Jenis Aset– Untuk membuat sebuah usaha atau bisnis, apa yang diperlukan pertama kali? Jawabannya adalah uang. Namun pada kenyataanya, uang bukanlah satu-satunya hal yang paling dibutuhkan dalam membangun bisnis. Sebab, ada beberapa hal lain, seperti tanah, bangunan, alat mesin produksi. Beberapa hal tersebut termasuk ke dalam komponen utama dalam pembuatan bisnis.

Di dalam akuntansi, bisnis hanya bisa dibangun apabila kamu mempunyai aset atau aktiva. Apa yang dimaksud dengan aset? apa saja faktor-faktor yang menyebabkan sebuah benda disebut sebagai aset? Jawabannya bisa kamu dapatkan di bawah sini.

Singkatnya, aset adalah segala sesuatu sumber ekonomi yang bisa memberikan manfaat usaha atau keuntungan saat ini dan masa depan. Dengan kata lain, semua hal yang membantu dalam proses pengembangan usaha dapat dikatakan sebagai aset atau aktiva. Jadi, uang hanyalah sebagian kecil dari berbagai macam aset yang sebenarnya dimiliki seorang pemilik usaha.

Masalahnya, banyak sekali pemilik usaha yang belum mengerti jika jenis-jenis aset sangatlah banyak dan beragam. Setidaknya, terdapat 3 jenis aktiva yang bisa membantu perkembangan bisnis melaju pesat. Apa saja itu? Baca artikel ini hingga selesai karena akan Software Akuntansi Gratis yang bisa kamu download.

Baca Juga: Pengertian Aset dan Jenisnya, Seberapa Penting Untuk Bisnismu?

Jenis Aset

Jenis Aset
Jenis Aset

Di bawah ini, terdapat 4 jenis aset yang belum banyak diketahui oleh para pemilik usaha. Padahal, apabila mereka mengelola dengan baik, bisnis yang sedang dikembangkan bisa berjalan maksimal. Ingat, uang hanyalah sebagian kecil dari aset atau aktiva yang dipunyai. Masih ada beberapa harta tidak berjalan lain yang juga secara pasif menghasilkan uang. Ini dia penjelasan selengkapnya.

1. Aset Lancar (Current Assets)

Rasio Perputaran Aset Tetap
Rasio Perputaran Aset Tetap

Pertama, Aset Lancar adalah harta milik perusahaan yang biasanya dapat digunakan atau dicairkan dalam waktu singkat. Setidaknya, Aset Lancar dapat dipakai dalam periode satu tahun bisnis. Penggunaan harta jenis ini adalah untuk membayar ataupun mendanai hal-hal genting, diantaranya adalah:

a. Dana Tunai

Uang tunai biasanya disimpan dalam kas perusahaan dan telah ditentukan kegunaannya, misalnya untuk membayar pengeluaran rumah tangga perusahaan dll. Itulah kenapa dana tunai menjadi salah satu aset tetap yang paling mudah untuk dicairkan karena penggunaannya yang juga sangat umum.

b. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek biasanya diambil dari uang tunai yang tersisa atau tidak terpakai untuk biaya produksi dll. Dengan kata lain, uang tunai tersebut diputar kembali untuk menghasilkan laba yang setidaknya bisa dinikmati hasilnya setelah satu tahun berselang.

c. Piutang Wesel

Surat tagihan yang bertujuan untuk menagih hutang perusahaan lain. Piutang Wesel juga biasa disebut sebagai perjanjian di atas materai yang kekuatannya juga telah tertulis di dalam undang-undang. Hasil dari Piutang Wesel termasuk ke dalam Aset Tetap.

d. Piutang Dagang

Hampir mirip dengan Piutang Wesel, Piutang Dagang adalah surat tagihan yang diberikan kepada perusahaan lain. Tujuannya adalah untuk menagih hutang yang telah dilakukan sebelumnya namun dalam bentuk kredit.

e. Surat Berharga

Surat saham atau obligasi yang bisa dijual sewaktu-waktu apabila membutuhkan uang ketika sangat terdesak.

2. Aset Tetap

Apa itu Aset?
Apa itu Aset?

Kedua, Aset Tetap berbanding terbalik dengan Aset Lancar. Sebab, ini merupakan harta yang tidak dapat dicairkan dalam waktu satu tahun. Atau, Aset Tetap sifatnya permanen (tidak dijual) karena untuk memperlancar proses operasional dalam sebuah bisnis. Contoh-contoh dari Aset Tetap diantaranya adalah:

a. Tanah

Sebagai tempat untuk mendirikan bangunan dan memulai proses produksi. Jika sebuah perusahaan tidak memiliki tanah, maka mereka harus menyewa di tempat lain secara berkala. Dengan kata lain, akan ada pengeluaran tambahan yang selalu dikeluarkan ketika tempat sewanya habis.

b. Bangunan

Memiliki tanah tidaklah cukup jika tidak ada bangunannya. Ini merupakan tempat dimana proses operasional dilakukan. Tanpa ada bangunan, proses produksi tidak ada berjalan dan bisnis tidak bisa dimulai.

c. Alat Operasional

Selanjutnya, alat operasional juga termasuk ke dalam Aset Tetap yang harus dimiliki seorang pemilik usaha. Tanpa adanya alat operasional, tidak akan ada barang yang bisa diproduksi untuk dijual. Namun, setiap alat produksi memiliki masa depresiasi atau penyusutan masing-masing sehingga tidak bisa digunakan selamanya.

Baca Juga: 5 Tipe Metode Penyusutan Aktiva Tetap dalam Akuntansi

3. Aset Tetap Tidak Berwujud

Perencanaan Bisnis

Terakhir, Aset Tetap Tidak Berwujud merupakan harta perusahaan yang tidak terlihat namun bisa dirasakan manfaatnya di masa depan. Di sisi lain, ini adalah bentuk harta yang paling aman dari tindakan pencurian karena tidak mempunyai wujud. Contohnya adalah:

a. Hak Cipta

Jika kamu menciptakan sebuah brand, kamu berhak untuk mengajukan pembuatan Hak Cipta kepada HAKKI. Dengan begitu, brand yang kamu buat akan aman dari tindakan penjiplakan. Namun apabila penjiplakan terjadi, kamu bisa meminta ganti rugi karena telah menggunakan Hak Cipta tanpa izin.

b. Hak Sewa

Hak Sewa (Leasehold) merupakan aset perusahaan yang periodenya terbatas. Namun, kamu bisa memanfaatkannya sebab hal tersebut bisa menghasilkan profit yang besar di masa depan.

c. Franchise

Terakhir, ada franchise atau waralaba yang artinya adalah pemberian hak cipta kepada pihak lain dengan syarat-syarat tertentu. Sebagai pemilik usaha, kamu bisa menentukan hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pihak lain apabila ingin menggunakan jasa usaha kamu di tempat lain.

Baca Juga: Lebih Untung Mana, Usaha Sendiri Atau Franchise?

Itu dia beberapa jenis aset yang seharusnya diketahui oleh para pemilik usaha. Kamu punya berbagai aset-aset tersebut tapi kebingungan bagaimana cara mencatatnya? Kamu bisa gunakan Software Akuntansi. Kenapa? Karena kamu bisa menggunakannya secara mudah, baik melalui smartphone ataupun laptop. Gratis!

 

 

Daniel Nugraha