Apa perbedaan produk rusak dan produk cacat dalam sebuah gudang? Semua perusahaan yang berfokus dalam bidang dagang pasti akan merasakan kedua hal tersebut, produk cacat (defective goods) dan produk rusak (spoiled goods). Kegagalan ini biasanya terjadi pada saat proses produksi stok.

Produk Rusak atau spoilage merupakan sebuah barang yang tidak bisa diterima sehingga harus dibuat, bisa juga dengan dijual dengan harga yang rendah. Sedang produk cacat atau rework merupakan unit yang harus diperbaiki secara ekonomi, sehingga produk tersebut bisa dapat dijual kembali.

Pada artikel sebelumnya, Paper.id telah menjelaskan tentang cara bagaimana mengurangi  produk rusak dan produk cacat apabila hal tersebut menimpa bisnis kamu. Jika kamu penasaran mengenai hal tersebut, kamu bisa baca di sini:

5 Cara Mengurangi Produk Rusak (Spoiled Goods) dalam Gudang

3 Cara Terbaik Mengatasi Produk Cacat (Defective Goods) di Gudang

Secara umum, produk cacat biasanya adalah kesalahan minor dalam produksi. Sebagai contoh di perusahaan sepatu, defective goods yang terjadi adalah jahitan yang tidak rapih, warna yang kurang cocok, tali sepatu panjang sebelah dll.

Sebaliknya, produk rusak merupakan kesalahan besar dalam produksi. Hal ini terjadi atas dua hal, bisa jadi karena kesalahan penggunaan bahan baku atau mesin produksi yang sedang tidak beroperasi secara tidak maksimal. Di bawah ini, Paper.id akan menjelaskan beberapa perbedaan produk rusak dan produk cacat yang biasa terjadi:

Segi Produksi

Jika melihat dari segi produksi, defective goods tentu sedikit lebih baik dibandingkan dengan spoiled goods. Sebab, produk cacat masih bisa diperbaiki ulang dan dijual dengan harga yang sama. Hal itu tentunya tidak akan membuat sebuah perusahan merugi. Bagaimana dengan produk rusak?

Produk rusak adalah stok gagal yang biasanya tidak sengaja terbuat. Produk itu sudah tidak bisa diperbaiki lagi sehingga tidak dapat dijual kepada pelanggan. Dengan kata lain, hal itu merugikan perusahaan karena membuat stok jual berkurang yang berakibat pada penurunan omset.

Profitabilitas

Segi produksi akan mempengaruhi profitabilitas atau keuntungan dari sebuah bisnis. Singkatnya, apabila stok produksi berkurang,  maka produk yang dijual juga akan berkurang sehingga hal itu akan berakibat pada pendapatan yang diterima.

Lebih lanjut, tidak semua produk cacat akan bisa disempurnakan lagi. Maksudnya, produk cacat juga mungkin bisa diperbaiki namun tidak seperti produk yang layak jual semestinya. Dengan begitu, produk cacat akan dijual dengan harga miring menggunakan gimmick diskon.

Sebab, lebih baik menjual murah namun masih mendapatkan sedikit keuntungan dibandingkan produk tersebut dijual secara umum tetapi akan membuat pelanggan kecewa. Trik ini telah digunakan banyak perusahaan besar di seluruh dunia.

Daniel Nugraha