Jika Anda aktif melakukan impor, penting untuk tahu garis besar tren impor di akhir 2025 yang juga diproyeksikan akan tetap menguat di 2026:
| 1. Ketergantungan Indonesia pada supplier Asia terutama Tiongkok dan Jepang belum berkurang. 2. Pasar impor bukan mengecil, tetapi semakin selektif dan sensitif terhadap arus kas. 3. Dominasi bahan baku dan barang modal membuat transaksi impor bersifat rutin, bernilai besar, dan berulang. |
Maka dari itu, importir yang lebih siap menghadapi 2026 bukan hanya yang mendapatkan harga terbaik, tetapi yang mampu mengelola pembayaran lintas negara agar memberi waktu dan fleksibilitas.
Untuk membuat keputusan bisnis yang tepat, penting untuk memahami prediksi lanskap impor di Indonesia untuk tahun 2026 dan seterusnya berikut ini.
Impor Indonesia Masuk Fase Selektif, Bukan Melambat
Data perdagangan hingga akhir Kuartal III dan memasuki Kuartal IV 2025 menunjukkan bahwa impor Indonesia berada dalam fase ekspansi yang terukur.
Sepanjang Januari–September 2025, nilai impor Indonesia mencapai US$176,32 miliar, tumbuh 2,62% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh impor nonmigas yang meningkat 5,17%, menandakan bahwa kebutuhan industri menjadi motor utama.
Bagi importir, pesan utamanya jelas: kebutuhan pembayaran lintas negara akan terus ada dan berulang.
Ini bukan pasar yang mengecil, melainkan pasar yang menuntut strategi pengadaan dan pembayaran yang lebih matang.
Negara Asal Impor yang Semakin Populer ke Indonesia
1. Tiongkok (China)
Tiongkok tetap menjadi pemasok nonmigas terbesar Indonesia. Hingga Mei 2025, nilai impor nonmigas dari Tiongkok mencapai US$33,12 miliar.
Komoditas impornya didominasi mesin, peralatan elektrik, dan komponen manufaktur.
Dalam praktiknya, keunggulan Tiongkok bagi importir 2026 bukan hanya soal harga, melainkan kecepatan produksi dan fleksibilitas volume.
Di banyak kasus, metode dan kecepatan pembayaran lebih menentukan kelancaran pasokan dibanding selisih harga, sehingga ini perlu jadi perhatian untuk importir.
Baca Juga: Cara Impor Barang dari China, Cocok untuk Pebisnis Pemula!
2. Jepang
Jepang berada di posisi kedua dengan nilai impor nonmigas US$6,31 miliar (Januari–Mei 2025).
Mesin industri, kendaraan dan suku cadang, serta besi dan baja menjadi komoditas utama.
Transaksi dari Jepang umumnya bernilai besar dan spesifik, sehingga ketepatan jadwal pembayaran menjadi krusial agar pengadaan tidak mengganggu arus kas bisnis impor Anda.
Baca Juga: Cara Impor Barang Dari Jepang, Panduan Lengkap untuk Memulai Usaha
3. Amerika Serikat
Amerika Serikat masuk tiga besar pemasok nonmigas hingga Oktober 2025, dengan nilai US$7,33 miliar pada Januari–Mei 2025.
Produk industri, bahan kimia, dan teknologi manufaktur mendominasi.
Bagi importir, transaksi dari AS cenderung tidak terlalu sering, tetapi sekali bayar bernilai signifikan, sehingga menuntut perencanaan likuiditas yang cermat.
Komoditas Impor yang Diproyeksikan Menguat di 2026
1. Mesin industri dan peralatan mekanis
Impor mesin industri diperkirakan tetap menguat pada 2026 seiring berlanjutnya proyek hilirisasi, modernisasi pabrik, dan ekspansi kapasitas produksi.
Karakter transaksi bernilai besar dan siklus pembelian yang panjang membuat pembayaran di muka penuh semakin berisiko bagi arus kas.
Importir perlu memandang pembiayaan impor mesin sebagai bagian dari strategi likuiditas, bukan sekadar pengadaan aset.
2. Mesin dan perlengkapan elektrik
Permintaan terhadap perlengkapan elektrik diproyeksikan meningkat seiring otomasi, efisiensi energi, dan digitalisasi proses produksi.
Pembeliannya lebih sering dengan margin yang relatif ketat.
Tantangan importir terletak pada menjaga keseimbangan antara frekuensi pembelian dan kemampuan kas agar bisnis tetap lincah.
3. Bahan kimia industri
Bahan kimia industri akan tetap stabil dan berulang karena digunakan lintas sektor—makanan dan minuman, farmasi, plastik, hingga manufaktur berbasis proses. Pola pembelian yang rutin membuat importir perlu mengatur tempo pembayaran agar modal kerja tidak terkunci terlalu lama dan kontinuitas pasokan tetap terjaga.
4. Logam industri (besi, baja, non-ferrous)
Impor logam industri diperkirakan tetap tinggi seiring proyek infrastruktur dan pembangunan fasilitas industri. Komoditas ini sensitif terhadap fluktuasi harga global dan nilai tukar, sehingga timing pembayaran menjadi faktor penting. Fleksibilitas dalam mengatur kapan kas keluar membantu importir memitigasi risiko harga sekaligus menjaga ruang gerak keuangan.
5. Komponen otomotif
Permintaan komponen otomotif dan kendaraan industri diproyeksikan stabil, terutama untuk perakitan dan aftermarket.
Transaksinya berulang dan bernilai tidak kecil. Importir di segmen ini dituntut menjaga kelancaran pasokan tanpa membebani arus kas, terutama ketika siklus penagihan ke buyer tidak selalu sejalan dengan jadwal pembayaran ke supplier.
Strategi Pembayaran Importir 2026: Dari Tekanan Cash Flow ke Keunggulan Operasional
Melihat proyeksi komoditas 2026, benang merahnya jelas: transaksi impor semakin rutin, bernilai besar, dan sensitif terhadap arus kas.
Tantangan importir bukan lagi mendapatkan supplier, tetapi mengatur kapan uang benar-benar keluar dari kas perusahaan.
Model pembayaran konvensional seperti transfer di muka atau LC (Letter of Credit) membuat modal kerja terkunci terlalu awal, sementara barang baru menghasilkan nilai setelah diproses atau dijual.
Dalam persaingan yang semakin ketat, pendekatan ini mempersempit ruang gerak bisnis.
Di titik ini, bisnis perlu pembayaran internasional yang lebih inovatif, yang mendukung penggunaan kartu kredit sehingga bisa beli sekarang, bayar nanti, menggerakkan bisnis secara fleksibel.
PaperXB sebagai Bagian dari Strategi Importir 2026
PaperXB memungkinkan importir membayar supplier luar negeri menggunakan kartu kredit dengan tempo hingga ±45 hari, tanpa perlu negosiasi tambahan dengan supplier.
Importir dapat menerima barang, memutar stok, atau mulai menjual sebelum kas benar-benar keluar.
Manfaat strategisnya terasa nyata bagi importir dengan pembelian rutin maupun bernilai besar: arus kas lebih longgar, siklus pengadaan lebih cepat, kurs kompetitif dan transparan tanpa biaya tersembunyi, serta pencatatan transaksi otomatis yang memudahkan kontrol finansial.
Dalam konteks impor 2026 yang semakin selektif dan sensitif cash flow, PaperXB membantu menjadikan pembayaran lintas negara sebagai keunggulan operasional.
Siapkan strategi impor 2026 Anda sejak sekarang dengan PaperXB.
Registrasi gratis dan kelola pembayaran impor dengan lebih fleksibel, klik tombol berikut ini!
Tren impor Indonesia 2026 menegaskan bahwa pasar tidak mengecil, tetapi menuntut strategi yang lebih matang.
Bahan baku dan barang modal akan tetap mendominasi, dengan Tiongkok dan Jepang sebagai pemasok utama.
Bagi importir, kunci keberhasilan bukan hanya pada harga dan pasokan, melainkan pada strategi pembayaran yang memberi waktu, fleksibilitas, dan kontrol. Importir yang memandang pembayaran lintas negara sebagai bagian dari strategi bisnis akan berada di posisi lebih kuat menghadapi 2026.
- Tren Produk Impor Terlaris dari China: Peluang Bisnis di Balik Kebutuhan Industri Indonesia - Desember 22, 2025
- Tren Impor Indonesia 2026: Apa Artinya bagi Importir dan Strategi yang Perlu Disiapkan - Desember 22, 2025
- Pakai Kartu Kredit Mandiri, Diskon hingga Rp250 ribu dan Bonus GarudaMiles! - Desember 18, 2025
