Usaha Sepi Pembeli- Kita berada di dunia dimana seseorang bisa menciptakan bisnis hanya dalam waktu 60 detik. Tren dan perkembangan dunia bisnis dapat berubah dalam sesaat. Pada saat itu tiba, seseorang akan mengambil kesempatan untuk membuat usaha baru yang lebih diminati pelanggan,” ucap Brian Chesky, founder dari Air BNB.

Penuturan dari Brian Chesky tersebut sekaligus mementahkan berbagai teori mengenai ada beberapa jenis usaha yang tetap laku di pasaran tanpa memandang tren dan gaya yang sedang berkembang, misalnya bisnis fashion. Sejatinya, fashion memang tidak akan mati tapi sebuah bisnis bisa akan gulung tikar dalam sekejap apabila tidak mampu bersaing dengan kompetisi yang semakin kompetitif.

Usaha Sepi Pembeli
Usaha Sepi Pembeli

Usaha sepi pembeli tidak hanya terjadi kepada para pebisnis di bidang fashion saja. Tetapi juga kepada setiap pemilik usaha yang tidak memahami cara pemasaran yang efektif. Sebuah riset yang dilakukan oleh Small Biz Trends mengemukakan jika 60-70% pelanggan yang pernah membeli produk Anda akan kembali membeli lagi.

Namun, sebuah usaha baru akan dapat dikatakan berkembang apabila memiliki jumlah pembeli baru dan pembeli existing  yang seimbang. Lantas, bagaimana kiat mendapatkan banjir pelanggan ketika usaha yang digeluti sedang sepi? baca artikel ini hingga selesai.’

Baca Juga: Membedah Apakah Bisnis Online Terpopuler di Indonesia Pada 2018?

Diskon Sosial Media

Fenomena Pinjam Uang
Diskon

Sosial media adalah raja. Sebuah bisnis yang tidak memiliki sosial media sama saja ‘bunuh diri’. Kenapa? karena mereka akan kehilangan kesempatan besar untuk memperkenalkan produk mereka ke pasar yang lebih luas. Tanpa  adanya sosial media, toko-toko online tidak akan bisa mengirimkan produknya dari suatu lokasi ke destinasi yang jauh. Lalu, bagaimana cara memanfaatkan sosial media untuk bisnis?

Cara yang paling populer dan selalu berhasil adalah dengan memberikan diskon spesial. Dari diskon tersebut, Anda bisa menyuruh para pelanggan untuk mengajak teman-teman mereka mem’follow’ akun jualan Anda atau mempromosikan dengan cara share link atau sebagainya. Secara pendapatan, bisnis Anda mungkin akan sedikit goyah tapi secara engagement, bisnis Anda semakin dikenal.

Terkadang, investasi terbaik untuk mendatangkan pelanggan adalah dengan cara ‘membakar uang’ lebih banyak. Tidak percaya, coba Anda buktikan sendiri di bisnis Anda.

Word of Mouth

Word of Mouth
Word of Mouth

Jim Rohn, seorang motivational speaker pernah mengatakan jika sebuah pelanggan, yang dilayani dengan baik, itu lebih berharga dari pada melakukan 10 ribu iklan di berbagai sumber. Ketika seorang pelanggan merasa puas, dia akan, dengan senang hati, mempromosikan secara gratis produk yang ia gunakan. Dalam marketing, hal itu dikatakan juga sebagai Word of Mouth.

Word of Mouth merupakan cara lama yang masih paling sering digunakan saat ini. Tidak ada strategi apapun yang harus dilakukan namun Anda harus yakin jika produk yang dijual bisa memberikan manfaat lebih terhadap para pelanggan. Jika ingin WOM ini berjalan dengan lancar, apakah Anda yakin produk Anda saat ini sudah memberikan kepuasan bagi para pelanggan?

Apabila strategi ini berhasil, usaha yang Anda tekuni akan ‘kebanjiran’ order dari pelanggan. Tidak percaya? lihat saja fenomena Apple yang mampu membuat pelanggan rela mengeluarkan uang puluhan juta rupiah hanya untuk sebuah smartphone. Padahal, iklan yang mereka miliki tidak lebih banyak dibandingkan para kompetitornya.

Baca Juga: Word Of Mouth Gratis, Kenapa Pebisnis Lebih Pilih Iklan Berbayar?

Membuat Challenge

Membuat Challenge
Membuat Challenge

Berdasarkan naluri dan sifat alamiah, semua orang suka untuk memenangkan kompetisi. Oleh karena itu, Anda bisa membuat sebuah challenge atau tantangan yang berhubungan dengan produk Anda. Misalnya, Anda memiliki bisnis di bidang makanan, ajak para pelanggan Anda mengirimkan ide rasa baru yang akan kalian rilis. Kemudian, berikan hadiah yang juga spesial untuk mereka.

Berbagai hadiah yang bisa diberikan adalah uang tunai,  cashback belanja ataupun bebas memilih produk yang Anda punya dengan batasan harga tertentu. Sebagai syarat kompetisi, suruh pelanggan Anda yang mengikuti kompetisi untuk mengajak teman mereka dan meraih kesempatan menang lebih besar. Sudah bisa membayangkan, challenge apa yang akan Anda buat nantinya?

Ambil Pelanggan Kompetitor

Travel Agent
Customer Agent

Pelanggan adalah raja. Apapun yang mereka inginkan seharusnya dapat Anda sediakan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Oracle mengemukakan jika 89% pelanggan tidak jadi membeli produk apabila tidak dilayani dengan baik. Dalam kasus ini, customer service menjadi ‘jembatan’ penting sebuah penjualan. Jika seorang pelanggan tidak mendapatkan detail secara komplit, mereka bisa berlari ke kompetitor.

Ketika ada seorang pelanggan merasa tidak dilayani, disitulah Anda bisa mengambil kesempatan. Terima kasih kepada sosial media karena Anda bisa ‘mencuri’ pelanggan kompetitor dari sana. Setelah mengetahui akun mereka, Anda bisa bergerak cepat dengan melakukan direct message ataupun email. SpotOn mengungkapkan 41% pelanggan merasa senang dihargai seperti itu.

Usaha Sepi Pembeli?

Costco
Costco

Pernahkah Anda mendengar sebuah perusahaan ritel asal Amerika Serikat bernama Costco? Saat ini, Costco menjadi satu-satunya perusahaan ritel yang mampu tetap bersaing dengan level kompetisi tinggi tanpa sekalipun membuat iklan, baik itu melalui media sosial ataupun banner di jalan raya. Lantas, bagaimana cara mereka bertahan di tengah gempuran iklan modern?

Ada beberapa strategi marketing yang dilakukan oleh Costco dan terbukti berhasil. Pertama, mereka menggunakan kartu keanggotaan dimana setiap pelanggan bisa mendapatkan potongan harga tertentu. Selain itu, Costco juga selalu mengganti produk mereka setiap seminggu sekali sehingga pelanggan merasa mendapatkan sesuatu yang berbeda di toko tersebut.

Jika usaha sepi pembeli membuat Anda ingin gulung tikar, kenapa tidak mencoba strategi brilian dari Costco ini terlebih dahulu?

Daniel Nugraha