Kemajuan dunia teknologi membawa peran besar terhadap kemajuan UMKM dan startup di Indonesia. Aplikasi teknologi di masyarakat mendorong para pelaku UMKM untuk menerapkannya sebagai langkah untuk go-digital serta membuat kinerja usaha lebih ringkas. Selain itu, startup juga banyak bermunculan dan menawarkan solusi akan beragam permasalahan yang dihadapi masyarakat melalui produk digital yang mereka buat dalam bentuk aplikasi atau website.

Perkembangan startup dan UMKM di Indonesia disinyalir akan terus berkembang. Untuk mendukung kelancarannya, pemerintah telah melakukan sejumlah upaya, salah satunya adalah lewat kemenparekraf. Salah satu bidang yang difokuskan adalah bidang ekonomi digital dan produk kreatif.

Kali ini, tim Paper.id berkesempatan untuk mewawancarai Bapak Muhammad Neil El Himam, Direktur aplikasi dan tata kelola ekonomi digital seputar perkembangan startup di Indonesia. Selain itu, permasalahan apa saja yang dihadapi

Perkembangan UMKM di Indonesia

Perbincangan di buka melalui awal perkembangan UMKM di Indonesia. Pak Imam menerangkan bahwa ekonomi digital di Indonesia tidak tumbuh secara signifikan dalam 10 tahun terakhir. Namun, kemunculan e-commerce dan teknologi 4G membawa perubahan besar kepada kemajuan UMKM.

Agar tetap mampu bersaing, UMKM dituntut untuk go-digital. Cara ini juga menjadi bagian dari program pemerintah agar mencapai hal tersebut. Untuk saat ini, data pelaku UMKM yang sudah go-digital baru mencapai 8 juta unit. “Kami berupaya untuk menambahnya menjadi 10 juta pelaku UMKM dengan menggandeng beberapa e-commerce Indonesia untuk mewujudkannya” ungkap pak Imam.

Proses ini juga tidak lepas dari kontribusi pemerintah daerah serta komunitas-komunitas yang ada. Pihak-pihak yang ada perlu bekerjasama agar memberikan penyuluhan kepada para pelaku UMKM akan pentingnya go-digital.

Langkah pivot UMKM di tengah pandemi COVID-19

Rencana untuk pengembangan UMKM terganggu oleh pandemi COVID-19 yang menimpa semua negara di dunia. Masuk mulai awal Maret 2020, banyak sektor perekonomian yang ikut terkena dampaknya termasuk para pelaku UMKM.

Hal ini mendorong setiap orang untuk melakukan langkah preventif agar usaha mereka tetap berjalan. Pivot yang dilakukan adalah dengan banting setir untuk menekuni bidang usaha yang cocok untuk saat ini seperti berjualan masker. Selain itu, Pak Imam juga melihat pembuatan masker juga dinilai sebagai salah satu bidang yang bisa dipilih sebagai Pivot usaha untuk saat ini.

Baca juga: Wawancara Coach Tom MC Ifle – Upaya pengusaha untuk bangkit dan bertahan di tengah COVID-19

Peran besar startup dalam membantu perkembangan UMKM di Indonesia

Bapak Muhammad Neil El Himam (Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf)

Peran startup memberikan solusi kepada masyarakat melalui produk digital mereka. Hal ini berpengaruh terhadap banyak sektor termasuk UMKM. Karena itu, hal ini juga menjadi perhatian dari Kemenparekraf terutama pak Imam selaku deputi ekonomi digital dan produk kreatif.

Pak Imam melihat, masih banyak potensi-potensi yang ada di Indonesia sebagai bahan pemecahan masalah dari startup. Pak Imam mengatakan bahwa

Bangsa yang besar tentunya memiliki banyak masalah dan berbeda-beda dari masing-masing daerah. Untuk itu, hal ini bisa dijadikan background akan berdirinya startup-startup yang baru.

Sayangnya, masih banyak startup yang cenderung untuk melakukan copy paste dari startup yang lain. Selain itu, masalah lainnya yang juga dihadapi adalah, pelaku startup cenderung mencari ide lebih dulu dan bukan masalahnya.

Karena itu, ia berharap agar para anak muda bisa melakukan yang terbaik dalam menemukan solusi yang tepat bagi masalah-masalah yang belum terjangkau.

Upaya Kemenparekraf dalam memajukan startup di Indonesia

Perkembangan startup di Indonesia saat ini terbilang sangat masif. Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia mencapai 2193 startup. Selain itu, sudah ada 5 startup yang memasuki tahap decacorn, Gojek dan unicorn, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka dan OVO.

Pemerintah juga berupaya dalam mendukung pergerakan startup di Indonesia. Salah satu upayanya muncul lewat Baparekraf Developer Day (BDD) dimana, event ini bertujuan untuk mengumpulkan startup-startup di Indonesia untuk saling bertemu dan memajukan startup Indonesia.

Selain itu, Pak Imam mengatakan bahwa mereka juga turut memberikan edukasi kepada pihak investor. Hal ini dilakukan karena para investor cenderung datang dari luar negeri. Karena itu, pihak investor perlu mendapatkan edukasi lebih agar mereka mau turut andil dalam memajukan startup dengan menyuntikkan dana segar agar startup dapat berjalan dan berkembang lebih besar.

Kedepannya, ia berharap agar startup di Indonesia dapat bertumbuh kembang lagi lebih kencang. Tentunya, Indonesia bisa membawa pengaruh lebih besar dalam perkembangan dunia digital dalam skala global.