China adalah salah satu pasar terbesar di dunia dengan populasi lebih dari 1,4 miliar jiwa, daya beli tinggi, serta kebutuhan industri yang terus bertumbuh. Produk Indonesia seperti makanan olahan, perikanan, furnitur, tekstil, minyak nabati, produk kayu, dan bahan baku industri memiliki potensi besar menembus pasar tersebut.

Namun, ekspor ke China menuntut persiapan yang matang. Mulai dari riset pasar, standar regulasi, hingga dokumen ekspor, semuanya harus tepat agar pengiriman tidak tertahan di bea cukai dan pembayaran berjalan aman. Inilah panduan lengkap bagi kamu yang ingin memulai ekspor ke China dari Indonesia.

Cara Ekspor Barang ke China

1. Tentukan produk yang tepat untuk pasar China

Langkah paling awal adalah memahami permintaan pasar China. Negara ini memiliki berbagai segmen konsumen dari industri pabrik besar, distributor makanan, ritel modern, hingga e-commerce seperti Tmall, JD.com, dan Pinduoduo.

Beberapa produk Indonesia yang sudah terbukti diminati di China antara lain hasil laut, kopi, minyak sawit, kayu olahan, arang, produk karet, makanan ringan, dan sejumlah produk pertanian.

Semakin kamu memahami siapa calon pembeli dan bagaimana kompetitor memasarkan produknya, semakin mudah mengatur strategi harga, kualitas, dan volume pengiriman.

2. Pelajari regulasi & aturan impor China

China dikenal memiliki aturan impor yang ketat, terutama untuk makanan, skincare, kayu, dan produk agrikultur.

Menurut General Administration of Customs China (GACC) serta panduan ekspor dari DHL China Shipping Guide, beberapa kategori produk memerlukan persyaratan tambahan seperti:

  • registrasi produsen untuk produk makanan,
  • sertifikat kesehatan dan hasil uji laboratorium,
  • dokumen fumigasi dan phytosanitary certificate untuk produk kayu/pertanian,
  • label berbahasa Mandarin untuk makanan atau kosmetik tertentu,
  • sertifikat asal barang (COO),
  • serta verifikasi keamanan produk (uji komposisi).

Aturan ini penting disiapkan sejak awal agar barang tidak tertahan di pelabuhan China.

Baca Juga: Cara Ekspor Barang ke Jepang: Panduan Lengkap untuk Pebisnis Pemula

3. Siapkan dokumen ekspor dari Indonesia

Dokumen yang lengkap akan sangat mempercepat proses clearance di kedua negara.

Berdasarkan ASEAN Briefing dan panduan ekspor resmi Indonesia, dokumen yang umumnya harus kamu siapkan meliputi:

  • invoice dan packing list,
  • bill of lading (laut) atau airway bill (udara),
  • Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) melalui sistem INSW,
  • certificate of origin (jika disyaratkan pembeli),
  • sertifikat kesehatan, phytosanitary, atau uji laboratorium untuk produk tertentu,
  • serta dokumen kontrak penjualan.

Eksportir juga harus memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha), NPWP, dan izin sesuai kategori produk.

Dokumen ini adalah fondasi utama agar barangmu berhasil keluar dari Indonesia dan lolos pemeriksaan saat sampai di China.

paperxb banner

4. Tentukan metode pengiriman yang tepat

China bisa dijangkau melalui pengiriman udara dan laut. Banyak eksportir memilih jalur udara untuk produk bernilai tinggi atau perlu ketepatan waktu (misalnya makanan segar atau barang sampel).

Untuk volume besar, jalur laut menjadi opsi yang paling ekonomis, terutama menuju pelabuhan besar seperti Shanghai, Ningbo, Guangzhou, atau Shenzhen.

Freight forwarder berpengalaman akan sangat membantu, karena mereka memahami standar GACC dan bisa memastikan dokumenmu memenuhi syarat fumigasi, inspeksi karantina, dan ketentuan impor lainnya.

5. Atur mekanisme pembayaran ekspor

Dalam dunia ekspor, metode pembayaran harus jelas sebelum transaksi dimulai.

Menurut panduan ekspor umum dari IndoService dan praktik transaksi internasional, pembayaran ekspor ke China biasanya dilakukan melalui:

  • Telegraphic Transfer (TT)
  • Letter of Credit (L/C)
  • Open Account (hanya untuk pembeli tepercaya)

Pastikan kontrak menjelaskan nilai transaksi, mata uang (biasanya USD atau CNY), jadwal pembayaran, dan tanggung jawab biaya pengiriman.
Kesepakatan yang jelas dapat mencegah risiko sengketa dan memperlancar proses ekspor.

5. Bangun hubungan bisnis jangka panjang dengan partner China

Pasar China sangat menghargai hubungan jangka panjang dan komunikasi yang profesional.

Setelah transaksi pertama berjalan lancar, pastikan kamu menjaga kualitas produk, konsistensi pengiriman, serta respons cepat terhadap permintaan buyer.

Pelaku usaha di China juga sangat memperhatikan dokumentasi dan transparansi. Semakin rapi administrasi dan pembayaranmu, semakin kuat reputasi kamu di mata mereka, dan ini bisa membuka peluang pembelian dalam volume lebih besar.

Baca Juga: Cara Ekspor Barang dari Indonesia ke Luar Negeri: Panduan Lengkap untuk Bisnis Pemula

Transaksi Internasional Pakai Kartu Kredit dengan PaperXB

Ekspor barang ke China adalah peluang besar bagi pelaku usaha Indonesia, tetapi membutuhkan persiapan menyeluruh: memahami regulasi, menyiapkan dokumen yang benar, bekerja sama dengan forwarder berpengalaman, dan menggunakan sistem pembayaran antarnegara yang aman serta efisien.

Untuk mendukung transaksi lintas negara, PaperXB dari Paper memberikan solusi pembayaran internasional yang cepat, transparan, dan tercatat otomatis, membantu kamu fokus pada pengembangan pasar, bukan rumitnya administrasi.

Pertama di Indonesia, kini kamu bisa kirim uang ke luar negeri pakai kartu kredit.

  • Perpanjangan tempo pembayaran hingga 30-60 hari (tergantung kartu kredit yang digunakan) untuk menjaga cash flow bisnis tetap sehat.
  • Transfer lebih cepat dibanding bank konvensional, sepenuhnya online.
  • Kurs lebih bersaing dan transparan. Semakin besar jumlah uang yang dikirim, biaya kursnya makin ringan—tanpa biaya tersembunyi!
  • Transaksi lebih aman dari mana saja lewat desktop maupun mobile, lacak transaksimu secara real-time.

Daftar sekarang di Paper.id dan aktifkan fitur PaperXB untuk dukung kelancaran operasional bisnismu secara global!

Content Writer dengan 4 tahun pengalaman menangani konten beragam topik di berbagai industri baik B2C dan B2B, termasuk bisnis, ekonomi, keuangan, dan sebagainya. Saat ini menulis di Paper.id untuk memperkaya wawasan pemilik bisnis dan memajukan industri B2B seluruh Indonesia.
Nadiyah Rahmalia