Pasar bebas ASEAN mulai diberlakukan pada tahun 2015. Pemberlakuannya memberikan kemudahan dalam hal perdagangan antar negara mulai dari pembebasan bea impor dan kemudahan birokrasi yang diharapkan dapat mendorong meningkatnya impor dari negara-negara ASEAN.

Hal ini menjadi peluang besar bagi UMKM di Indonesia untuk berkembang karena, impor barang kini menjadi jauh lebih mudah. Menghadapi hal itu, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti, kurangnya akses informasi, kurang siap dalam menghadapi persaingan pasar, dan tantangan lainnya.

Baca juga: Trik marketing: kenapa banyak produk harganya berakhir .900?

Untuk meningkatkan daya saing UMKM dalam menghadapi pasar bebas ASEAN, ada berbagai macam langkah yang harus dilakukan. Berikut ini, cara-cara yang harus dilakukan oleh UMKM dalam menghadapi hal itu.

Update informasi terkini

Menurut data yang dikeluarkan oleh Sme.go.th, salah satu masalah terbesar UMKM adalahnya kurangnya akses informasi. Masalah ini tidak lagi menjadi rintangan yang berarti berkat kemajuan teknologi. Internet yang semakin mudah diakses dengan keberadaan gawai-gawai canggih yang hadir dengan harga terjangkau bisa memudahkan orang-orang untuk mengakses informasi tanpa mempedulikan faktor geografis dan ekonomi.

Dengan begitu, para pelaku UMKM bisa mendapatkan informasi dengan mudah mengenai tren yang sedang terjadi, harga produk, trik marketing yang dilakukan competitor atau perusahaan lainnya serta peluang pasar yang sedang dibidik.

Pemasaran lewat media sosial

Pemerintah Thailand merilis sejumlah masalah yang dihadapi UMKM. Dalam peringkat 3 besar, masalah pemasaran kerap menjadi masalah yang dihadapi tidak hanya UMKM asal Thailand tapi juga UMKM yang berasal dari negara-negara berkembang. Karena itu, hal ini menjadi masalah besar yang dapat menghambat pertumbuhan UMKM jika tidak diatasi dengan baik.

Baca juga: Pengaruh warna dalam strategi pemasaran produk

Beruntung, hal ini dapat diatas berkat kemajuan teknologi yang ada di media sosial. Kini, jumlah pengakses media sosial semakin besar. Menurut Hootsuite, jumlah pengakses media sosial di Indonesia pada Januari 2019 berjumlah 150 juta orang. Jumlah ini naik 20% dari survey sebelumnya. Data tersebut berpengaruh terhadap kemunculan sejumlah e-commerce, toko online dan bisnis yang berbasis dunia maya.

Data ini juga menjadi bukti otentik bahwa media sosial Indonesia berkembang dengan pesat dan bisa dimanfaatkan untuk menjaring pelanggan lewat promosi online. Anda perlu menguasai ilmu marketing online berupa pembuatan website, blog untuk SEO website, social media marketing serta penggunaan Ads (Facebook Ads dan Google Ads) untuk pemasaran produk Anda. Dengan cara yang tepat, Anda bisa menjaring lebih banyak orang dengan lebih cepat dan efektif.

Akses modal yang masih sulit

Deloitte (2015) mencatat bahwa akses modal yang sulit menjadi salah satu masalah yang kerap dihadapi UMKM untuk berkembang. Sejatinya, hal ini dapat diatasi lewat modal dari bank. Sayangnya, hal itu tidak mudah untuk didapatkan karena banyak UMKM yang tidak memiliki data keuangan yang rapi akibat sistem pencatatan yang buruk.

Untuk itu, setiap UMKM perlu mulai untuk memperbaiki masalah mereka dengan menggunakan sistem pencatatan keuangan yang rapi. Sistem pencatatan keuangan yang rapi dapat dicapai dengan pemberlakuan sistem pencatatan yang transparan dan komprehensif. Untuk itu, solusinya dapat dicapai dengan menggunakan Paper.id.

Paper.id adalah platform bisnis yang membantu setiap pelaku usaha dalam melakukan penagihan dan pencatatan secara rapi, mudah dan komprehensif. Fitur invoice yang ada dapat membantu Anda dalam menagih pembayaran serta, setiap catatan transaksi yang ada akan tercatat dengan rapi dan terhitung secara otomatis. Pencatatan jadi lebih mudah dan hemat waktu. Semua kemudahan ini bisa Anda rasakan dengan GRATIS! Download gratis Paper.id Disini!

Daniel Nugraha