Ada rencana impor barang dari luar negeri tetapi masih bingung harus mulai dari mana? Kamu tidak sendirian. Banyak pelaku usaha, bahkan pemula sekalipun. Mulai melirik impor karena harga lebih kompetitif, pilihan produk lebih beragam, dan peluang keuntungan yang jauh lebih besar. Namun, tanpa memahami prosesnya, impor bisa terasa rumit dan penuh risiko.
Dengan panduan lengkap ini, kamu bisa memulai impor dengan lebih percaya diri dan meminimalkan kesalahan yang sering terjadi. Siap memulai perjalanan impor pertamamu? Yuk, simak selengkapnya!
Apa Itu Impor?
Impor adalah proses memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah Indonesia untuk tujuan konsumsi, bisnis, atau produksi. Aktivitas ini melibatkan supplier internasional, proses pengiriman, dan pemeriksaan bea cukai.
Mengimpor barang dapat membuka peluang besar bagi pelaku bisnis, seperti mendapatkan harga lebih murah, kualitas lebih baik, dan variasi produk yang tidak tersedia di pasar lokal.
Persiapan Sebelum Impor Barang dari Luar Negeri
Sebelum memulai proses impor, ada beberapa persiapan penting yang perlu dilakukan agar transaksi berjalan lancar, aman, dan sesuai regulasi. Tahap ini menjadi pondasi utama dalam memahami cara impor barang dari luar negeri, terutama bagi pemula yang baru pertama kali masuk ke dunia impor.
Menentukan Produk dan Supplier
Langkah pertama adalah memilih produk yang tepat. Tentukan barang yang ingin diimpor berdasarkan kebutuhan pasar, permintaan konsumen, atau peluang bisnis tertentu. Setelah itu, lakukan riset mendalam untuk menemukan supplier terpercaya di luar negeri.
Berikut hal yang perlu kamu pastikan:
- Membandingkan harga dari beberapa supplier.
- Mengecek ulasan dan reputasi perusahaan.
- Meminta sampel produk (jika memungkinkan).
- Memastikan supplier memiliki pengalaman ekspor ke Indonesia.
Supplier yang baik akan memberikan informasi jelas tentang kualitas produk, MOQ (minimum order quantity), metode pengiriman, hingga estimasi biaya.
Jangan Lupa Cek Legalitas Barang
Tidak semua barang bebas diimpor ke Indonesia. Beberapa produk masuk kategori restricted (dibatasi) atau bahkan prohibited (dilarang). Karena itu, pastikan barang yang kamu pilih tidak melanggar aturan.
Hal yang perlu dicek:
- Apakah barang membutuhkan izin khusus seperti BPOM, SNI, atau karantina?
- Apakah barang termasuk kategori high-risk seperti elektronik tertentu, makanan, obat, dan kosmetik?
- Apakah terdapat regulasi terbaru dari Bea Cukai terkait barang tersebut?
Memahami legalitas sejak awal membantu kamu menghindari penolakan barang atau denda di kemudian hari.
Sesuaikan Anggaran dan Perhitungan Biaya
Banyak pemula hanya fokus pada harga barang, padahal biaya impor terdiri dari beberapa komponen. Agar tidak keliru menghitung modal, kamu perlu membuat gambaran biaya yang lebih lengkap, antara lain:
- Harga barang (FOB, CIF, atau EXW)
- Ongkos kirim internasional
- Asuransi barang
- Pajak impor (bea masuk, PPN, PPh)
- Biaya handling di pelabuhan atau bandara
- Biaya jasa forwarder atau ekspedisi
Dengan menghitung seluruh komponen biaya sejak awal, kamu bisa menentukan harga jual yang realistis dan memastikan bisnis tetap menguntungkan.
Baca juga: Cara dan Biaya Impor Barang dari Thailand ke Indonesia
Metode Pembelian Barang dari Luar Negeri
Pembelian melalui Marketplace Global
Platform seperti Alibaba, AliExpress, eBay, atau Amazon memudahkan pembeli untuk menemukan produk apa pun. Metode ini cocok untuk pemula karena aman dan sederhana.
Pembelian melalui Supplier atau Pabrik
Jika kamu membutuhkan jumlah besar, langsung bernegosiasi dengan pabrik dapat memberi harga yang lebih murah dan fleksibilitas produksi.
Pembelian melalui Agen atau Perantara
Agen impor membantu mengurus negosiasi, pembayaran, hingga pengiriman. Cocok jika kamu belum familiar dengan proses impor.
Dokumen Penting dalam Proses Impor
Agar barang bisa masuk ke Indonesia tanpa hambatan, kamu wajib menyiapkan beberapa dokumen standar impor. Dokumen-dokumen ini akan menjadi acuan Bea Cukai dalam melakukan pemeriksaan.
1. Commercial Invoice
Dokumen resmi dari supplier yang berisi:
- Detail produk
- Harga per unit
- Total pembelian
- Informasi pembeli dan penjual
Invoice menjadi dasar perhitungan pajak impor.
2. Packing List
Berisi rincian barang secara fisik seperti:
- Jumlah karton
- Berat barang
- Dimensi paket
- Jenis barang
Packing List membantu petugas Bea Cukai dalam memeriksa kesesuaian fisik.
3. Bill of Lading (B/L) / Airway Bill (AWB)
Ini adalah dokumen pengangkutan yang diterbitkan oleh perusahaan ekspedisi atau kapal.
- Bill of Lading untuk pengiriman laut.
- Airway Bill untuk pengiriman udara.
Dokumen ini berfungsi sebagai bukti resmi bahwa barang sedang dikirim.
4. Dokumen Tambahan
Tergantung jenis produknya, kamu mungkin membutuhkan:
- Izin BPOM (makanan, minuman, kosmetik)
- SNI (elektronik, produk tertentu)
- Sertifikat karantina (produk hewan & tumbuhan)
- MSDS (barang kimia)
Kelengkapan dokumen sangat menentukan kelancaran impor.
Baca juga: Cara Impor Barang dari Jepang: Panduan Lengkap untuk Pemula
Proses Pengiriman Barang dari Luar Negeri
Setelah barang disiapkan oleh supplier, tahap berikutnya adalah pengiriman. Kamu bisa memilih metode pengiriman sesuai kebutuhan bisnis.
1. Pengiriman Laut (Sea Freight)
Cocok untuk barang berat dan volume besar.
Keunggulannya:
- Harga jauh lebih ekonomis
- Kapasitas besar
- Cocok untuk impor skala bisnis
Namun, waktunya lebih lama, antara 20–40 hari tergantung negara asal.
2. Pengiriman Udara (Air Freight)
Pengiriman cepat dengan estimasi 3–10 hari.
Kelebihan:
- Aman
- Waktu pengiriman lebih singkat
Biayanya lebih mahal dan lebih cocok untuk barang bernilai tinggi atau urgent.
3. Pengiriman Ekspres (DHL, FedEx, UPS)
Metode tercepat, hanya 2–7 hari.
Keuntungannya:
- Tracking real-time
- Pajak dan bea bisa langsung dihitung oleh ekspedisi
- Ideal untuk barang kecil atau sampel
Namun biaya pengiriman ekspres adalah yang paling mahal.
Tracking dan Monitoring
Setiap metode pengiriman menyediakan nomor resi yang bisa digunakan untuk memantau status barang sejak dari negara asal hingga ke Indonesia.
Proses Bea Cukai dalam Impor
Proses ini merupakan tahap wajib dalam cara impor barang dari luar negeri, karena semua barang yang masuk harus melalui verifikasi Bea Cukai.
1. Pemeriksaan Dokumen
Bea Cukai akan mengecek apakah dokumen impor lengkap dan sesuai.
Yang diperiksa meliputi:
- Invoice
- Packing list
- AWB/B/L
- Izin tambahan (jika ada)
Jika dokumen tidak lengkap, barang dapat tertahan.
2. Pemeriksaan Fisik Barang
Tidak semua barang diperiksa fisik. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan risiko barang, nilai barang, atau dokumen yang mencurigakan.
3. Penentuan HS Code
HS Code adalah kode internasional yang menentukan kategori barang.
Fungsinya:
- Menentukan tarif bea masuk
- Menentukan apakah barang membutuhkan izin khusus
Kesalahan HS Code akan menyebabkan perbedaan pajak atau bahkan penolakan barang.
4. Perhitungan Pajak Impor
Setelah HS Code ditentukan, sistem Bea Cukai menghitung:
- Bea Masuk
- PPN Impor
- PPh Impor
Baca juga: 5 Metode Pembayaran Ekspor dan Impor, Pebisnis Wajib Tahu!
Tips Agar Impor Menjadi Lebih Mudah
Agar proses impor berjalan lancar, berikut beberapa tips praktis yang sangat membantu pemula maupun pelaku usaha:
1. Gunakan Jasa Forwarder Berpengalaman
Forwarder dapat membantu:
- Mengurus pengiriman
- Menangani proses bea cukai
- Menghitung pajak
- Memastikan barang aman sampai Indonesia
Metode ini sangat cocok bagi yang ingin proses sederhana tanpa ribet.
2. Pilih Supplier yang Terpercaya
Selalu cek:
- Review
- Sertifikat perusahaan
- Riwayat transaksi
- Sampel produk
Supplier berkualitas akan meminimalkan risiko kerugian.
3. Hindari Barang yang Dilarang atau Memerlukan Banyak Izin
Sebelum belanja, cek regulasi terbaru untuk memastikan barang kamu legal diimpor.
4. Siapkan Dokumen Secara Lengkap Sejak Awal
Dokumen lengkap mempercepat pemeriksaan bea cukai dan mengurangi risiko penahanan barang.
5. Gunakan PaperXB untuk Pembayaran Supplier Luar Negeri
Salah satu tantangan impor adalah melakukan pembayaran ke supplier luar negeri, terutama jika tidak memiliki kartu kredit internasional. PaperXB dapat menjadi solusi karena:
- Memungkinkan pembayaran ke supplier luar negeri menggunakan kartu kredit.
- Cocok untuk transaksi B2B.
- Aman, cepat, dan lebih praktis dibanding metode transfer manual.
- Membantu pencatatan transaksi lebih rapi untuk kebutuhan bisnis.
PaperXB sangat membantu UMKM dan pelaku usaha yang ingin impor tetapi terkendala akses pembayaran internasional.
Baca juga: Cara Impor Barang dari China ke Indonesia, Cocok untuk Pebisnis!
Sudah Tahu Cara Impor Barang dari Luar Negeri?
Mengimpor barang dari luar negeri sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Selama kamu memahami alur, menyiapkan dokumen, memilih metode pengiriman dan pembayaran yang tepat , proses impor akan berjalan lancar.
Kartu kredit menjadi alat penting bagi pelaku usaha yang bertransaksi lintas negara seperti impor dari China. Selain memudahkan pembayaran antar mata uang, kartu kredit juga membantu menjaga arus kas bisnis tetap sehat berkat fleksibilitas waktu pembayaran dan keamanan transaksi yang lebih terjamin.

Dengan PaperXB, kamu bisa menikmati kirim uang ke luar negeri dengan kartu kredit dan berbagai benefit:
- Perpanjangan tempo pembayaran hingga 30-60 hari (tergantung kartu kredit yang digunakan) untuk menjaga cash flow bisnis tetap sehat.
- Transfer lebih cepat dibanding bank konvensional, sepenuhnya online.
- Kurs lebih bersaing dan transparan. Semakin besar jumlah uang yang dikirim, biaya kursnya makin ringan—tanpa biaya tersembunyi!
- Transaksi lebih aman dari mana saja lewat desktop maupun mobile, lacak transaksi secara real-time.
Daftar sekarang di Paper dan aktifkan fitur PaperXB untuk dukung kelancaran operasional bisnis secara global!
- Cara Impor Barang dari Luar Negeri ke Indonesia, Cocok untuk Pebisnis! - November 28, 2025
- Cara dan Biaya Impor Barang dari Thailand ke Indonesia - November 27, 2025
- Contoh Buku Kas Umum, Cocok untuk Usaha Kecil! - November 21, 2025
