Kebijakan Dividen– Mari berandai kamu sebagai seorang pengusaha sepatu. Dalam setiap bulannya, kamu selalu berhasil menjual hingga 1000 produk dengan berbagai jenis dan tipe yang berbeda. Sayangnya, kamu terperangkap di dalam hasil penjualan yang sama dalam 3 bulan terakhir. Apakah hal itu sangat bagus? Tentunya tidak.

Setiap pengusaha pasti ingin terus berkembang, termasuk juga kamu. Jika dalam 3 bulan terakhir penjualan kamu terhambat di jumlah penjualan yang sama, itu artinya kamu membutuhkan modal yang lebih besar untuk promosi. Permasalahan muncul, kamu enggan menaikkan budget belanja. Apa ada cara lain yang bisa dilakukan?

Dengan penjualan yang cukup besar, mencapai 1000 produk perbulan, sejatinya kamu bisa menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya dalam bisnis kamu. Cara itu bisa menjadi solusi buat kamu yang enggan untuk menaikkan anggaran budget. Namun, apa yang diminta oleh investor?

Setelah investor menanamkan uangnya dalam bisnis kamu, mereka pastinya akan mendapatkan dividen atau hasil pembagiannya di dalam setiap periode bisnis. Ketentuan pembagian besaran keuntungan tergantung dari ketentuan kedua pihak dan mengacu dari seberapa besar uang yang diinvestasikan.

Akan tetapi, di dalam sebuah bisnis, investor bisa saja tidak mengambil bagian dalam keuntungan di setiap periodenya. Sebagai ganti, mereka akan mendapatkan share saham yang lebih besar. Dalam bisnis, konteks tersebut dikenal sebagai kebijakan dividen. Jika kamu ingin tahu lebih jauh, baca artikel ini hingga selesai.

Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah sebuah keputusan yang diambil pemilik usaha dan para investor dalam sebuah rapat direksi mengenai laba yang diperoleh dalam satu periode. Maksudnya adalah, rapat untuk menentukan apakah uang hasil dividen itu digunakan sebagai kebutuhan pribadi atau ditahan sebagai investasi baru di masa depan.

Singkatnya, jika laba itu diambil oleh pihak investor berarti mereka mengurangi total sumber dana yang seharusnya bisa digunakan untuk menambahkan biaya modal di masa mendatang. Dengan kata lain, mereka kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba yang lebih besar pada periode selanjutnya. Namun, keputusan pengambilan kebijakan hanya bisa diambil apabila semua pihak setuju.

Sebagai informasi, dividen sendiri adalah hasil keuntungan yang diberikan kepada pihak investor dari pengusaha. Keuntungan itu diberikan karena investor telah berjasa dengan menanamkan modal. Pemberian dividen biasanya baru akan dilakukan di akhir masa penutupan periode di sebuah bisnis.

Baca Juga: Pengertian Dividen: Sistem Bagi Hasil Buat Untung Apa Buntung?

Faktor Pengambilan Kebijakan

Dividen
Dividen

Kebijakan Dividen diambil tidak semata-mata untuk menambahkan modal usaha di masa mendatang. Namun, terdapat beberapa faktor lain yang menjadi perhatian sehingga dividen tidak bisa digunakan oleh para pemilik saham. Faktor-faktor yang dimaksud adalah:

1. Membayar Hutang

Sebagian besar pengusaha pasti memiliki hutang, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Biasanya, pengambilan keputusan kebijakan dividen juga diambil apabila hutang yang ditanggung dalam sebuah bisnis besar. Pelunasan dianggap menjadi hal yang penting agar tidak memberatkan bunga di masa depan.

Dengan kata lain, para pemilik saham harus ‘merelakan’ keuntungan mereka untuk sementara waktu agar bisa melunasi bisnis perusahaan. Sehatnya finansial dalam sebuah bisnis pastinya juga akan membuat modal yang ditanam akan aman ke depannya.

2. Ekspansi Bisnis

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, tujuan utama dari penahanan laba investor adalah untuk melakukan ekspansi atau pelebaran bisnis. Biasanya, ekspansi yang dilakukan bersifat secara sengaja maupun tidak sengaja. Ekspansi yang disengaja terjadi ketika jumlah permintaan melonjak tajam dari biasanya.

Contoh, perusahaan kamu biasanya hanya mampu menjual 1000 produk. Tetapi, pada bulan depan, terdapat 2000 permintaan produk sehingga kamu harus meningkatkan jumlah modal produksi. Untuk mengatasi hal tersebut, laba investor yang tertahan bisa menjadi solusi terbaik dalam bisnis.

Baca Juga: Mengenal Hutang Jangka Panjang Beserta Keuntungannya dalam Bisnis

Semakin banyak produk di dalam gudang, apakah itu berarti menguntungkan dalam sebuah bisnis? Sebuah studi yang dilampirkan oleh statista.com mencatat jika 65% pengusaha mengalami kerugian karena produk yang berada di gudang tidak tercatat dengan baik. Ada berbagai faktor yang menyebabkan hal itu terjadi.

Jika kamu tidak mau merasakan hal yang sama, ada baiknya kamu mulai melakukan pengelolaan bisnis dengan cara yang mudah, yakni dengan menggunakan Software Akuntansi. Kamu bisa menggunakan Paper.id secara GRATIS tanpa biaya. Caranya, klik tombol yang tertera di bawah ini.

 

 

Daniel Nugraha