Meski pandemi masih menyelimuti, tapi optimisme pasar dan dunia bisnis menunjukkan sinyal positif. Masyarakat pun menyambut optimisme ini dengan berbagai cara, salah satunya dengan berbondong-bondong berinvestasi saham. Tercatat jumlah investor retail naik signifikan dan menyumbang kenaikan investor pasar modal yang mencapai 54,38 persen dari 2,48 juta (2019) ke 3,88 juta (2020).

Harusnya fenomena ini sangat bagus bagi pertumbuhan ekonomi. Makin banyak investor, berarti makin lancar aliran modal. Namun, yang terjadi justru mengejutkan. Banyak yang salah kaprah, menggunakan “uang panas” untuk berinvestasi. Mengapa ini bisa terjadi?

Baca juga: Cara mengelola dan menagih piutang yang tokcer

Terlalu Agresif, Minim Edukasi

Siapa sih yang nggak pengen untung dalam berinvestasi? Tapi, kalau hanya memikirkan cuan, tanpa menghiraukan risiko tentu ini tindakan ceroboh. Adanya kasus seseorang bermain saham bermodalkan utang menjadi contoh nyata kecerobohan ini. Sudah mengucurkan dana, ternyata IHSG anjlok. Alhasil, portofolio jatuh sedangkan utang sudah jatuh tempo.

Inilah pentingnya mengedepankan edukasi sebelum investasi. Edukasi merupakan fondasi dalam berinvestasi, tak terkecuali investasi saham. Dengan edukasi, kita tak hanya akan mempertimbangkan keuntungan, tapi juga risiko serta cara mitigasinya. Berawal dari edukasi Anda bisa terhindar dari berbagai macam godaan dan fokus pada tujuan Anda berinvestasi.

Selalu ingat bahwa tujuan orang saat berinvestasi saham berbeda-beda. Ada yang ingin hasil cepat, ada juga yang ingin berinvestasi jangka panjang. Oleh karena itu, kita tidak bisa copy paste strategi investasi saham milik orang lain. Jika Anda sudah teredukasi dan fokus pada tujuan investasi, niscaya Anda akan terhindar dari sikap terlalu agresif saat bermain saham.

Setelah menanggalkan sikap terlalu agresif dalam bermain saham, lanjutkan dengan langkah aman berinvestasi saham berikut ini:

Siapkan “Uang Dingin”

Uang dingin adalah uang yang tidak akan dipakai dalam jangka waktu tertentu. Jadi, uang yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari jelas bukan merupakan uang dingin. Penting diingat untuk hanya menggunakan uang dingin jika memang berniat main saham. Pasalnya, potensi keuntungan investasi, termasuk saham, idealnya akan meningkat seiring berjalannya waktu.

Jika Anda menggunakan uang bulanan untuk investasi saham, lalu terjadi penurunan harga saham dan uang tersebut dibutuhkan, mau tidak mau Anda harus menerima risiko kerugian. Sebaliknya, apabila menggunakan uang dingin, saat terjadi penurunan saham Anda bisa menahannya dulu hingga nilainya kembali naik.

Pahami Profil Risiko Anda

Dalam bermain saham, kemungkinan besar Anda tidak akan mengalokasikan seluruh uang ke satu perusahaan saja, tetapi memecahnya ke beberapa perusahaan. Inilah yang dinamakan diversifikasi portofolio. Sebelum melakukan hal ini, Anda perlu mengetahui profil risiko terlebih dulu. Ada tiga jenis profil risiko di dunia investasi, yaitu:

  • Konservatif – cenderung menghindari risiko yang terlalu tinggi.
  • Moderat – masih bisa menolerasi sebagian risiko turunnya nilai investasi.
  • Agresif – bisa menoleransi turunnya nilai investasi dalam jumlah besar.

Dengan mengetahui profil risiko diri, Anda bisa menyusun portofolio yang sesuai dengan tingkat toleransi risiko Anda. Semakin tinggi potensi keuntungan yang ditawarkan oleh emiten di bursa saham, biasanya risikonya juga semakin tinggi.

Baca juga: Jenis-jenis invoice berdasarkan tipe transaksinya

Pilih Perusahaan Sekuritas yang Biayanya Terjangkau

Pada investasi saham, Anda diharuskan membuka rekening efek yang biasanya ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan sekuritas. Jangan buru-buru memilih perusahaan sekuritas, lakukan riset sebelumnya untuk memastikan perusahaan sekuritas memiliki track record yang baik.

Cari tahu pula biaya transaksi yang akan dibebankan kepada Anda. Biaya transaksi mengacu pada biaya penjualan dan pembelian saham. Jumlahnya macam-macam, ada yang membebankan biaya 0,15% pembelian dan 0,20% penjualan, ada pula yang menerapkan biaya 0,19% pembelian dan 0,29% penjualan. Nah, melalui hasil riset yang telah dilakukan, Anda dapat memilih perusahaan sekuritas yang menawarkan biaya transaksi paling murah.

Invoice Penjualan

Investasi yang Menguntungkan Bukan Cuma Saham

Tahukah Anda? Investasi yang menguntungkan tidak melulu saham lho! Ada instrumen lain yang mendatangkan cuan. Salah satunya alternatif investasi peer-to-peer (P2P) lending. Dengan mendanai UMKM, Anda tak hanya mendapatkan bunga, tapi juga telah membantu menggerakkan ekonomi bangsa. Tentu, kontribusi ini sangat berarti di tengah pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.

Hanya mulai dengan Rp 100 ribu, Anda sudah dapat melakukan alternatif investasi P2P lending di Modalku. Soal kepraktisan, jangan ditanya, semua proses dilakukan secara online dengan platform Modalku yang user-friendly. Bagaimana dengan risikonya, tenang! Risiko alternatif investasi ini dapat diminimalisir dengan diversifikasi pinjaman.

Pilih Instrumen Investasi yang Sesuai dengan Kebutuhan

Pada akhirnya, berinvestasi harus melihat kebutuhan masing-masing individu. Ada orang yang butuh hasil dalam hitungan bulan, ada juga yang butuh dalam hitungan tahun. Oleh karena itu, latah berinvestasi harus dihindari, apalagi saham. Tingkat volatilitas yang tinggi tentu tidak untuk semua orang. Selain itu, profil risiko semua orang juga tidak sama. Ada yang bisa menghadapi risiko tinggi ada yang tidak. Anda harus mengenali diri Anda.

Dengan mempertimbangkan karakteristik, kelebihan, risiko serta keuntungannya masing-masing, Anda tentu dapat memutuskan investasi yang lebih cocok untuk kebutuhan dan karakter Anda. Jangan lupa juga untuk mempertimbangkan P2P lending, seperti Modalku sebagai alternatif investasi yang layak Anda pilih. Semoga bermanfaat!

Daniel Nugraha