Dampak revolusi industri 4.0 mulai terlihat di berbagai macam sektor terutama sektor UMKM. Para pemilik usaha level kecil dan menengah mulai mengadopsi sistem digital agar bisa go online dan tetap mampu bersaing.

Pelaku usaha berani untuk melakukan pembaharuan di berbagai bidang. Mulai dari sistem transaksi, pemasaran, dan lainnya sudah berbasis digital. Namun, hanya sedikit dari mereka yang melakukan hal tersebut.

Baca juga: Panduan bisnis online untuk pemula

Dari 56 juta UMKM yang ada di Indonesia, hanya 17,1% yang mengadopsi sistem digital dalam usaha mereka. Selebihnya, mereka masih mengandalkan cara konvensional untuk menjalankan bisnis. Tak heran, pertumbuhan terasa lambat.

Untuk memicu hal ini, pemerintah mengalakkan gerakan go online agar UMKM di Indonesia menerapkan hal tersebut. Dengan begitu, bisnis mereka bisa lebih berkembang dan mampu menembus pasar internasional. Pertanyaannya, apakah UMKM Indonesia siap menyambutnya?

Kendala dalam digitalisasi

Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya tingkat digitalisasi di Indonesia adalah gagap teknologi. Hal ini disebabkan oleh persebaran infrastruktur (internet dan gadget) yang kurang seimbang sehingga, kemajuan cenderung hanya terlihat di daerah-daerah pusat.

Selain itu, gaptek juga bisa disebabkan oleh rentang usia pelaku UMKM. Rata-rata pelaku usaha UMKM masih datang dari generasi X (1965-1980) sehingga, mereka kesulitan untuk dapat menggunakan gawai dengan cepat.

Terakhir, kurangnya penegakan hukum yang ada membuat masyarakat masih ragu dalam menerapkan sistem digital. Menurut Magneto.com, jumlah kejahatan terbesar terjadi di sektor e-commerce sebesar 32,4% dan perbankan sebesar 25,7%. Pemerintah perlu turun tangan dalam mengatasi kejahatan siber dengan menerapkan undang-undang yang lebih menjamin keamanan segala pihak dalam transaksi digital.

Masa depan UMKM = Roda perekonomian Bangsa

Pada tahun 1997, Indonesia tertimpa krisis moneter yang hebat. Tingkat nilai Rupiah kepada Dollar naik drastis dari 2500 menjadi 16.000. Banyak perusahaan-perusahaan besar gulung tikar tapi, UMKM tetap berdiri dan mampu berjalan di tengah krisis moneter yang sangat deras.

Hal tersebut membawa angin segar bagi perkembangan ekonomi tanah air kala itu. Dampak revolusi industri 4.0 juga dipercaya dapat memberikan perubahan baru bagi UMKM yang ada di Indonesia. Digitalisasi menjadi hal yang wajib diberlakukan agar UMKM dapat bersaing dengan baik terutama di tingkat internasional.

Baca juga: Apa itu influencer dan perannya bagi bisnis Anda?

Penerapan digitalisasi terjadi di berbagai lini terutama operasional dan pemasaran. Sistem pemasaran digital membantu UMKM dalam menjangkau lebih banyak orang melalui website dan sosial media. Pelaku UMKM bisa mendapatkan banyak pelanggan dengan dana yang terjangkau.

Pelaku usaha juga dapat merasakan kemudahan dengan menerapkan digitalisasi pada operasional mereka. Segala hal bisa diatur oleh satu sistem yang tersentralisasi sehingga, semuanya lebih praktis, efisien, dan minim biaya.

Salah satu faktor penting yang harus dilihat adalah pengelolaan keuangan dimana, usaha yang baik memiliki keuangan yang baik. Untuk itu, pelaku usaha harus memiliki alat penunjang yang tepat untuk mendukung mereka seperti Paper.id.

Paper.id adalah sebuah platform bisnis dengan fitur invoice, accounting dan inventaris yang sudah terintegrasi. Anda bisa melakukan penagihan, melihat arus kas usaha Anda dan stok Gudang secara real-time. Usaha Anda jadi lebih mudah dan tenang. Download sekarang DISINI GRATIS!

google_play_customer_io
Daniel Nugraha