Bisnis waralaba tumbuh subur di Indonesia. Pada tahun 2019, ada 2000 merek dagang baik dari luar maupun dalam luar negeri yang terdaftar di Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) seperti dilansir dari Kontan.co.id.

Peningkatan ini juga diikuti oleh sejumlah anak muda yang menggeluti bisnis waralaba dari berbagai macam bidang. Salah satunya adalah Cakra Himawan. Pemuda berusia 26 tahun ini merupakan pemilik dari Kreasi Boga yang membawahi 3 unit waralaba yang ia miliki, 2 unit Bakso Boedjangan dan 1 unit Warung Upnormal.

Tim Paper.id berkesempatan untuk mewawancarai beliau secara langsung untuk interview with the expert edisi IV. Kami menanyakan tentang awal mula merintis usaha, kiat-kiat dalam menjalankan bisnis waralaba serta dampak pandemi COVID-19 terhadap usahanya. Tanpa panjang lebar, cek dibawah untuk hasil wawancara kami dengan Cakra Himawan.

Bisnis waralaba, tidak semudah kelihatannya

Anggapan bahwa bisnis waralaba itu lebih mudah karena sudah ada sistem dan produknya, dibantah oleh Cakra. Ia menceritakan bagaimana perjuangannya dalam mengasuh 2 Bakso Boedjangan dan satu warung Upnormal yang ia miliki.

Berawal dari ajakan temannya yang berada di grup Cita Rasa Prima (CRP) yang membawahi merek Bakso Boedjangan dan Warung Upnormal, ia akhirnya menyanggupi ajakan temannya. Pertama, ia membangun Bakso Boedjangan cabang Surabaya. Kemudian, ia juga turut membangun Bakso Boedjangan di Bekasi dan menjadi salah satu investor dari warung Uprnormal di cabang Bandung.

Baca juga: Wawancara Coach Faransyah Jaya – Kiat-kiat mengembangkan UMKM

Kemudian, menjalani bisnis waralaba tidak seindah seperti anggapan orang-orang. Ia mengakui sempat menghadapi beberapa kesulitan saat diawal. Meski bermodalkan SOP dan resep, Cakra mengaku kesulitan.

“Semuanya harus di-manage sendiri mulai dari karyawan, manajemen, mengecek masakan, hingga lainnya.” Ungkapnya. Apalagi, ia sempat menetap selama 3 bulan di Surabaya untuk memastikan agar semuanya berjalan lancar.

Sempat gonta-ganti manajer sebanyak 3 kali. Salah satu masalah yang membekas adalah, ia harus mengganti manajernya yang pertama karena tidak transparan soal keuntungan usahanya.

Masalah ini kerap dialami oleh banyak pelaku usaha. Agar transparan, Anda bisa menggunakan Paper.id. Dengan fitur laporan keuangan yang lengkap, Anda dapat melihat laba rugi, laporan buku besar dan neraca keuangan secara real-time dari HP/Laptop Anda secara langsung. Semuanya mudah dan usaha bisa tetap berjalan meski Anda tidak ditempat. Gunakan secara GRATIS dengan daftar disini.

Ia akhirnya menemukan rumus pasti agar usahanya dapat berjalan dengan baik. “Kuncinya adalah harus menemukan orang-orang yang benar-benar bisa dipercaya.” Untuk hal ini, ia harus terjun ke segala aspek usahanya agar dapat berjalan lancar.

COVID-19 datang, kegiatan usaha turut terhalang

Wabah COVID-19 yang menyerang Indonesia memberikan pukulan telak terhadap para pelaku usaha di Indonesia. Mereka memaksa menutup usahanya yang berdampak pada kegiatan usaha yang tidak berjalan dan penurunan keuntungan secara drastis.

Hal yang sama juga dialami oleh Cakra. Ia terpaksa harus menutup usahanya agar mengurang resiko penularan virus COVID-19 yang bisa terjadi. Mau tidak mau, ia juga harus putar otak agar memastikan cash flow usahanya tetap berjalan.

Baca juga: Wawancara Oscar Baskoro – Pentingnya data bagi kemajuan UMKM

Pertama, ia mau tidak mau harus merumahkan 10 orang karyawannya serta melakukan pengurangan gaji pada karyawannya. Kedua, ia mengubah gaya bisnis dengan menjual makanan beku, seperti bakso, kuah, dan lainnya. Orang-orang dapat membeli paket makanan tersebut agar tetap bisa menyantap Bakso Boedjangan di rumah.

Terkait hal ini, ia juga mendapatkan SOP baru dari CRP tentang pengelolaan usaha selama wabah COVID-19 berlangsung. Namun, keberlangsungan bisnis tetap bergantung pada kapan wabah COVID-19 ini akan berakhir.

Tips-tips dalam memilih usaha waralaba

Terkait perkembangan bisnis waralaba yang semakin meningkat, Cakra juga memberikan beberapa tips khusus. Menurutnya, orang-orang perlu melihat sebuah brand yang belum ada atau jarang di Indonesia. Dengan begitu, Anda bisa menjadi pionir dari bisnis tersebut.

Ia berpendapat, waralaba dari luar negeri bisa bersifat menarik, karena belum tentu ada di Indonesia. Dengan begitu, hal ini tentunya bisa memenuhi kebutuhan orang-orang Indonesia akan hal yang belum ada.

Namun, ia juga berpesan bahwa para pelaku usaha perlu melihat riwayat pemilik waralaba (franchisor) dengan baik. Para pelaku usaha bisa melihat apakah waralaba yang ada memiliki SOP yang baik, produk-produk yang unggul, serta sistem waralaba yang diterapkan.

“Pemilik franchisor adalah yang mampu memberikan dukungan kepada franchisee dengan baik sehingga, usahanya bisa berjalan lancar. Sebagai contoh, mereka kerap melakukan audit resep ke outlet-outlet agar bisa menjaga kualitas rasa.” (Cakra Himawan)

Salah satu contoh franchisor yang baik adalah dengan melakukan audit secara berkala agar memastikan produk yang dijual tetap sesuai dengan SOP yang ada. Hal ini juga pernah ia alami saat bisnis makanannya diaudit oleh pihak CRP.

Kedua, strategi jangka panjang tetap diperlukan. Buatlah perencanaan jangka panjang mengenai hal apa saja yang perlu diperhatikan sehingga, bisnis Anda bisa berjalan dengan baik. Perencanaan tersebut bisa dilihat dari cara pemasaran, cara pengelolaan bisnis, keuangan, dan sebagainya.

Demikian wawancara kami dengan Cakra Himawan. Untuk konten interview with the expert lainnya, Anda bisa membacanya disini.