B2B Marketing– Strategi pemasaran sangat vital dalam sebuah bisnis. Kesalahan sebuah campaign dapat mempengaruhi penjualan (conversion) yang berakibat pada kerugian. Itulah mengapa, marketer selalu berhubungan dengan tim data agar bisa mendapatkan analisa tepat mengenai pengguna.

Umumnya, data yang diambil akan berada di sekitaran behaviour pengguna, mulai dari umur, jenis kelamin, dll. Akan tetapi, kesalahan bisa saja terjadi walaupun telah memiliki data yang tepat. Di bawah ini, terdapat 3 kesalahan umum yang biasanya dilakukan marketer ketika sedang menargetkan pasar ke B2B.

Tak Memahami Klien

B2B Marketing

Apakah data cukup untuk memahami keinginan klien? sepertinya tidak, sebab data hanya mencakup secara keseluruhan. Semakin besar data yang didapatkan, semakin besar pula behaviour yang cukup. Itulah kenapa kamu harus mulai memahami prioritas dari klien kamu secara lebih personal. Dengan kata lain, kamu harus melakukan:

  • Penggunaan bahasa yang lebih sopan terhadap klien, terlebih lagi dalam B2B.
  • Kamu tidak perlu menggunakan bahasa ‘klise’ yang malah membuat klien meragukan profesionalitas bisnis.
  • Perlakukan klien B2B dengan lebih formal karena mereka merupakan sosok yang potensial untuk meningkatkan penjualanmu.

Bagaimana cara yang lebih mudah dalam memahami klien secara lebih personal? Mudah, kirimkan klien potensial kamu sebuah survey dan pancing mereka untuk mengisinya. Jika sudah, kamu bisa memperkirakan profile dari calon pembelimu ke depannya.

Kesalahan Email Marketing

B2B Marketing

Channel paling efektif bagi seorang marketer untuk mendapatkan atensi dari klien adalah dengan mengirimkan newsletter ataupun product announcement melalui email marketing. Namun penggunaan dari email marketing tak selalu baik, ada beberapa hal yang membuatnya menjadi useless contohnya di bawah ini:

Masuk ke Spam Folder

Email yang masuk ke ‘tong sampah’ spam folder adalah permasalahan umum yang selalu dialami dalam b2b marketing. Tidak ada yang memahami secara jelas kenapa email mereka selalu masuk ke dalam spam folder. Namun, ada beberapa cara efektif untuk meminimialisirnya:

  • Jangan menulis subject dengan huruf kapital semuanya.
  • Jangan sampai menggunakan penulisan yang salah (typo).
  • Tak perlu menggunakan kata seru berlebihan.

Subject Lines yang Membosankan

Tak peduli seberapa bagus konten marketing yang kamu buat dalam sebuah newsletter, klien tidak akan membukanya apabila kamu tidak menyertakan judul yang memukau. Lantas, bagaimana cara membuat sebuah judul yang memukau? Jawabannya adalah tergantung dari perilaku klien kamu.

Dalam hal ini, kamu perlu melakukan testing dua buat email yang berbeda. Email pertama, dibuatkan sebuah judul yang straight to the point atau fungsinya. Kemudian di email kedua, buat sebuah judul yang mengandung click bait sehingga klien mau membukanya. Setelah beberapa hari, coba dilihat hasilnya mana yang lebih berhasil.

Beberapa konten yang bisa menggugah klien dalam membacanya adalah: edukasi, pengumuman, press release dan juga story telling tentang sesuatu yang mengesankan. Dengan menerapkan beberapa hal di atas, tingkat dibukanya sebuah newsletter pasti akan meningkat.

Mengesampingkan Pengguna Smartphone

B2B marketing memang lebih erat kaitannya dengan para pekerja kantoran yang terlihat formal. Dengan demikian, kamu bisa menyimpulkan jika email marketing yang dikirimkan lebih berfokus kepada orang yang membukanya melalui laptop dengan menyampingkan pengguna smartphone.

Faktanya berbeda. Emarketer menyebutkan jika 63% klien B2B saat ini lebih suka untuk melihat sesuatu melalui smartphone mereka, termasuk juga email marketing. Dengan kata lain, apabila tingkat responsive email yang kamu kirimkan tidak mendukung pengguna smartphone, mereka akan bounce dan tidak membuka email tersebut.

Bisa bayangkan berapa banyak klien potensial yang hilang jika kamu tidak melakukan optimasi sejak saat ini?

Kesalahan Planning

Bahan Baku dan Prosedur Pembeliannya di Perusahaan Manufaktur

Kesalahan B2B marketing yang terakhir adalah melakukan perencanaan. Goals yang tidak realistis bisa membuat kamu dan tim merasa kesulitan untuk menggapainya. Di sisi lain, goals yang terlalu ‘rendah’ hanya akan membuat kamu dan selurhu merasakan kemudahan dan ketiadaan tantangan. Lantas, bagaimana rencana terbaik?

Lewat medium, Lead Tree Global mengungkapkan jika perencanaan terbaik ada di dalam kata SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevant dan Timely. Apabila beberapa hal tersebut dimiliki, goals atau tujuan kamu akan lebih terarah. Beberapa data pendukung yang harus dimiliki:

  • Melihat Key Metrics
  • Berkaca dari data di periode sebelumnya
  • Melakukan tes dan evaluasi secara bertahap.

Itu dia beberapa kesalahan umum dalam B2B marketing yang selalu diulangi secara tidak sengaja. Jika kamu ada pertanyaan mengenai hal ini, silahkan tulis di dalam kolom komentar.