Bak sebuah air bah, pandemi COVID-19 memberikan imbas besar terhadap dunia bisnis tanah air. Hal ini mengakibatkan sejumlah akibat seperti lay-off, PHK, dan sejumlah usaha harus gulung tikar. Dampaknya juga terasa hingga ke perusahaan rintisan.

Sejumlah perusahaan rintisan harus melakukan adaptasi dengan merumahkan karyawan-karyawan mereka dan harus menutup usaha mereka secara permanen. Hal ini turut disayangkan oleh sejumlah pihak.

Namun, ada juga yang mendapatkan keuntungan di tengah pandemi COVID-19. Ada juga yang berhasil mendapatkan pendanaan atau keuntungan yang lebih banyak karena pandemi COVID-19. Berikut ini, Paper.id menyajikan rangkuman laporan mengenai beberapa startup di Indonesia yang buntung atau untung di Indonesia.

Mereka yang buntung di tengah pandemi

Dilansir dari Kompas, Agregator hotel melati di Indonesia, Airy Room memutuskan untuk menutup bisnisnya secara permanen mulai tanggal 31 Mei 2020 akibat pandemi COVID-19. Hal ini dinilai mempengaruhi usaha perhotelan dan indekos yang ada di Indonesia.

Baca juga: Cara manajemen bisnis yang ampuh ditengah pandemi COVID-19

Sejumlah pengusaha hotel mengaku telah menerima surat pemberitahuan sejak awal Mei 2020. Keputusan ini disayangkan oleh sejumlah hotel atau indekos yang bekerjasama dengan Airy Room. Dikutip dari Deal Street Asia, Airy Room memutuskan untuk menutup usahanya karena adanya penurunan SDM yang dimiliki dan penurunan secara bisnis.

Selain itu, salah satu startup unicorn Indonesia juga dikabarkan terkena imbas dari pandemi ini. Dilansir dari Liputan 6, Traveloka memutuskan untuk melakukan PHK terhadap 100 orang atau 10 persen yang terkena PHK. Mengenai hal ini, pihak Traveloka tidak memberikan komentar terkait PHK tersebut. CEO Transport Traveloka menuturkan bahwa Traveloka menghadapi permintaan refund secara besar-besaran. Dampak ini terjadi karena adanya penurunan di aspek pariwisata dan penerbangan akibat COVID-19.

Mereka yang beruntung di tengah pandemi

Di tengah masa pandemi, Kopi Kenangan justru mengumumkan pendanaan Series B sebesar $109 juta yang dipimpin oleh Sequoia Capital. Dalam pendanaan ini, sejumlah investor seperti B Capital, Horizons Ventures, Verlinvest, Sofina, Kunlun, dan Alpha JWC Ventures turut serta dalam hal ini seperti dilansir dari Tech in Asia.

Selain itu, Ivan Arie Sustiawan selaku CEO dari TaniHub menuturkan adanya kenaikan permintaan dari pelanggan sebanyak 15% – 20% dari permintaan. Kenaikan tersebut terlihat dari jumlah pembelian tanaman herbal.

Baca juga: Diterpa Corona, farmasi dan supermarket tetap berdiri

Startup platform kesehatan, Halodoc dan Alodokter juga merasakan keuntungan. Dilansir dari Glints, Halodoc merasakan peningkatan sebanyak 600% dari orang-orang yang mencari tahu seputar COVID-19. Jumlah transaksi yang terjadi juga meningkat sebanyak 2 kali lipat.

Startup penyedia aplikasi layanan pemesanan sayur secara online, Sayurbox juga merasakan hal yang serupa. Metha Trisnawati selaku CPO dari Sayurbox mengatakan bahwa pemesanan sayur melalui Sayurbox meningkat sebanyak 4 kali lipat terutama pembelian sayur yang dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh.