Dalam kegiatan perdagangan internasional, invoice impor merupakan salah satu dokumen penting yang wajib dimiliki importir. Invoice tidak hanya berfungsi sebagai bukti transaksi, tetapi juga menjadi dasar penentuan nilai barang untuk perhitungan bea masuk dan pajak impor.

Makanya, jika kamu rutin melakukan transaksi internasional, penting untuk memahami jenis dan contoh invoice impor yang umum digunakan.

Lebih lanjut, invoice impor juga akan membantu memperlancar proses kepabeanan sekaligus menjaga transparansi keuangan.

Nah, berikut adalah penjelasan lengkap soal ragam jenis dan contoh penggunaan invoice impor untukmu.

6 Jenis dan Contoh Invoice Impor

Berikut adalah beberapa jenis dan contoh invoice yang umum digunakan dalam kegiatan impor barang:

1. Commercial invoice

Jenis invoice paling umum yang digunakan dalam perdagangan internasional, dikutip dari Online Pajak. Dokumen ini berisi informasi detail seperti nama penjual dan pembeli, deskripsi barang, jumlah, harga per unit, total harga, syarat pengiriman, serta metode pembayaran.

Contoh penggunaan invoice impor ini adalah: Sebuah perusahaan di Indonesia mengimpor bahan baku dari Tiongkok dengan nilai 50.000 Dollar Amerika Serikat. Semua detail transaksi tercantum dalam commercial invoice yang nantinya diajukan ke bea cukai untuk menghitung bea masuk.

Simak juga bentuk dan contoh commercial invoice berikut:

Sumber: Exim

2. Proforma invoice

Contoh invoice impor awal yang biasanya dikirimkan sebelum transaksi dilakukan. Dokumen ini bukan bukti pembayaran, melainkan sebagai penawaran harga resmi dari penjual kepada pembeli. Importir biasanya menggunakan proforma invoice untuk mengurus izin impor atau mengajukan pembiayaan ke bank.

Contoh penggunaan invoice impor ini adalah: Importir mesin industri meminta proforma invoice dari pemasok Jerman sebagai syarat pengajuan Letter of Credit (L/C).

Baca Juga: 5 Metode Pembayaran Ekspor dan Impor, Wajib Pebisnis Ketahui

3. Customs invoice

Invoice yang dibuat khusus sesuai permintaan otoritas kepabeanan di negara tujuan impor. Format dan detailnya biasanya lebih lengkap, termasuk rincian HS Code barang.

Contoh penggunaan invoice impor ini adalah: Untuk mengimpor produk tekstil, bea cukai di beberapa negara tujuan mewajibkan customs invoice yang menjelaskan asal bahan, HS Code, serta nilai transaksi.

4. Consular invoice

Contoh invoice impor yang harus disahkan oleh konsulat negara importir di negara asal barang. Tujuannya adalah untuk memastikan nilai barang sesuai dengan peraturan dan mencegah under-invoicing, yang termasuk pelanggaran hukum.

Contoh penggunaan invoice impor ini seperti beberapa negara di Afrika dan Timur Tengah masih mewajibkan consular invoice sebagai dokumen pelengkap impor.

paperxb banner

5. Certified invoice

Contoh invoice impor ini merupakan invoice yang sudah mendapatkan pengesahan dari pihak ketiga yang berwenang, seperti kamar dagang. Dokumen ini digunakan untuk menambah kredibilitas transaksi dan sering dipersyaratkan dalam perdagangan komoditas tertentu.

Contoh invoice impor ini dalam praktiknya adalah importir kopi di Eropa meminta certified invoice dari eksportir Indonesia untuk memastikan keaslian barang dan harga yang dibayarkan.

6. Packing invoice (packing list invoice)

Meski mirip dengan packing list, dokumen ini berbentuk invoice impor yang memuat detail isi setiap kemasan. Hal ini mempermudah pihak logistik dan bea cukai dalam pemeriksaan barang.

Contoh invoice impor ini dalam praktiknya adalah importir elektronik mencantumkan jumlah unit tiap kardus dalam packing invoice agar mudah saat pengecekan di pelabuhan.

Baca Juga: Metode Pembayaran Invoice Luar Negeri untuk Bisnis Global Kamu

Buat Invoice Praktis di Paper, Cuma 5 Menit!

Setelah menyimak tentang berbagai contoh invoice ekspor, dapat disimpulkan, jenis dan contoh invoice impor memiliki fungsi berbeda, mulai dari penawaran harga, bukti transaksi, hingga dokumen legal untuk keperluan kepabeanan. Namun, biasanya commercial invoice saja sudah cukup dan menjadi dokumen resmi para importir.

Dengan memahami contoh invoice impor, pemilik bisnis dapat menghindari kendala administrasi sekaligus memastikan kelancaran transaksi internasional.

Selain itu, untuk mempermudah proses transaksi dengan vendor luar negeri, kamu bisa gunakan PaperXB dari Paper. Pertama di Indonesia, kini kamu bisa kirim uang ke luar negeri pakai kartu kredit.

Dengan PaperXB, kamu bisa menikmati:

  • Perpanjangan tempo pembayaran hingga 30-60 hari (tergantung kartu kredit yang digunakan) untuk menjaga cash flow bisnis tetap sehat.
  • Transfer lebih cepat dibanding bank konvensional, sepenuhnya online.
  • Kurs lebih bersaing dan transparan. Semakin besar jumlah uang yang dikirim, biaya kursnya makin ringan—tanpa biaya tersembunyi!
  • Transaksi lebih aman dari mana saja lewat desktop maupun mobile, lacak transaksimu secara real-time dan langsung terdokumentasi secara otomatis.

Daftar sekarang di Paper.id dan aktifkan fitur PaperXB untuk dukung kelancaran operasional bisnismu secara global!

Content Writer dengan 4 tahun pengalaman menangani konten beragam topik di berbagai industri baik B2C dan B2B, termasuk bisnis, ekonomi, keuangan, dan sebagainya. Saat ini menulis di Paper.id untuk memperkaya wawasan pemilik bisnis dan memajukan industri B2B seluruh Indonesia.
Nadiyah Rahmalia