Jika Leonard Kleinrock tidak menemukan jaringan internet pada tahun 60-an, sepertinya kalian tidak akan melihat nama Bill Gates, Mark Zuckerberg dan Jeff Bezos masuk ke dalam 3 dari 5 daftar orang terkaya di dunia. Diantara mereka bertiga, Bezos bisa dibilang menjadi orang yang paling beruntung sebab kini ia menjadi pemuncak daftar tersebut versi Forbes dengan total kekayaan mencapai 136 miliar dollar Amerika Serikat.

Nama Jeff Bezos memang terkenal setelah membesarkan Amazon dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Akan tetapi, ecommerce #1 di dunia itu bukanlah satu-satunya projek yang dilakukan oleh pria kelahiran Albuquerque tersebut. Sebab, ia ternyata memiliki beberapa bisnis sampingan lain, seperti media cetak Washington Post, Pesawat Luar Angkasa Blue Origin, Jam Peradaban hingga Bezos Expedition.

Jeff Bezos tidak melulu memikirkan tentang bisnis sebab ia juga merupakan salah satu filantropis. Buktinya, di November 2018, ia menyumbang donasi 97 juta dollar atau kurang lebih 1,4 miliar rupiah untuk membantu orang yang terlantar. Ke depannya, organisasi sosialnya akan terus memberikan bantuan secara reguler terhadap rakyat kurang mampu di Amerika Serikat. Lantas, bagaimana awal mula karirnya sebagai seorang bos Amazon.

Baca Juga: Lengserkan Jack Ma, Pengusaha Sukses Ini Dinobatkan Menjadi Orang Terkaya di Asia

Masa Kecil Bos Amazon

Jeff Bezos muda
Jeff Bezos muda

Orang terkaya di dunia itu bukanlah Jeff Bezos. Nama ‘Bezos’ didapatkan oleh Jeffrey Preston Jorgensen, Jeff Bezos Kecil, ketika sang ibu menikah lagi dengan seorang imigran bernama Mike Bezos. Bersama dengan Mike dan ibu, Jeff pindah ke Houston, Texas dan bersekolah disana. Karena sang ayah angkat merupakan pegawai Exxon, Jeff mulai mengenal mesin-mesin dan berhasil membuat alarm mini di kamarnya sendiri.

Masuk ke SMA, Jeff mulai mengetahui minatnya ada di bidang teknologi. Walaupun pintar, ia sempat juga bekerja part time di Mcdonalds selama beberapa waktu. Setelahnya, Bezos berkuliah di Universitas Princeton dan lulus beberapa tahun kemudian dengan predikat summa cum laude sebagai seorang sarjana teknologi. Kecerdasan membuat dirinya mudah dalam mencari pekerjaan hingga sempat didaulat sebagat wakil presiden termuda di perusahaan bernama D.E Shaw & Co.

Pada tahun 1994, Bezos memilih untuk keluar dari pekerjaan sebagai Wakil Presiden di perusahaan D.E Shaw & CO. Kemudian, ia memutuskan untuk mulai menekuni bisnis toko buku online yang telah ia bangun setahun sebelumnya. Dengan menginvestasikan uang sebesar 300 ribu dollar, Bezos resmi memulai bisnis online pertamanya tersebut. Saat ini, toko online tersebut dikenal sebagai Amazon.

Bermula dari Garasi

Garasi, Kantor Pertama Amazon
Garasi, Kantor Pertama Amazon

Jalan panjang Jeff Bezos sebagai orang terkaya di dunia sudah dimulai sejak tahun 1994. Bermula dari sebuah garasi, ia mencoba untuk mematahkan ‘mitos’ juga e-commerce tidak akan sukses dan meledak di pasaran. Keseriusan Bezos dalam mengurus Amazon terlihat ketika menghadirkan 300 orang untuk menguji Amazon untuk pertama kalinya. Setelah dinilai sukses, pada tahun 1995, Amazon resmi diluncurkan sebagai toko buku online.

Tak ada ekspektasi berlebihan yang ada di benak Bezos dan para karyawannya di awal Amazon dibangun. Akan tetapi, di 30 hari pertama, penjualan buku melalui Amazon ternyata melebihi apa yang diperkirakan. Mereka untung besar bahkan mencapai 20 ribu dollar Amerika Serikat. Semenjak saat itu, ide liar Bezos untuk menciptakan toko multifungsi online pun semakin memberontak, ingin diwujudkan.

Yang menjadi pertanyaan kenapa Bezos memilih nama Amazon? Sebelumnya, ia mengaku ingin menggunakan label Cadabra sebagai nama perusahaan rintisannya. Kemudian, pria kelahiran 1964 tersebut juga memiliki opsi lain yaitu relentless. Jika Anda membuka Relentless.com, Anda pasti akan kaget kemana link tersebut akan membawa Anda. Perdebatan berakhir, Amazon akhirnya dipilih oleh Bezos.

Usut punya usut, Amazon bagi perusahaan Bezos memiliki dua arti yakni merupakan sungai terbesar yang mengalir di daerah Amerika Latin. Kemudian, ‘A’ merupakan awalan dari sebuah abjad, sama seperti Amazon yang merupakan pembuka dari ‘berjamurnya’ start up atau perusahaan di dunia saat ini.

Baca Juga: Haruskah Kita Mendebat Elon Musk Sebagai Tony Stark Dunia Nyata?

Orang Terkaya di Dunia

Perkembangan pesat teknologi internet membuat persaingan Amazon semakin ketat. Tidak lagi hanya berfokus kepada penjualan buku secara online, tapi juga mulai merambah ke barang lain, seperti: baju, elektronik dan peralatan lainnya. Inovasi pun terus digalakkan salah satunya adalah dengan menciptakan Kindle pada tahun 2007. Dengan adanya Kindle, buku bisa didownload, dibaca secara digital atau bahkan dicetak.

Amazon tidak tergoyahkan di pasar dunia bahkan oleh Alibaba, besutan dari Jack Ma. Di tahun 2011, mereka mencatatkan pendapatan mencapai 17 miliar dollar atau naik pesat dibandingkan tahun 1995 yang hanya sebesar 510 ribu dollar. Karena hal itu pula, mereka selalu masuk ke dalam daftar Fortune 500. Di 2019, mereka berada di peringkat ke-8, sedangkan Wallmart masih kokoh berada di puncak dengan total pemasukkan 500 juta dollar.

Besarnya Amazon ikut menyeret nama Jeff Bezos ke puncak daftar orang terkaya di dunia. Sejak tahun 2016, ia selalu ‘beradu’ dengan Bill Gates yang merupakan penemu dari Microsoft. Fokus Bezos saat ini adalah membesarkan beberapa anak usahanya, salah satu yang paling ambisius tentunya adalah Blue Origin.

Projek Ambisius Blue Origin

Blue Origin Project
Blue Origin Project

Jika Elon Musk cukup percaya diri dengan Space X buatannya, hal serupa juga diperlihatkan oleh Jeff Bezos. Bos Amazon tersebut meluncurkan Blue Origin, sebuah projek untuk mengirimkan manusia ke luar angkasa. Dengan menggunakan dana tanpa batas, Bezos ingin mewujudkan impiannya masa kecil untuk mengenal lebih dekat apa yang terjadi di luar bumi. Miliaran dollar pun dikabarkan telah dikeluarkan olehnya, menurut laporan Wired.

Keinginan Bezos untuk membuat projek mengenai kapal luar angkasa sebenarnya sudah ada sejak tahun 2005 dengan sebuah pesawat bernama The Sheppard. Tapi, projek tersebut baru terealisasi pada 2011 dengan nama Blue Origin. Berdasarkan laporan dari Fortune, The Sheppard bisa dinaiki oleh 6 orang dan tiket dengan harga 100 ribu hingga 200 ribu dollar akan dijual dan peluncuran perdana bahkan dilakukan di tahun 2019.

Selain Blue Origin, Bezos juga telah mengerjakan satu projek ambisius lainnya yang merupakan sebuah jam dengan menggunakan sumber tata surya, matahari. Jam tersebut dikatakan merupakan pengembangan yang telah digagas oleh Danny Hilis 30 tahun lalu. Jam tersebut dibuat agar biasa menyimpan waktu hingga 10 ribu jam lamanya. Pembangunan telah dimulai sejak 2018 lalu.

Baca Juga: Menyelidiki Gurita Bisnis Hartono Bersaudara, Orang Terkaya di Indonesia

Kehilangan Setengah Harta?

Melalui akun pribadi Twitternya, di awal Januari 2019, Jeff Bezos mengumumkan jika ia dengan sang istri akan bercerai setelah menjalani bahtera pernikahan selama 25 tahun. Menurut laporan dari TMZ, perpisahan tersebut bisa menjadi yang termahal sepanjang sejarah sebab kedua pihak akan membagikan harta secara rata apabila perjanjian pasca nikah tidak ditandatangani. Jika hal itu terjadi, Bezos bisa saja kehilangan kendali atas Amazon.

Laporan dari Forbes mengatakan jika nilai aset dari Amazon saat ini mencapai 784 miliar dollar. Perceraian keduanya bisa membuat hak kepemilikan dari Bezos atas ecommerce tersebut akan berkurang. Di sisi lain, sang istri yang bernama MacKenzie bisa menjadi salah satu pemilik saham terbesar di Amazon dengan nilai kepemilikan mencapai 8%.

Lebih lanjut, kehilangan aset setengahnya akan membuat kekayaan dari Bezos akan menurun secara drastis. Bill Gates, pemilik Microsoft, bisa mengambil alih tahta sebagai orang terkaya di dunia. Bagaimana menurut Anda mengenai perceraian ‘termahal’ di dunia ini?

Daniel Nugraha