Hong Kong dikenal sebagai free port yang mempermudah masuknya barang dari luar negeri. Regulasi impornya ringkas, infrastrukturnya kelas dunia, dan permintaan terhadap produk Indonesia terus meningkat.

Bagi bisnis yang ingin mulai ekspor, Hong Kong adalah salah satu pasar paling ramah pemula. Yang penting, kamu memahami alur ekspor Indonesia sesuai aturan terbaru: dari penyusunan dokumen melalui INSW, penentuan HS Code, hingga proses pengiriman yang sesuai standar internasional.

Yuk, pelajari langkah detailnya berikut ini.

Cara Ekspor Barang ke Hong Kong

1. Pahami syarat ekspornya

Untuk mengekspor barang dari Indonesia, kamu wajib memenuhi persyaratan berikut (mengacu pada ketentuan Kemendag, Bea Cukai, dan INSW 2024–2025):

a. Memiliki legalitas usaha

Bisa berupa:

  • NIB (Nomor Induk Berusaha) melalui OSS
  • NPWP
  • Data usaha yang valid untuk keperluan logistik & invoice

UMKM diperbolehkan ekspor dengan skala kecil, termasuk melalui skema export consolidation via forwarder.

b. Menggunakan HS Code yang benar

HS Code sangat penting karena menentukan kelayakan ekspor, dokumen tambahan, dan klasifikasi barang saat pemeriksaan. Penentuan kode yang salah bisa membuat barang tertahan.

c. Dokumen ekspor didaftarkan melalui INSW/CEISA

Untuk ekspor reguler, eksportir harus membuat:

  • PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
  • Dokumen pelengkap seperti invoice, packing list, dan kontrak penjualan

Proses ini dilakukan melalui INSW (Indonesia National Single Window) atau dibantu oleh forwarder yang berizin.

Catatan:

Untuk ekspor kecil (misalnya UMKM), banyak forwarder menyediakan jasa undername export yang memudahkan eksportir baru.

Baca Juga: 5 Cara Kirim Uang dari Indonesia ke China, Praktis dan Hemat Biaya!

2. Pastikan produk siap ekspor ke Hong Kong

Hong Kong menerapkan standar keamanan dan pelabelan, meskipun bea masuknya nol untuk sebagian besar kategori. Pastikan produkmu memenuhi:

  • Kualitas produksi konsisten
  • Kemasan kuat untuk pengiriman internasional
  • Informasi label jelas (komposisi, tanggal kedaluwarsa, kontak produsen)
  • Sertifikasi wajib jika diperlukan (terutama untuk F&B dan kosmetik)

Kategori yang paling laku diekspor ke Hong Kong dari Indonesia antara lain: kopi, snack premium, bumbu instan, suplemen herbal ringan, produk kecantikan, home goods, dan aksesoris fashion.

3. Cari buyer yang tepercaya

Proses menemukan buyer biasanya dilakukan melalui:

a. Marketplace B2B

Ada opsi HKTDC, Alibaba, Global Sources, dan lainnya. Saat ini, banyak buyer Hong Kong mencari produk Asia Tenggara.

b. Distributor lokal

Hong Kong punya banyak distributor yang membuka jalur masuk ke retail & e-commerce.

c. Pameran dagang

Kamu bisa menemukan buyer contohnya lewat HKTDC Trade Fair, salah satu expo terbesar di Asia.

d. Direct outreach

Email atau LinkedIn sangat efektif untuk produk niche seperti beauty, food artisan, atau lifestyle goods.

Pastikan kamu memeriksa reputasi buyer sebelum mengirim barang pertama.

4. Persiapkan dokumen ekspor ke Hong Kong

Untuk ekspor reguler, dokumen yang wajib disiapkan adalah:

  • Commercial Invoice
  • Packing List
  • PEB melalui INSW
  • Air Waybill (via udara) / Bill of Lading (via laut)
  • HS Code sesuai ketentuan Kemendag
  • Sertifikasi khusus jika diperlukan

Hong Kong tidak mewajibkan bea masuk untuk sebagian besar barang (zero import duty), kecuali kategori alkohol, tembakau, minyak mineral tertentu, dan hidrokarbon.

Untuk UMKM, forwarder biasanya membantu mengurus dokumen ekspor dan clearance di Indonesia, sehingga prosesnya lebih sederhana.

5. Pilih metode pengiriman

Hong Kong memiliki jalur logistik yang efisien dan cepat. Keduanya punya plus dan minusnya masing-masing.

a. Pengiriman udara

Metode ini cocok untuk barang bernilai tinggi, fragile, atau urgent dengan waktu tempuh 2-5 hari.

b. Pengiriman laut

Pengiriman laut lebih murah untuk volume besar. Waktu tempuhnya lebih lama, bisa mencapai 10–18 hari dari Jakarta atau Surabaya.

Untuk pengiriman kecil, kamu bisa memanfaatkan layanan LCL (Less Container Load) sehingga tidak perlu menyewa kontainer penuh.

6. Tentukan harga jual dan kalkulasi biaya lainnya.

Karena Hong Kong adalah free port, struktur biaya jadi lebih sederhana. Kamu hanya perlu menghitung:

  • biaya produksi
  • pengemasan ekspor
  • ongkos kirim (freight)
  • biaya forwarder
  • handling & administrasi
  • asuransi (jika perlu)

Diskusikan incoterms sejak awal, misalnya FOB, CIF, atau EXW, karena ini menentukan siapa yang menanggung risiko dan biaya di setiap tahap.

7. Atur kontrak penjualan

Dalam transaksi B2B internasional, pembayaran harus diatur dengan sangat jelas.

Pastikan kontrak penjualanmu mencakup:

  • mata uang pembayaran (HKD/USD),
  • termin pembayaran (DP, full payment, net terms),
  • dokumen yang memicu pelunasan,
  • mekanisme komplain,
  • syarat retur dan garansi,
  • incoterms yang disepakati.

Pengusaha pemula sering terjebak pada biaya dan ketidakjelasan kurs saat menerima pembayaran lintas negara.

8. Kirim dan tracking pengiriman

Setelah dokumen selesai dan pembayaran awal diterima, barang bisa dikirim. Pastikan kemasan kuat, label lengkap, dan seluruh dokumen disertakan. 

Tracking penting dilakukan untuk menjaga komunikasi dengan buyer dan memastikan barang diterima sesuai jadwal.

Begitu barang tiba, Hong Kong biasanya melakukan pemeriksaan cepat karena sistem clearance mereka sangat efisien.

Baca Juga: Cara Ekspor Barang ke China: Panduan Lengkap Sesuai Regulasi

PaperXB untuk Transaksi Ekspor ke Hong Kong yang Praktis

paperxb banner

Demikianlah cara ekspor barang ke Hong Kong bagi bisnis, baik UMKM maupun perusahaan besar. Dengan memahami syarat ekspor Indonesia, dokumen INSW, standar produk, pilihan pengiriman, hingga cara pembayaran internasional yang aman, proses ekspormu bisa berjalan jauh lebih lancar dan profesional.

Jika kamu ingin menyederhanakan bagian paling krusial yaitu transaksi lintas negara, PaperXB dapat membantu kamu menjalankan ekspor ke Hong Kong dengan lebih efisien.

Pertama di Indonesia, kini kamu bisa kirim uang ke luar negeri pakai kartu kredit.

Dengan PaperXB, kamu bisa menikmati:

  • Perpanjangan tempo pembayaran hingga 30-60 hari (tergantung kartu kredit yang digunakan) untuk menjaga cash flow bisnis tetap sehat.
  • Transfer lebih cepat dibanding bank konvensional, sepenuhnya online.
  • Kurs lebih bersaing dan transparan. Semakin besar jumlah uang yang dikirim, biaya kursnya makin ringan—tanpa biaya tersembunyi!
  • Transaksi lebih aman dari mana saja lewat desktop maupun mobile, lacak transaksimu secara real-time.

Daftar sekarang di Paper dan aktifkan fitur PaperXB untuk dukung kelancaran operasional bisnismu secara global!

Content Writer dengan 4 tahun pengalaman menangani konten beragam topik di berbagai industri baik B2C dan B2B, termasuk bisnis, ekonomi, keuangan, dan sebagainya. Saat ini menulis di Paper.id untuk memperkaya wawasan pemilik bisnis dan memajukan industri B2B seluruh Indonesia.
Nadiyah Rahmalia