Dalam dunia akuntansi pasti kalian sering mendengar tentang return on investment (ROI) atau yang dapat disebut tingkat keuntungan pengembalian investasi. Menurut beberapa ahli, ROI merupakan uang atau aset yang dapat diperoleh atau bahkan hilang karena adanya proses investasi pada suatu usaha.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan investasi ialah jika ROI bernilai negatif, maka investasi tersebut harus dipertimbangkan kembali sebab investasi tersebut akan mengalami kerugian. 

Sebaliknya, jika ROI bernilai positif maka akan memberikan keuntungan dalam bisnis Anda. ROI merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dana yang ditanamkan ke  dalam aktiva yang dipakai untuk operasi perusahaan agar menghasilkan keuntungan.

Baca juga: Analisis SWOT, pengertian, manfaat dan contohnya

Dalam melakukan perhitungan ROI ini memerlukan waktu atau durasi yang dibutuhkan, demi mencapai suatu target tertentu dan sangat disarankan bagi anda yang akan memulai suatu  bisnis atau usaha awal, sebab dengan memahami ROI dapat mengukur efisiensi pemakaian modal perusahaan produksi serta penjualan. 

Return of investment juga memiliki nilai yang sangat penting sebagai salah satu cara perhitungan yang biasa digunakan dalam menentukan keputusan yang akan diambil dalam bisnis Anda.

 Faktor yang Mempengaruhi Return On Investment (ROI)

  • Tingkat perputaran aktiva yang dipakai untuk operasional perusahaan
  • Profit Margin

Besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan pada persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit Margin mengukur tingkat keuntungan yang bisa dicapai pada perusahaan yang dihubungkan dengan penjualannya.

Kelebihan ROI (Return on Investment)

  • ROI dapat digunakan untuk perencanaan dan juga sebagai landasan perusahaan untuk membuat keputusan seperti membeli aset, pendanaan untuk program tertentu dan investasi 
  • ROI dapat digunakan sebagai alat pengukur profitabilitas dari setiap produk perusahaan.
  • ROI sangat terkait dengan efisiensi pemakaian modal, efisiensi produksi serta efisiensi penjualan.
  • Menjadi sebuah alat pembanding dengan bisnis kompetitor. Tapi, hal ini hanya bisa diraih jika kamu mempunyai data industri hingga kamu dapat menghitung rasio industri terlebih dulu.
  • Dapat digunakan untuk melakukan perencanaan bisnis.

Kelemahan ROI yang tidak dapat dikendalikan antara lain:

  • Memiliki kesulitan untuk membandingkan rate of return perusahaan dengan perusahaan lain karena sistem akuntansi antara perusahaan yang berbeda.
  • Pemakaian ROI di dalam analisa tidak bisa digunakan untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan hasil yang memuaskan.

Ada beberapa hal yang harus anda ketahui dalam rumus ini, yaitu berkaitan dengan biaya yang akan dikeluarkan dalam melakukan investasi, pendapatan dari investasi, juga waktu yang harus dikeluarkan sampai biaya dikembalikan (returned). Rumus yang biasanya digunakan adalah:

ROI = (Pendapatan dari Investasi – Biaya Investasi) / Biaya Investasi x100%

Contoh Kasus:

Kamu ingin membeli mesin percetakan seharga Rp 170 juta. Mesin ini bisa menghemat penggunaan tenaga kerja hingga 7 orang dan gaji setiap tenaga kerja sebesar Rp 2.5 juta per orang. Berapa ROI selama setahun?

Total pendapatan investasi = 7 x 2.500.000 x 12 = Rp 210.000.000,-

Biaya investasi = Rp 170.000.000,-

ROI = (210.000.000 – 170.000.000) / 170.000.000 X 100 = 23.5%

Berdasarkan perhitungan di atas, kamu hanya mendapat 23.5% dari modal awal yang kamu keluarkan untuk investasi ini, artinya, kamu menderita kerugian karena hanya mendapat nilai ROI sebesar 0.235 kali dari modal awal.

Seringkali kita sebagai pelaku usaha hanya berorientasi pada keuntungan atas suatu produk dan jasa. Alangkah lebih baik jika kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan kepastian dan keyakinan bahwa bisnis yang dijalankan mampu berkembang. 

Baca juga: Contoh proposal usaha untuk bisnis makanan dan minuman

Dalam menjalankan suatu bisnis, seorang pengusaha harus memperhatikan pula jumlah dana yang harus diinvestasikan dalam mencapai target penjualan, jumlah keuntungan yang akan diperoleh, dan bagian dari keuntungan tersebut akan digunakan untuk mengembangkan bisnis.

Apabila investasi yang dilakukan hanya menghasilkan keuntungan yang relatif kecil, maka bisnis tersebut akan mengalami kesulitan untuk berkembang di masa yang akan datang dan adanya kemungkinan akan mengalami kegagalan.