Dalam mengelola persediaan barang dagang, metode forecast menjadi salah satu tahapan yang kerap dilakukan untuk mengantisipasi ketiadaan barang. Dengan begitu, perusahaan bisa memperkirakan kapan barang akan habis dan kapan harus melakukan pemesanan bahan baku lagi kepada pihak pemasok.

Bukan hanya pemesanan bahan baku saja, forecast juga berguna untuk banyak hal dan memiliki peran sentral dalam persediaan barang dagang. Karena itu, hal ini tidak bisa dianggap sepele dan butuh strategi dan kemampuan analisis yang matang dalam melakukannya. Apa saja yang harus dilakukan agar berhasil?

Baca juga: Sales order, seberapa penting sebuah penawaran dalam bisnis 

Jenis forecast dalam persediaan barang dagang

Manajemen Persediaan
Forecast yang baik dapat membantu perusahaan dalam pengadaan barang yang efisien dan mudah.

Dalam membuat perkiraan kebutuhan barang, ada 3 jenis metode yang biasanya dilakukan. Setiap metode memiliki ciri khas sendiri serta cara yang berbeda dalam melakukannya. Berikut ketiga jenis forecast yang harus kamu ketahui:

  1. Asumsi
    Dalam membuat perkiraan pengadaan barang berdasarkan asumsi, manajer akan melakukannya berdasarkan 4 faktor yakni, Reorder point (ROP), Economic Order Quantity (EOQ), Stock level (SL), dan Safety Stock (SS). Lewat keempat faktor itu, manajer dapat memperkirakan tingkat kebutuhan perusahaan akan sebuah hal.
  2. Data historis
    Data menjadi elemen penting yang membantu perusahaan dalam melakukan perkiraan jumlah barang yang dibutuhkan. Biasanya, manajer akan melihat jumlah pesanan yang kerap dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, ia juga akan membandingkannya dengan tingkat kebutuhan dari Gudang itu sendiri. Apakah, mereka membutuhkannya dalam jumlah yang banyak atau tidak.
  3. Permintaan langsung
    Divisi yang membutuhkan akan membuat permintaan langsung untuk pembelian barang baku sesuai kebutuhan. Namun, manajer persediaan akan tetap melihatnya berdasarkan data historis juga agar menjaga keseimbangan kondisi keuangan dan tingkat permintaan barang dalam sebuah perusahaan.

Setelah membuat perkiraan, perusahaan akan melakukan evaluasi. Mereka akan melihat mengenai kuantitas dari barang yang akan dibeli. Jika sesuai maka, berlanjut ke proses selanjutnya yakni proses pencarian barang dimana, pihak purchasing akan mencari pihak supplier untuk membeli barang yang dibutuhkan.

Baca juga: Procurement dan Purchasing, apa perbedaannya?

Langkah-langkah dalam membuat perkiraan

cara menghitung PPh 21 - Paper.id
Proses forecast membutuhkan tingkat analisis yang tinggi untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi.

Setelah memahami 3 jenis metode forecast di sub-bab sebelumnya, kita beralih ke bagian selanjutnya, langkah-langkah dalam membuat forecast. Berikut 4 langkah umum dalam membuat forecast dalam persediaan barang dagang:

  • Tujuan forecast
    Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan perusahaan itu sendiri. Sebagai contoh, perusahaan akan melakukan permintaan barang untuk melakukan restock atau pembelian kembali akan bahan baku atau produk yang ada untuk memenuhi permintaan konsumen atas barang penjualan.
  • Waktu
    Dalam membuat perkiraan, tetapkan rencana tersebut dalam jangka waktu tertentu. Rencana perkiraan yang ada bisa bersifat jangka pendek, menengah, dan jangka panjang sehingga, dibutuhkan langkah yang strategis dalam membuat hal itu.
  • Teknik forecast
    Ada 3 jenis Teknik yang telah dijelaskan diatas seperti, Asumsi, Data historis, dan permintaan dari user langsung. Pilihlah salah satu dari ketiga Teknik tersebut yang tepat dan berdasarkan kebutuhan.
  • Kumpulkan dan analisis data yang ada
    Kumpulkan data dan lakukan analisis terhadap data tersebut. Biasanya, data yang ada dipilih berdasarkan jangka waktu tertentu. Misalnya, kamu bisa mengumpulkan data pembelian barang dalam 3 bulan terakhir. Setelah itu, kamu bisa melihat data tersebut dan membandingkannya dengan kebutuhan perusahaan saat itu. Jika tingkat kebutuhan akan barang tinggi maka, kamu bisa memesan barang lebih banyak dari pesanan yang ada di data.

Proses perkiraan barang memang rumit karena membutuhkan tingkat analisis yang tinggi dalam memprediksi kebutuhan barang yang dibutuhkan. Selain itu, tingkat ketepatan perkiraan tidak bisa benar sepenuhnya karena, ada banyak faktor eksternal yang bisa mempengaruhi tingkat kebutuhan barang yang berubah-ubah kapan saja. Untuk mengatasi hal ini, kamu bisa menggunakan software Paper.id.

Paper.id merupakan software invoicing dan dilengkapi dengan fitur accounting dan inventory management. Semua fitur telah terintegrasi secara otomatis sehingga, mempermudah dan mempercepat hasil pekerjaan kamu. Bisnis jadi lebih mudah dan menguntungkan dengan Paper.id. Daftar diri sekarang lewat link dibawah dan rasakan kemudahan dalam mengelola keuangan bisnis hanya lewat jari kamu!

Daniel Nugraha