Ide startup terburuk yang pertama adalah Air Bnb. Model bisnis dari perusahaan rintisan ini adalah dengan menyewakan tempat kepada para pelancong untuk menginap. Mereka pun mengajak para pemilik rumah untuk bergabung dengan mereka dan mendapatkan sejumlah uang sebagai kompensasinya. Brian Chesky merupakan salah satu pioner dan saat ini menjabat sebagai CEO dari Air Bnb.

Sebelum memiliki valuasi mencapai 31 miliar dollar Amerika Serikat, ia mengatakan sudah terbiasa menerima penolakan dari para investor. Banyak dari mereka yang bahkan mengatakan jika model bisnis dari Air Bnb masih mentah. Maklum, Brian memperkenalkan Air Bnb pada tahun 2008 dimana hingar bingar dunia internet memang belum bergaung seperti saat ini.

Penolakan yang diterima oleh Air Bnb ia ceritakan secara gamblang di akun Medium miliknya. Pria berusia 37 tahun tersebut menuliskan sebuah artikel berjudul ‘7 Penolakan’ lengkap dengan bukti emailnya. Dalam artikel tersebut, Brian menjelaskan jika ia mendapatkan 7 calon investor yang cukup potensial, berasal dari Silicon Valley, pusat perusahaan rintisan paling bergengsi di Amerika Serikat.

Jika diperkirakan, Air Bnb saat itu seharusnya bisa mendapatkan uang minimal 150 ribu dollar atau serupa dengan 10% saham startup rintisan tersebut. Sayangnya, harapan tersebut sirna setelah ketujuh investor menolak untuk bekerja sama. Dari ketujuh investor yang diincar, lima diantaranya mengirimkan surat penolakan sedangkan dua sisanya bahkan tidak membalas email tersebut sama sekali.

Baca Juga: Mengenal Estonia, Surga Startup Dunia yang Mampu Saingi Amerika

Apple

Tim Cook
Tim Cook

Pada tahun 1976, Apple menciptakan komputer pertama yang diberi nama Apple I. Cerita yang menarik terjadi bukan mengenai berapa banyak jumlah produk yang terjual melainkan kisah yang terjadi dibaliknya. Sebelum Apple I terbuat, siapa sangka jika Steve Jobs dan Steve Wozniak berkali-kali menerima penolakan sebagai dua pioner ide startup terburuk. Ya, Apple I hadir  setelah Wozniak, salah satu penemu Apple, mengalami 5 kali penolakan dari HP.

Tidak menyerah, Steve Jobs juga pernah mencoba mendekat HP dan Atari. Pada saat itu, kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan teknologi yang paling berkembang di Amerika Serikat. Sebagai daya tarik, Jobs menciptakan Apple I dengan menggunakan ‘suku cadang’ menggunakan kedua perusahaan tersebut. Akan tetapi, cara tersebut juga tidak berhasil sama sekali.

“Jadi, kami (Saya dan Wozniak) datang ke Atari dan HP. Saya bertanya kepada mereka,” hey, saya menciptakan Apple dengan menggunakan suku cadang menggunakan barang Anda. Bagaimana jika Anda membiayai produk ciptaan kami ini?” Mereka mengatakan tidak dan malah menyuruh kami untuk melanjutkan kuliah,” ingat Jobs ketika dirinya gagal membujuk Atari dan HP.

Keengganan Atari dan HP membiayai Apple dalam mengembangkan komputer sepertinya harus membuat mereka gigit jari. Bagaimana tidak, saat ini, perusahaan yang berfokus terhadap pengembangan smartphone tersebut memiliki valuasi mencapai 1 triliun dollar, hanya Amazon yang menyamai pencapaian tersebut.

Google

Founder Google
Founder Google

Google merupakan salah satu mesin pencari terpopuler di dunia saat ini. Namun, apa yang akan terjadi jika Sergey Brin dan Larry Page, founder Google, menjual penemuan paling berharganya tersebut? hal tersebut dikuak oleh Vinod Khosla, pemilik dari Khosla. Pria tersebut mengutarakan jika kedua founder Google sempat ingin menjual mesin pencari terbesar di dunia itu kepada George Bell, CEO dari Service Excite.

Larry dan Sergey berharap bisa menjual Google setahun setelah mesin pencari tersebut dibuat, tepatnya pada tahun 1999. Kala itu, mereka berdua menginginkan uang bersih sekitar 1 juta dollar dari Bell. Keinginan keduanya menjual Google lantaran ingin fokus untuk meneruskan studi di Stanford University. Sayangnya, harapan tersebut pupus setelah Bell tidak berani mengeluarkan uang sebesar itu bahkan angkanya telah diturunkan menjadi 750 ribu dollar.

Karena gagal terjual, keduanya pun memutuskan membagi fokus terhadap Google sekaligus kuliahnya. Kini, Google sukses besar sebagai mesin pencari nomor 1 di dunia. Per Juli 2018, pengguna Google perhari bisa mencapai 3,5 juta. Tak heran valuasi mereka saat ini sudah mencapai lebih dari 750 miliar dollar Amerika Serikat.

Baca Juga: Jalan Panjang Bos Amazon Sebagai Orang Terkaya di Dunia

Alfian Dimas