Microsoft merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia. Dengan valuasi mencapai 739 triliun dollar, Microsoft adalah satu dari tiga perusahaan terkemuka selain Amazon dan Apple. Oleh karena itu, setiap pegawai yang bergabung dengan mereka pasti memiliki gaji yang besar dan juga kehidupan yang cukup mapan. Akan tetapi, apakah kemapanan sudah cukup membuat mereka puas? Coba tanya kepada Chairul Amri.

Pria berusia 44 tahun tersebut memilih resign dari Microsoft pada tahun 2014 dan kembali ke kampung halamannya di Kuniran, Ngawi. Chairul Amri rela keluar dari pekerjaan bergengsinya lantaran ia melihat ada potensi besar untuk membangun desanya menjadi kota wisata. Selain itu, ia juga melihat kegigihan para warga yang semangat untuk mulai berwirausaha, mulai dari peternakan hewan hingga pelestarian lingkungan.

Dilansir dari Fakta.News, Chairul Amri mengatakan jika warga di desanya bisa mengubah wajah desa Kuniran menjadi lebih menarik dengan berwirausaha. Sayangnya, para warga tidak memiliki pembimbing yang mengarahkan cara untuk memperkenalkan bisnis mereka ke ranah yang lebih luas. Oleh karena itu, di tahun 2017, Chairul Amri membuat Rumah Inspirasi Nusantara untuk menampung semua aspirasi warga di desanya.

Baca Juga: Pencetus Kampung Online, Resign dari PNS Demi Buat Bisnis di Desa

Inspirasi Usaha: Embung Kuniran

Sejak awal tahun 2015, berbagai inspirasi usaha sudah mulai digalakkan di desa Kuniran. Mulai dari peternakan hewan seperti kambing dan lele, cagar budaya lumbung padi hingga beberapa bisnis lainnya. Dengan beragamnya keistimewaan yang dimiliki kampung tersebut, Chairul Amri pun berencana membuat satu tempat baru yang bernama Embung Kuniran. Menurutnya, Embung Kuniran bisa menjadi daya tarik agar wisatawan mau datang ke tempat tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Desa Kuniran mulai dikenal sebagai tempat wisata dan sarana edukasi akan tetapi belum dikelola dengan baik. Pada bulan Oktober 2017, Chairul Amri dan para warga setempat pun mendirikan Rumah Inspirasi Nusantara untuk menampung seluruh aspirasi warga demi memajukkan desa Kuniran.

Ada berbagai event yang dilakukan Rumah Inspirasi Nusantara tersebut dalam mempromosikan Embung Kuniran, salah satu yang paling berdampak positif adalah perlombaan swafoto ataupun kontes fotografi via media sosial. Dengan menggunakan tagar #KuninganNgangeni, rencana memviralkan desa wisata tersebut pun sukses besar. Dari yang sebelumnya pengunjung berjumlah 50 orang bisa meningkat 4 kali lipat beberapa saat kemudian.

Baca Juga: Kisah Pengusaha Sukses: Bos Jangkrik Beromset Ratusan Juta Rupiah

Ternak Lele hingga Peternakan Kambing

Ternak Kambing
Ternak Kambing

Dua tahun sebelum Embung Kuniran di Ngawi resmi dibuka, Chairul Amri sudah lebih dulu mengajak warga desanya melakukan budidaya ikan lele. Antusiasme warga cukup besar akan tetapi ada satu masalah yang terus berulang, yakni kesulitan melakukan pengelolaan uang. Banyak warga yang ikut budidaya tersebut tidak bisa memisahkan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan modal pembelian bibit ternak lele.

Oleh karena itu, untuk memfasilitasi para warga, Chairul Amri berinisiatif membuat bank keliling yang bertujuan agar para warga tidak menggunakan uang budidaya lele dengan kebutuhan sehari-hari. Hanya dalam setahun, ia ternak lele ala warga Kuniran, Ngawi berkembang pesat. Lantas, apakah Chairul Amri selesai sampai disitu saja? jawabannya tidak. Inspirasi usaha lainnya pun ia lakukan, yakni peternakan kambing.

Menurutnya, pasar dari peternakan kambing di Indonesia cukup besar terlebih lagi manfaat dari hasil produksi kambing bisa dibuat berbagai macam, mulai dari susu bubuk, kefir, yoghurt dan bahkan sabun untuk mandi. Susu kambing menjadi produksi paling menjanjikan lantaran harga satu liternya berkisar antara Rp. 40 ribu- Rp. 50 ribu. Padahal, setiap satu ekor kambing bisa diperah susunya hingga 1,5 liter.

Sistem Tabung dan Kepercayaan Warga

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, masalah yang terjadi di desa Kuniran dalam mengembangkan bisnisnya adalah pengelolaan finansial. Oleh karena itu, Chairul Amri menerapkan sistem tabungan kepada para peternak lele. Selain itu, ia juga memberikan dana bergulir sekitar Rp. 10 juta kepada para peternak lele untuk dibelikan pakan dan uang tersebut akan dipinjamkan ke para peternak lele lainnya.

Sistem berbeda ia terapkan kepada para peternak kambing. Bukan memberikan dana pinjaman, tetapi Amri memilih lebih memilih membayar gaji para warga desa yang ingin ikut serta ke dalam peternakan kambingnya. Pada awalnya, agak sulit untuk mengajak bergabung para warga desa. Namun, tidak butuh waktu lama bagi dirinya untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk memulai berwirausaha ternak kambing.

Secara bertahap, pria lulusan STT Telkom Bandung tersebut mengembangkan usaha ternak kambing. Di beberapa bulan awal, ia hanya menjual susu kambing namun akhirnya ia membuat usaha turunan, semisal sabun untuk mandi dan juga beberapa usaha lainnya yang berbahan dasar kambing.

Predikat 25 Konsultan Terbaik di Dunia

Kantor Microsoft
Kantor Microsoft

Chairul Amri dikenal sebagai seseorang yang gemar belajar. Chairl tidak memiliki dasar sebagai seorang yang berasal dari dunia pariwisata namun ia gemar untuk mencari tahu hal-hal baru. Buktinya, ia pernah menyabet penghargaan sebagai Circle of Excellence Sebagai salah satu dari 25 Konsultan Terbaik di Dunia di tahun 2013. Saat itu, ia masih menjabat sebagai Konsultan di Microsoft.

Ketika masih bekerja di Microsoft, ia juga sempat meraih predikat Microsoft Most Valuable Professional di tahun 2005-2010. Dengan segala penghargaan yang dimiliki, Chairul Amri sebenarnya sudah mapan secara harta. Akan tetapi, ia memilih resign agar bisa mengajak para warga di desanya berkembang. Itu dia inspirasi usaha dari seorang Chairul Amri. Bagaimana dengan Anda, apakah Anda memiliki cita-cita besar seperti beliau?

Daniel Nugraha