Hujan besar yang terjadi pada Senin malam (21/09/2020) menyebabkan banjir yang melanda sejumlah daerah, termasuk dua pabrik Aqua (PT. Tirta Investama) yang ada di Sukabumi. Hal ini disebabkan luapan sungai Cipeuncit dan sungai Citarik yang menyebabkan banjir bandang. Akibatnya, pabrik terendam banjir dan operasional usaha tidak dapat berjalan dengan baik keesokan harinya.

Hingga artikel ini ditulis, banjir telah surut. Namun, pihak PT. Danone Indonesia masih menghitung kerugian yang dihasilkan. Dilansir dari Kabar24, salah satu pabriknya dinyatakan pulih pada pukul 22.00 WIB, Senin (21/09/2020).

Baca juga: Kontroversial, ini 3 peluang usaha yang timbul akibat pandemi COVID-19

Dampak yang ditimbulkan akibat banjir

Menurut Vera Galuh selaku VP General Secretary dari Danone Indonesia, permintaan dari pasar bisa terpenuhi dari pabrik lain. Yang ia lihat adalah dampak yang ditimbulkan oleh banjir bandang di pabrik yang masih dihitung.

Secara total, Aqua memiliki dua puluh fasilitas produksi di seluruh Indonesia, dan dua pabrik yang ada di Sukabumi, Babakan Pari dan Mekarsari kini tengah terkena dampak banjir bandang. Untuk saat ini, setiap karyawan dinyatakan dalam kondisi aman.

Tidak hanya lingkungan pabrik saja, Aqua juga akan berkontribusi untuk membantu lingkungan sekitar pabrik. Menurut Vera, masyarakat sekitar merupakan stakeholder terdekat sehingga, mereka akan mendapatkan bantuan.

Baca juga: Rahasia produktivitas Marc Jacobs dengan AP Automation

Pandemi makin pelik, utilitas industri air minum membaik

Pandemi COVID-19 turut memberikan pukulan telak kepada industri air minum. Memasuki bulan keempat, utilitas industri AMDK sempat anjlok ke level dibawah 50%. Hal ini terjadi saat pandemi baru saja terjadi di Indonesia.

Hal ini ditangkap oleh Aspadin (Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan) yang melihat bahwa pandemi COVID-19 turut menurunkan rata-rata utilitas hingga menjadi 40% saja. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah permintaan air minum dalam kemasan.

Seiring berjalannya waktu, tingkat permintaan air minum dalam kemasan meningkat. Menurut Rachmat Hidayat selaku ketua dari Aspadin, tingkat permintaannya telah naik kembali 2 kali lipat dari sebelumnya, menjadi 80%. Hal ini seakan menjadi angin segar bagi produsen air minum dalam kemasan seperti Aqua dalam mengarungi iklim industri yang sedang lesu akibat pandemi.

Daniel Nugraha