Marketing Mix- “Strategy without tactic is a daydream, and tactic without strategy is a nightmare,” ucap Sun Tzu. Kutipan yang diambil dari jenderal legendaris Tiongkok tersebut bukan hanya berlaku untuk perang di tengah lapangan, melainkan juga perang di lantai pemasaran penjualan, terutama untuk B2B.

Seperti yang kamu ketahui, menjual produk atau jasa kepada B2B lebih rumit dibandingkan dengan B2C. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Namun, apakah hal itu mengindikasikan jika target pasar B2B mustahil diraih? Jawabannya tidak juga.

Dari sekian banyak jenis pemasaran yang ada, marketing mix menjadi salah satu yang cukup lazim digunakan. Sejatinya, jenis pemasaran ini bisa digunakan oleh B2C. Akan tetapi, ada beberapa komponen di dalamnya yang cocok untuk target pasar B2B. Bagaimana cara membedakan pasar di B2B dan B2C berdasarkan marketing mix?

Baca juga : Cara Menggunakan Email Marketing untuk B2B

Marketing Mix

Marketing mix merupakan sebuah teknik pemasaran yang menggabungkan beberapa komponen. Dalam konteksnya, teknik pemasaran ini dibagi menjadi 7P (Place, Price, Product, Promotion, Process, Physical Environment, People). Namun pada B2B, hanya ada 4P yang terkait dengan target pasar, yaitu:

Product (Goods or Service)

Komponen penting di dalam sebuah strategi pemasaran adalah memiliki produk atau jasa. Pastikan jika sesuatu yang kamu jual kepada klien memiliki nilai yang berguna sehingga mereka bahagia dengan hal tersebut.

Contohnya, perusahaan membutuhkan sekitar 100 laptop untuk para pegawai baru mereka. Apakah mereka akan membeli laptop secara asal? Jawabannya tidak, sebab ada banyak jenis dan fungsi yang berbeda dari sebuah laptop. Mereka pasti akan memperhatikan beberapa aspek di atas terlebih dahulu, kemudian baru harganya.

Kesimpulannya, menyediakan produk atau jasa yang berkualitas kepada klien akan membuat mereka membelinya. Ingat, target pasar B2B lebih mementingkan kualitas dari sebuah produk bukan lagi kuantitas ataupun harga yang rumah. Itulah alasan kenapa loyalitas mereka lebih besar apabila telah menyukai satu produk.

Price

Berapakah harga yang seharusnya dibayar oleh klien terhadap produk atau jasa tersebut? Jawabannya adalah relatif. Semua itu tergantung dari seberapa berkualitas produk dihasilkan. Sebab, satu produk bisa memiliki berbagai macam harga, tergantung dari elemen atau bahan apa yang digunakan.

Contohnya, harga meja kantor di beberapa tempat akan berbeda. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, pertama adalah bahan yang digunakan (kayu jati, mahoni dll) atau juga mungkin karena faktor branding (sudah terkenal). Namun apakah harga mahal menjamin sebuah kualitas? Tidak juga.

Klien dalam B2B akan sangat peka terhadap berbagai macam hal, termasuk juga dengan bahan baku pembuatan. Itulah kenapa kamu (penjual) harus bisa memberikan harga yang logis sesuai dengan produk yang dibuat.

Promotion

Promosi adalah hal yang penting dalam sebuah strategi pemasaran untuk meningkatkan brand awareness sekaligus juga dengan penjualan produk. Banyak sekali cara yang digunakan oleh para penjual untuk mempromosikan produknya kepada pelanggan, mulai dari memasang spanduk, mengiklankan lewat tv dll.

Mempromosikan produk juga semakin mudah dengan kemajuan teknologi sebab kamu bisa membuat iklan di berbagai platform. Sebagai contoh, kamu bisa memperkenalkan produk melalui sosial media (facebook dan instagram) atau juga memasang iklan melalui google ads. Ada banyak jalan yang bisa kamu tempuh.

Namun dalam menggaet target B2B, pemasaran melalui online tidak cukup sebab harus juga dibantu oleh sales yang handal. Sebab, klien B2B lebih suka untuk bertatap muka agar bisa mengetahui ‘seluk beluk’ sebuah produk atau jasa yang akan mereka gunakan. Lantas, bagaimana cara seorang sales mendapatkan pelanggan B2B?

Baca Juga: 5 Kesalahan Besar Sales Marketing dalam Perusahaan B2B

Salah satu media promosi yang paling murah dan menghasilkan penjualan yang paling besar adalah word of mouth. Singkatnya, WOM adalah sebuah ekspresi kebahagiaan seseorang klien setelah menggunakan produk tertentu. Kebahagiaan itu membuat mereka merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain, seperti temannya.

Namun bagaimana seorang klien B2B mau menyarankan produk buatan kamu kepada teman-temannya secara gratis? Jawabannya simpel, yakni perbaiki kualitas produk tersebut.

Baca juga : Mari Memahami 7P Marketing, Strategi Fundamental Pemasaran untuk Bisnis

Place

Lokasi (tempat jualan) yang strategis dalam sebuah bisnis, apakah itu masih mempengaruhi penjualan? Kemajuan teknologi sepertinya mematahkan teori tersebut. Dulu, sebuah bisnis lebih terlihat berkembang apabila berada di jalan raya ataupun tempat publik yang bisa dilihat banyak orang namun sekarang tidak lagi.

Saat ini, lokasi bukanlah merupakan hal yang terlalu menjadi masalah dalam sebuah bisnis. Lebih lanjut, bahkan ada juga pebisnis yang tidak memerlukan tempat jual karena mereka mengandalkan online store. Walaupun begitu, lama kelamaan bisnis tetap harus membutuhkan toko fisik.

Semakin besar nama sebuah bisnis, semakin besar juga tanggung jawab mereka di hadapan para klien terutama B2B. Jadi, kepemilikan toko fisik untuk jangka panjang tetap diperlukan dalam bisnis.

Daniel Nugraha