Franchise Pertamina- Manusia lebih butuh makan atau minum? Jawabannya adalah minum. Healthline mengungkapkan jika seorang manusia masih bertahan 8-21 hari apabila mereka tidak makan. Namun, apabila tidak ada air putih yang melewati kerongkongan mereka, manusia bisa meninggal lebih cepat. Benar, efek dehidrasi bisa membuat seseorang lebih cepat naik pitam dibandingkan kelaparan.

Bagaimana jika analogi tersebut kita terapkan ke dalam alat transportasi? apakah sebuah motor atau mobil bisa tetap nyala apabila tidak memiliki bensin? Jawabannya tidak. Dari pernyataan di atas, Anda sudah bisa menyimpulkan jika menjual bahan bakar bensin dan sejenisnya memang sangatlah menguntungkan. Terlebih lagi, ketika Anda berada di jalanan.

Deretan kendaraan, baik itu motor dan mobil, antri dan menunggu giliran untuk mengisi bahkan. Tak jarang, mengularnya antrian tersebut bisa menyebabkan kemacetan di jalan. Setidaknya, ratusan orang pasti akan berhenti dalam satu pom bensin. Melihat potensi pasar yang besar, sebenarnya berapa sih besaran uang apabila Anda ingin franchise Pertamina dan membuat SPBU? Lebih lanjut, apakah bisa balik modal dalam waktu cepat?

Baca Juga: Lebih Untung Mana, Usaha Sendiri Atau Franchise?

Biaya Franchise Pertamina?

“Jadi nanti orang bisa bangun SPBU baru. Tapi sub saja dari distribusi SPBU resmi yang terdekat. Nanti modal antara Rp 75-100 juta sudah bisa jadi distributor BBM resmi layaknya SPBU, kalau bangun SPBU kan sampai Rp 20 miliar,” kata Direktur BBM BPH Migas Hendry Ahmad di Gedung Bidakara, Jakarta, dikutip dari detik.com.

Investasi dalam bisnis Pom Bensin ternyata cukup besar. Belum lagi, minyak merupakan salah satu zat yang sangat mudah tersulut api sehingga rawan terjadi kebakaran. Sudah banyak sekali peristiwa semacam itu terjadi akibat kesalahan teknis ataupun human error yang dilakukan para karyawannya. Lantas, biaya apa saja yang harus dikeluarkan dari pihak swasta apabila ingin membuat pom bensin?

Ada beberapa biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak swasta jika ingin membuat pom bensin. Deposito awal sebesar 3 miliar rupiah menjadi persyaratan utama yang harus dimiliki. Kemudian, biaya pembuatan dan pemeliharaan yang tentunya juga tidak lebih murah dari yang dipikirkan. Belum lagi, pihak swasta harus menyediakan sebidang tanah minimal 1500m2.

2 Cara Franchise Pertamina

Sebenarnya, ada 2 cara untuk franchise pertamina yang bisa Anda lakukan apabila ingin mencoba membuat pom bensin, yakni:

SPBU Regular

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Regular merupakan lembaga penyalur yang dibangun diatas sebidang tanah yang terbatas dengan syarat minimal berukuran 1.500 m2 dan memiliki fasilitas SPBU yang dibangun berdasarkan rancangan, desain dan spesifikasi teknis yang telah disetujui oleh Pertamina yang digunakan untuk menyalurkan dan memasarkan BBM dan/atau Produk Lain dengan menggunakan merek dagang Pertamina serta dapat digunakan untuk pengelolaan Bisnis NFR (Non Fuel Retail) – NFR Optional.

Kerja sama SPBU Regular terdiri dari:

CODO (Company Owned Dealer Operated), SPBU CODO Pertamina merupakan SPBU sebagai bentuk kerjasama antara PT. Pertamina (PERSERO) dengan pihak-pihak tertentu. Antara lain kerjasama pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk di bangun SPBU Pertamina.

DODO (Dealer Owned Dealer Operated), SPBU DODO merupakan SPBU bentuk kerja sama dimana lokasi dan investasi dilakukan seluruhnya oleh individu calon mitra, Untuk mengembangkan outlet non PSO pada saat ini SPBU DODO hanya menjual jenis produk Premium dan BBK (Solar yang dijual adalah solar Keekonomian).

SPBU Mini/Modular

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Mini 

Merupakan lembaga penyalur yang dibangun diatas sebidang tanah yang terbatas dengan syarat minimal berukuran 600 m2 dan memiliki fasilitas SPBU yang dibangun berdasarkan rancangan, desain dan spesifikasi teknis yang telah disetujui oleh Pertamina yang digunakan untuk menyalurkan dan memasarkan BBM dan/atau Produk Lain dengan menggunakan merek dagang Pertamina serta dapat digunakan untuk pengelolaan Bisnis NFR (Non Fuel Retail) – NFR Optional.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Modular

Adalah lembaga penyalur yang memiliki sarana dan fasilitas yang dapat berpindah, yang didirikan sebagai alternatif bangunan untuk memenuhi kebutuhan BBM Non PSO di lokasi tertentu. Untuk kebutuhan SPBU Modular yang memasarkan produk BBM PSO dan Premium dapat dimungkinkan atas pertimbangan tertentu.

Modal 75 Juta

Menurut pihak Pertamina, jumlah SPBU yang ada di Indonesia saat ini masih kurang banyak. Harga franchise yang terlalu tinggi mungkin jadi penyebab utamanya. Oleh karena itu, Pertamina berinisiatif untuk membuat sebuah SPBU mini yang mana bisa dijangkau oleh banyak warga. Hanya dengan 75 juta rupiah, Anda sudah bisa bergabung sebagai mitra distributor Pertamina.

SPBU mini memiliki fasilitas yang sama dengan SPBU pada umumnya. Namun, dengan skala yang lebih kecil tetapi masih di bawah peraturan Pertamina. Kesempatan ini diberikan kepada para pengusaha yang memang ingin menggeluti dunia migas. Lagi pula, skala keberadaaan SPBU dan penduduk di Indonesia dianggap masih sebelum seimbang bahkan cenderung timpang.

Idealnya, sebuah SPBU  harus bisa melayani sekitar 6000 penduduk sedangkan di Indonesia angka tersebut masih terlalu besar. Di tahun 2015 lalu, sebuah riset mengatakan jika 1 SPBU di tanah air masih harus melayani 60.000 penduduk. Permintaan yang meningkat berbanding terbalik dengan keberadaan SPBU yang tidak terlalu banyak, terutama di luar Pulau Jawa.

Baca Juga: Mulai Bisnis Waralaba Dengan Modal Kecil

Juragan Waktu Singkat?

Persentase meraup untung dalam memiliki sebuah SPBU Pertamina memanglah sangat besar. Bagaimana tidak, setiap Pom Bensin disebut-sebut bisa menjual bahan bakar mencapai 15ribu hingga 17 ribu liter. Di beberapa SPBU, BBM bersubsidi masih dijual walaupun jumlahnya sudah tidak sebanyak BBM Non Subsidi, semisal Pertalite dan Pertamax yang harganya bisa naik dan turun sesuai dengan harga minyak mentah dunia.

Lantas, berapa sih kira-kira margin keuntungan BBM subsidi dan non subsidi? Margin BBM subsidi dalam satu liternya adalah Rp. 280,-. Sedangkan BBM non subsidi mencapai Rp. 375 hingga Rp. 420 per liter tergantung dari ketentuan pemilik dengan Pertamina. Dengan perhitungan margin tersebut, bisa dibayangkan berapa banyak keuntungan yang didapatkan oleh sebuah SPBU pada setiap bulannya?

Akan tetapi, perhitungan di atas masih bruto atau kotor. Pendapatan bersih (Netto) masih harus dipotong dengan gaji karyawan serta pengeluaran lainnya dalam setiap bulan. Jika dilihat dari perhitungan di atas, margin keuntungan BBM non subsidi memang lebih besar dibandingkan subsidi. Oleh karena itu, tidak heran banyak pemiliki SPBU swasta yang enggan menjual BBM subsidi saat ini. Benar, bukan?