Di era globalisasi ini, perkembangan yang terjadi pada industri sangat pesat sekali. Hal ini membuat perusahaan manufaktur terus menerus meningkatkan hasil produksinya. Baik dalam hal kualitas, kuantitas, harga, maupun dalam hal pengiriman. 

Hal tersebut agar konsumen tetap setia terhadap produk yang dibuat oleh perusahaan tersebut. Hal ini menuntut perusahaan harus mampu memberikan jaminan kepada konsumen untuk meyakinkan bahwa produk yang dihasilkannya adalah produk yang benar-benar berkualitas dengan harga yang bersaing dengan produk lain yang sejenis. 

Perusahaan manufaktur merupakan salah satu jenis usaha yang mengolah bahan mentah hingga menjadi barang jadi. Pada umumnya, mereka mengandalkan banyak tenaga kerja serta divisi untuk operasional kerja mereka. 

Baca juga: Kegunaan supply chain financing untuk optimasi operasional perusahaan

Tujuan dasar dari suatu bisnis industri manufaktur  tentunya adalah mencapai laba dalam jangka panjang agar keberadaan atau eksistensi perusahaan tersebut tetap dapat berlangsung. Lean manufacture dapat membantu perusahaan agar tetap dapat bersaing dengan cara meningkatkan pelayanan terbaik bagi pelanggan dan berupaya untuk mengurangi biaya produksinya secara terus menerus.

Untuk dapat menjalankan konsep lean manufacture ini Anda harus mengetahui prinsip dasar dari konsep ini. Berikut adalah prinsip dasar dari lean manufacture yang harus diketahui dan dimengerti:

Prinsip Mendefinisikan Nilai Produk (Define Value Principle)

Mendefinisikan Nilai suatu produk berdasarkan pandangan dan perspektif pelanggan melalui konsep QCDS + PME (Quality Cost Delivery, Service + Productivity, Motivation and Environment) Dalam prinsip pendefinisian nilai suatu produk, pihak perusahaan perlu melakoni value stream identification, proses identifikasi terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam aliran proses mulai dari Supplier (pemasok) sampai ke Customer (pelanggan). Dari Identifikasi,  kita dapat mengetahui proses atau pekerjaan apa yang tidak memberikan nilai tambah pada produk dan kepuasan pelanggan.

Prinsip Menghilangkan Pemborosan (Waste Elimination Principle)

Pemborosan adalah suatu pekerjaan ataupun proses yang tidak memberikan Nilai Tambah terhadap produk dan kepuasan pelanggan. Pemborosan harus dihindari dalam Produksi karena akan berdampak buruk bagi usaha yang Anda  jalankan.

Ada 8 macam pemborosan (waste) yang kerap terjadi dan dialami oleh perusahaan manufaktur yaitu: 

  • Pemborosan pada transportasi, yang terdiri dari pemindahan atau pengangkutan yang tidak dibutuhkan seperti perpindahan barang, penempatan sementara, atau penumpukan barang.
  • Pemborosan gerakan, yaitu berupa waktu untuk mencari atau bekerja yang tidak efisien dan tidak ergonomis.
  • Pemborosan kelebihan persediaan, yaitu stok yang jumlahnya berlebihan dan justru tidak berguna.
  • Pemborosan menunggu, seperti aktivitas menunggu barang untuk datang atau menunggui mesin otomatis yang tengah bekerja yang pada hakikatnya akan membuang waktu.
  • Pemborosan kelebihan produksi, yaitu produk yang melebihi permintaan ataupun lebih awal dari jadwal yang sudah ditetapkan.
  • Pemborosan proses berlebih, yaitu penambahan proses yang sebenarnya tidak diperlukan bagi produksi dan justru menambah biaya produksi.
  • Pemborosan defect, yaitu pekerjaan yang dilakukan berulang namun tidak menambah nilai barang tersebut.
  • Pemborosan keterampilan, yaitu manajemen tidak memanfaatkan kemampuan staf secara tepat termasuk tidak melibatkan mereka pada proyek improvement perusahaan.

Prinsip Pendukungan Karyawan (Support the Workers Principle)

Memberikan pengetahuan tentang alat-alat (tools) yang diperlukan untuk melaksanakan Lean manufacture dan pelatihan yang memadai kepada karyawan atau karyawati dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan mereka berhubungan langsung dengan proses kerja lean manufacture dan merekalah yang menjalankan operasional harian produksi dalam suatu industri.

Baca juga: Pengaruh digital payment terhadap menurunnya kompleksitas transaksi B2B

Berikut ini adalah strategi untuk menjalankan lean manufacture dengan sangat baik

Pull System Strategy

Sistem yang dapat Anda lakukan untuk penarikan material saat diperlukan saja, tujuan dari Pull system ini adalah untuk meningkatkan fleksibilitas dan dapat merespon dengan cepat kebutuhan pelanggan serta menghindari pemborosan yang akan terjadi.

Quality Assurance Strategy

Dalam Lean manufacture, Kualitas dibangun dalam proses produksinya. Dengan kata lain, produksi sendirilah yang harus menjamin kualitas produk itu sendiri. Teknik-teknik yang dilakukan untuk menjaga kualitas dari sebuah barang adalah metodologi six sigma dan konsep dasar kualitas yaitu jangan menerima barang reject, jangan membuat  reject dan jangan melewatkan reject.

Plan Layout & Work assignment Strategy

Sebagai pelaku usaha Anda diharuskan memiliki strategi dalam merencanakan Layout produksi agar dapat mengurangi pemborosan (waste) dalam proses serta pembagian tugas yang jelas pada masing-masing prosesnya.

Continuous Improvement strategy

Melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap proses secara terus menerus dalam segala aspek seperti mengurangi pemborosan (waste), meningkatkan keselamatan kerja ataupun pengurangan biaya produksi. Peningkatan yang berkesinambungan ini harus diterapkan ke semua level karyawan di perusahaan.

Decision Making Strategy

Pengambilan Keputusan yang benar merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan peningkatan proses yang terus menerus. Contohnya, keputusan dalam mengubah Layout produksi,  penggunaan peralatan kerja maupun penentuan pembagian tugas. Pengambilan keputusan yang dianjurkan dalam lean manufacture adalah pengambilan keputusan secar mufakat yang artinya dapat didukung oleh semua pihak yang berkaitan dengan penerapan Lean manufacture dalam suatu Industri.

Supplier Partnering Strategy

Supplier atau pemasok merupakan salah satu pihak yang terpenting dalam memberikan dukungan dalam menjalankan Lean manufacture di sebuah perusahaan seperti memberikan dukungan dalam pengiriman yang tepat waktu, menyediakan material (bahan produksi)  yang berkualitas tinggi atau bebas dari kerusakan.  Supplier (pemasok) harus dianggap sebagai bagian dari perusahaan yang menerapkan lean manufacture sehingga diperlukan pengembangan dan pelatihan terhadap suppliernya.