Dalam laporan Indonesia Digital Creative Industry Society berjudul Mapping & Database Startup Indonesia 2018, jumlah perusahaan rintisan di Indonesia mencapai 992 perusahaan. Rinciannya, 522 perusahaan berdomisili di daerah Jabodetabek dan sisanya berada di daerah Indonesia lainnya.

Derasnya kemajuan teknologi yang terjadi di tanah air memicu munculnya beragam perusahaan rintisan teknologi di Indonesia. Pertumbuhan startup yang kencang juga disertai dengan tumbangnya sejumlah startup yang tidak mampu bertahan. Kebanyakan, mereka hanya bertahan beberapa tahun saja karena masalah-masalah yang mendera mereka, seperti masalah keuangan.

Baca juga: 3 perusahaan startup berstatus unicorn tapi bangkrut!

Masalah keuangan di startup telah menjadi masalah klasik yang perlu dipecahkan. Setiap perusahaan mengalami masalah yang berbeda-beda. Berikut masalah-masalah finansial umum yang kerap dialami oleh startup Indonesia.

Penyusunan laporan keuangan Startup Indonesia yang masih berantakan

Menurut Anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAKIAI), Ersa Tri Wahyuni, perusahaan rintisan teknologi Indonesia masih kebingungan dalam mencatat laporan keuangan.

Ersa Tri Wahyuni telah melakukan riset dan menemukan jika 64% startup di Indonesia mengaku kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Untuk mempermudah mereka, penggunaan software akuntansi gratis diharapkan bisa membantu mereka.

Paper.id merupakan platform bisnis dengan fitur invoice, inventaris dan akuntansi yang cocok digunakan untuk siapa saja termasuk startup Indonesia. Dengan harga yang ekonomis, Paper.id dapat menjadi solusi akan sulitnya pembuatan laporan keuangan bagi startup dan ribuan UMKM yang ada di Indonesia. Daftar sekarang melalui LINK INI!

Keterlambatan pembayaran

Lagu lama terus diulang, ungkapan ini tepat bagi salah satu masalah klasik yang kerap dialami oleh perusahaan startup, keterlambatan pembayaran. Masalah ini menjadi ancaman bagi perusahaan Anda kedepannya jika tidak segera diatas.

Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat peraturan yang jelas serta konsekuensi yang diberlakukan. Sebagai contoh, pemberian jangka waktu pembayaran yang telah disepakati menjadi hal yang penting untuk diberlakukan.

Fitur invoice reminder Paper.id membantu pengusaha agar tahu akan invoice yang belum terbayar

Selain itu, Anda juga bisa mengingatkan klien dengan sopan dan teratur. Untuk membantu Anda dalam melakukannya, Anda bisa menggunakan fitur invoice reminder dari Paper.id. Dengan ini, tidak ada lagi kelupaan untuk remind, karena ada laporan invoice yang belum terbayar.

Modal kerja

Modal juga termasuk sebagai salah satu masalah klasik yang terus dihadapi oleh startup. Keterbatasan dana menjadi tantangan yang harus dilewati. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mencari angel investor, crowdfunding, pinjaman dana, dan melakukan pitching terhadap investor.

Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan suntikan dana dalam jumlah yang besar. Hal ini juga harus dibarengi dengan penggunaan yang tepat agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pengeluaran yang terlalu besar dan berujung terhadap gulung tikar.

Proyeksi keuangan tidak teratur

Selain laporan keuangan, proyeksi penggunaan dana perlu dibuat sebagai panduan bagi sebuah perusahaan termasuk perusahaan rintisan. Dengan begitu, mereka tahu akan berapa besar dana yang dibutuhkan untuk langkah jangka pendek, menengah dan panjang.

Baca juga: 6 cara mengantarkan startup sukses dari membuat invoice!

Proyeksi keuangan mudah dibuat dengan mengikuti laporan keuangan. Hasil laporan keuangan akan menunjukkan berapa besaran pendapatan serta expense yang ada. Setelah itu, expense akan menjadi patokan berapa besar uang yang dihabiskan setiap bulannya.

Anda perlu menjadikan expense sebagai pedoman dari berapa besar uang yang dibutuhkan untuk segala kegiatan dalam perusahaan. Dengan begitu, Anda tahu akan besaran dana yang diperlukan agar perusahaan Anda tetap berjalan dan bisa berkembang.