Apakah Anda pernah membayangkan jika sebuah bisnis tidak menyebarkan iklan sama sekali? bisnis tersebut pastinya akan terhambat. Sebaliknya, jika iklan dibuat secara maksimal, usaha yang dilakukan pasti akan mampu menarik pelanggan baru. Selain menambah customer baru,penggunaan tempat iklan paling efektif juga bisa meningkatkan penjualan di dalam bisnis.

Sebagai contoh, beriklan melalui televisi membutuhkan biaya yang sangat mahal. Akan tetapi, kenapa banyak produsen yang rela menggelontorkan dana besar, minimal puluhan juta rupiah, untuk mengiklankan produk mereka di jam prime time? Sebab, pada waktu tertentu, pemirsa yang menonton televisi akan berjumlah lebih besar. Hal itu pun akan meningkatkan brand awareness dari produk yang ditawarkan.

Sebagai buktinya, menurut survey yang dihimpun oleh Nielsen Indonesia, perputaran uang yang ada di terkait dengan iklan di televisi mencapai 148 triliun pada tahun 2017 lalu. Nilai tersebut bahkan naik sebesar 8% dari tahun sebelumnya. Akan tetapi, sedikit demi sedikit, penggunaan media tv sebagai perantara iklan mulai berkurang dan berpindah ke daring, seperti Youtube, Media Sosial dll. Kenapa bisa begitu?

Baca juga: Cara Menggunakan Email Marketing untuk B2B

Tempat Iklan Paling Efektif Bergeser

Iklan TV
Iklan TV

Menurut Forbes, pada tahun 2017, televisi masih menjadi sarana komunikasi terbesar di dunia. Sayangnya, anggapan tersebut kini mulai bergeser. Sebab, saat ini, semakin banyak orang yang lebih suka berselancar di dunia maya. Bahkan, dalam riset terbaru, rata-rata seseorang akan menghabiskan waktu mencapai 170 menit (hampir 3 jam) hanya untuk bersenang-senang melalui daring (online).

Beragam hal dapat dilakukan melalui media online, seperti menonton video di Youtube, berbelanja di berbagai marketplace, berselancar di media sosial hingga yang paling sering, chatting bersama dengan teman-teman. Peran televisi sebagai pembawa kabar berita juga mulai ‘pudar’ lantaran keberadaan media-media yang mulai Go-Online serta situs berbagi film yang menyediakan hiburan 24 jam.

Dari beberapa fakta di atas, dapat disimpulkan jika peran televisi sebagai media untuk pemasangan iklan sepertinya juga akan mulai bergeser. Cepat atau lambat, para produsen akan beralih dengan memasarkan produknya melalui dunia maya, entah itu Youtube, Media Sosial ataupun perangkat lainnya. Namun, diantara beberapa opsi tersebut, manakah yang diperkirakan paling efektif?

Media Sosial Lebih Efektif?

Jika bertanya manakah tempat iklan paling efektif saat ini, jawabannya adalah media sosial. Tingkah laku konsumen memang sudah berubah. Mereka lebih suka melihat sesuatu secara online, baik itu Youtube, Facebook, Instagram dll. Efektifnya penggunaan media sosial sebagai media iklan juga didukung dengan keberadaan influencer atau selebgram (baca: selebritis instagram).

Selebgram kerap kali dijadikan panutan oleh para pengguna media sosial. Mereka bahkan mau melakukan apapun demi ‘pujaanya’ tersebut. Sebagai contoh, di Youtube, beberapa tahun lalu, sempat terkenal ajang bernama mail time. Ajang tersebut membuat para fans mau memberikan kado walaupun tanpa paksaan. Hal-hal kecil semacam itu membuat mereka dianggap memiliki basis-basis yang cukup kuat untuk ‘menyebarkan’ iklan.

Semakin besar seseorang mempunyai fans, biasa disebut followers ataupun subscribers, semakin besar pula kesempatan untuk mendapatkan iklan atau endorse. Fenomena ini terjadi secara alamiah, tidak ada satupun yang mengira jika media sosial bisa dijadikan ‘lahan’ mencari pekerjaan. Lihat saja, berapa banyak orang yang kini anak muda yang bercita-cita sebagai influencer.

Instagram masih menjadi media yang paling populer digunakan untuk menyebarkan iklan lantaran mereka memiliki mengandalkan visualisasi yang cukup kuat. Sementara itu, popularitas Youtube hanya berada di peringkat keempat dalam hal periklanan, dibawah blog dan twitter, sebagaimana data yang didapatkan dari Forbes.

Influencer dan Selebgram

Endorse selebgram
Endorse selebgram

Influencer dan Selebgram bertransformasi menjadi sebuah ‘pekerjaan’ di abad ke-21. Siapa yang menyangka, dengan modal foto ataupun video, seseorang akan bisa memiliki pengikut ataupun masa yang cukup banyak sehingga mampu menyedit atensi banyak orang. Bahkan, sebuah survey yang dilakukan Collective Bias mengatakan jika 70% followers akan menggunakan produk yang direkomendasi influencer favoritnya.

Lantas, bagaimana seorang influencer akan dibayar untuk mempromosikan sebuah iklan? ada beberapa hal yang harus mereka tingkatkan terlebih dahulu, semisal kualitas konten, personal branding, jumlah pengikut hingga segmentasi ekonomi para followersnya. Jika beberapa hal tersebut terpenuhi, tawaran iklan dengan nominal menggikurkan pasti akan mendatangi mereka dengan sendirinya.

Karena ‘pekerjaan’ ini terjadi secara alami, tidak ada aturan baku di dalam kesepakatan yang terjadi antara pihak influencer dengan pemilik iklan terkait dengan tarif harga. Ketentuan biasanya telah dibuat berdasarkan harga pasaran yang dibuat oleh pihak influencer itu sendiri setelah menimbang banyaknya pengikut yang dimiliki dan tingkat engagement yang nanti akan diterima.

Baca juga : Mari Memahami 7P Marketing, Strategi Fundamental Pemasaran untuk Bisnis

Mulai Pindah ke Sosial Media

20180305114408-3-media-sosial-merajai-pengguna-internet-di-dunia-002-yoga-tri-priyanto

Kedigdayaan sosial media sebagai media menyebarkan iklan akan terus berkembang. Menurut laporan yang dikeluarkan oleh The Guardian, 2 tahun ke depan, akan menjadi ajang pembuktian jika instagram, youtube dll akan mulai menguasai pasar  komersial, meninggalkan televisi yang dianggap sebagai media tradisional yang menyampaikan pengenalan produk kepada para konsumen.

Lebih lanjut, perkembangan perputaran uangnya pun akan semakin signifikan yakni mencapai 40%. Di tahun 2018, diprediksi perputaran iklan di sosial media akan mencapai 1,3 miliar euro dan terus meningkat hingga puncaknya di tahun 2020 yang akan mencapai 4,59 miliar euro. Pada saat itu terjadi, media televisi akan kehilangan peminatnya yang mana telah beralih ke media online sebagai sarana hiburan utama di masa depan.

Lantas, apakah saat ini sudah saatnya untuk mengatakan tempat iklan paling efektif adalah media sosial? atau, televisi akan mampu menemukan inovasi terbaru agar tidak tergerus oleh jaman yang semakin canggih?

Daniel Nugraha