Dalam dunia kerja, menguasai hard skill saja tidaklah cukup. Meski sering dikesampingkan, nyatanya perusahaan juga membutuhkan karyawan yang memiliki soft skill untuk menghadapi berbagai tantangan di lingkungan kerja secara lebih adaptif.

Namun tak dapat dipungkiri, masih banyak perusahaan yang lebih mengutamakan hard skill tanpa mementingkan soft skill. Padahal, tanpa soft skill yang baik karyawan bisa mengalami kesulitan adaptasi, bekerja sama dalam tim, atau bahkan memiliki kemampuan komunikasi yang buruk.

Untuk menghindari hal-hal tersebut, HR sebagai manajemen SDM perusahaan harus memastikan bahwa setiap karyawan memiliki soft skill yang mumpuni. Berikut adalah beberapa tips yang bisa HR terapkan untuk mengembangkan soft skill karyawan!

Soft Skill yang Harus Dimiliki oleh Karyawan

Global Talent Trends LinkedIn 2019 mencatat 92% talent profesional melaporkan bahwa soft skill lebih penting untuk dipertimbangkan dibanding hard skill. Dan 89% di antaranya menyatakan ketika karyawan tidak berhasil, itu dikarenakan mereka tidak memiliki soft skill yang penting.

Berikut adalah beberapa soft skill utama yang harus dimiliki karyawan:

1. Komunikasi

Kemampuan komunikasi yang baik sangat diperlukan dalam dunia kerja. Karyawan yang bisa menyampaikan idenya dengan jelas lewat kecakapan komunikasi akan lebih mudah bekerja sama dengan rekan dan atasan.

Komunikasi yang efektif juga mencakup kemampuan mendengarkan kritik dan saran dengan baik sehingga rekan kerja bisa memberi feedback yang membangun serta menghindari ketegangan di tempat kerja.

2. Teamwork

Kerja tim merupakan bagian dari keseharian di lingkungan kerja. Setiap karyawan harus bisa bekerja sama dengan rekan lain, saling berbagi pendapat serta menghargai pendapat rekan kerja.

Dengan kemampuan ini, seorang karyawan bisa berkontribusi dalam meningkatkan efektivitas kerja tim dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman. Target kerja pun akan lebih cepat tercapai dengan hasil maksimal.

3. Manajemen waktu

Di dunia kerja yang segalanya berjalan cepat, kemampuan mengelola waktu jadi sesuatu yang penting untuk dimiliki karyawan. Karyawan yang memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik pasti tahu cara menyusun skala prioritas sehingga bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

4. Adaptasi

Dalam dunia kerja, perubahan adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, seorang karyawan harus memiliki kemampuan adaptasi yang mumpuni. 

Baik itu perubahan dalam sistem kerja, teknologi, atau pergantian struktur kepemimpinan, karyawan yang fleksibel dalam menghadapi perubahan tersebut akan lebih mudah bertahan dan berkembang di tempat kerja.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Aplikasi HRD Terbaik di Indonesia Tahun 2025

Cara Mengembangkan Soft Skill Karyawan

Mengembangkan soft skill karyawan merupakan salah satu hal penting untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas di tempat kerja. Berikut adalah beberapa tips yang bisa HR terapkan untuk mengembangkan soft skill karyawan:

1. Mengadakan pelatihan soft skill

Untuk mengembangkan soft skill karyawan, perusahaan bisa mengadakan pelatihan khusus meliputi keterampilan komunikasi, kepemimpinan, problem solving, hingga manajemen konflik. Dengan begitu, karyawan bisa mengaplikasikan keterampilan-keterampilan tersebut saat menghadapi tantangan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

2. Mengadakan mentoring dan coaching

Mentoring dan coaching juga menjadi salah satu cara efektif untuk membantu karyawan mengembangkan soft skill mereka dengan belajar langsung dari rekan kerja atau bahkan atasan yang telah berpengalaman.

Sementara coaching merupakan pemberian bimbingan secara personal untuk membantu karyawan mencapai perkembangan karier dengan meningkatkan keterampilan mereka.

3. Gunakan sistem e-learning yang efektif

Sistem e-learning dapat membantu karyawan mengembangkan skill secara fleksibel sesuai kebutuhan mereka. Namun, perusahaan perlu memastikan bahwa sistem e-learning yang digunakan memiliki fitur-fitur terpadu yang bisa mengoptimalkan kegiatan pelatihan karyawan.

Seperti software Learning Management System LinovHR yang memiliki beragam fitur canggih untuk membantu perusahaan Anda dalam mengembangkan dan meningkatkan soft skill yang perlu dimiliki karyawan.

4. Terapkan metode simulasi dan role playing

Metode simulasi dan role playing bisa membantu karyawan mengasah soft skill dalam situasi yang lebih nyata. Misalnya, perusahaan bisa membuat simulasi layanan pelanggan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi atau metode role playing untuk mengasah kemampuan manajemen konflik karyawan.

Dengan praktik langsung seperti ini, karyawan akan lebih memahami bagaimana menerapkan soft skill dalam menghadapi tantangan kerja sehari-hari.

5. Lakukan evaluasi kinerja

Evaluasi kinerja tidak hanya digunakan untuk mengukur hasil kerja namun juga bisa digunakan untuk mengukur perkembangan soft skill karyawan. Dengan memberi feedback seperti ini secara rutin, perusahaan dapat membantu karyawan memahami soft skill apa yang perlu ditingkatkan.

Selain itu, evaluasi kinerja juga bisa menjadi kesempatan bagi karyawan untuk menyampaikan masalah dan tantangan apa yang sering mereka hadapi dalam mengembangkan soft skill.

Baca Juga: Sering Terlambat Membayar Gaji Karyawan? Ini Dampaknya!

Cara Mengukur Perkembangan Soft Skill Karyawan

Mengembangkan soft skill karyawan tidaklah cukup, perusahaan juga perlu mengukur perkembangannya untuk memastikan seberapa efektif pelatihan yang diberikan. Namun, berbeda dengan hard skill, pengukuran soft skill memerlukan metode yang lebih kompleks.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengukur perkembangan soft skill karyawan:

1. Lakukan tes penilaian diri

Hal pertama yang bisa dilakukan untuk mengukur perkembangan soft skill karyawan ialah dengan melakukan tes penilaian diri menggunakan tools yang bisa membantu karyawan mengevaluasi kemampuan mereka dalam berbagai aspek terkait.

Tools ini dapat berupa survei atau kuis yang sekaligus bisa mengukur tingkat kepercayaan diri seorang karyawan dalam menerapkan soft skill yang mereka miliki di lingkungan kerja.

2. Buat feedback rutin

Selanjutnya, mengukur perkembangan soft skill karyawan bisa dilakukan dengan metode feedback 360 derajat, di mana perusahaan akan mendapat penilaian dari berbagai pihak. Lewat cara ini, perusahaan bisa mendapat penilaian yang lebih objektif tentang bagaimana soft skill karyawan diterapkan dalam kerja sehari-hari.

3. Buat ruang penilaian soft skill

Adanya ruang penilaian khusus bisa jadi panduan yang jelas untuk menilai apakah seorang karyawan telah menerapkan soft skill yang mereka punya secara baik, cukup, atau justru kurang.

Seperti, dalam keahlian komunikasi terdapat ruang penilaian khusus yang mencakup kategori ‘sangat baik’, ‘cukup baik’, atau ‘perlu perbaikan’ berdasarkan bagaimana karyawan tersebut menyampaikan ide dalam rapat atau menangani masalah saat bekerja. 

4. Tetapkan indikator perilaku soft skill

Perusahaan bisa menetapkan indikator sederhana untuk mengukur seberapa sering karyawan menunjukkan penguasaan soft skill tertentu. Seperti seberapa sering seorang karyawan terlibat dalam diskusi tim, menangani konflik, serta menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.

Baca Juga: 5 Aplikasi HRIS Terbaik: Gratis Hingga Berbayar

Tingkatkan Soft Skill Karyawan dengan Software Learning Management System

Dalam laporan penelitian Wonderlic tahun 2016, 93% pengusaha menilai soft skill sebagai aspek yang sangat penting untuk dimiliki seorang karyawan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menggali dan mengembangkan soft skill yang dimiliki karyawan agar mereka siap menghadapi berbagai tantangan di tempat kerja.

Namun, perlu dipahami bahwa mengembangkan soft skill bukanlah proses yang instan. Diperlukan metode pelatihan yang efektif dan berkelanjutan agar hasilnya dapat memberikan dampak nyata, baik bagi karyawan maupun organisasi.

Salah satu software terbaik yang dapat digunakan untuk mendukung pelatihan tersebut adalah Learning Management System dari LinovHR. Sistem ini membantu perusahaan mengelola pelatihan soft skill secara lebih terstruktur dan efisien.

Beberapa fitur unggulannya meliputi:

  • Learning List: Memungkinkan perusahaan menyusun materi pelatihan sesuai kebutuhan pengembangan karyawan.
  • Learning Plan & Event: Memfasilitasi perencanaan pelatihan, termasuk kuota peserta, lokasi, durasi, serta penyusunan pre-test dan post-test.
  • Learning Target: Membantu HR mengevaluasi apakah pelatihan berjalan sesuai target yang telah ditetapkan.
  • Learning Monitoring: Menyediakan laporan perkembangan pelatihan karyawan secara rinci dan mudah diakses.
  • Employee Request: Memberikan fleksibilitas bagi karyawan untuk mendaftarkan diri pada pelatihan, baik dari internal maupun eksternal perusahaan.

Dengan memanfaatkan aplikasi LMS dari LinovHR, perusahaan dapat mendorong pengembangan soft skill karyawan secara lebih terukur, sebuah investasi penting untuk menunjang kinerja jangka panjang.

*Artikel ini hasil kerja sama antara Paper.id dan LinovHR

SEO Content Writer at Paper.id
SEO Content Writer dengan pengalaman lebih dari 3 tahun sebagai SEO Marketing dan Content Writer di berbagai industri, termasuk OTT (Over The Top), media online, teknologi, dan pusat pelatihan.
Muhamad Dika Wahyudi