal dan teknologi industri,
- berorientasi pada kualitas, presisi, dan efisiensi jangka panjang,
- lebih relevan untuk B2B dan industri, bukan konsumsi massal.
Artinya, impor dari Jepang mencerminkan permintaan struktural industri, bukan tren musiman.
Baca Juga: Tren Impor Indonesia 2026: Apa Artinya bagi Importir dan Strategi yang Perlu Disiapkan
Peluang Bisnis Berdasarkan Tren Impor dari Jepang
Bagi pelaku usaha, tren impor dari Jepang membuka peluang bisnis seperti:
- distribusi dan trading B2B mesin serta peralatan industri,
- penyediaan suku cadang dan layanan purna jual otomotif,
- pasokan material industri dengan spesifikasi khusus,
- integrasi teknologi industri Jepang ke lini produksi lokal.
Karena kebutuhannya berulang dan jangka panjang, peluang ini cenderung lebih stabil dan terukur dari sisi risiko.
Impor dari Jepang umumnya melibatkan nilai transaksi yang besar, terutama untuk mesin dan peralatan industri. Pembayaran sering kali harus dilakukan sebelum barang menghasilkan pendapatan, sehingga arus kas menjadi tantangan utama, terutama bagi importir yang melakukan pembelian rutin.
Metode pembayaran konvensional dapat membatasi fleksibilitas likuiditas, khususnya untuk bisnis yang sedang berekspansi.
Baca Juga: Tren Produk Impor Terlaris dari China: Peluang Bisnis di Balik Kebutuhan Industri Indonesia
PaperXB, Solusi Transaksi Internasional untuk Impor dari Jepang

Dalam konteks ini, PaperXB dapat menjadi opsi relevan bagi importir yang rutin bertransaksi dengan supplier Jepang.
PaperXB memungkinkan pembayaran ke luar negeri menggunakan kartu kredit dengan kurs kompetitif dan transparan, sekaligus memberikan tempo pembayaran hingga ±45 hari.
Tempo pembayaran yang lebih panjang ini memungkinkan importir memutar barang atau mengoptimalkan arus kas sebelum dana benar-benar keluar, tanpa perlu mengubah struktur bisnis secara drastis.
Yuk, coba praktisnya PaperXB sekarang, gratis!
- 5 Produk Impor Terlaris dari Jepang ke Indonesia, Peluang dari Kebutuhan Industri Besar - Desember 29, 2025
- 5 Produk Impor Terlaris dari Singapura ke Indonesia: Peluang untuk Bisnis 2026 - Desember 29, 2025
- Tren Produk Impor dari Malaysia: 12 Komoditas Teratas dan Potensinya - Desember 29, 2025
