Selasa, 9 Juli 2019 menjadi hari yang bersejarah bagi salah satu koran terkemuka bernama Kompas. Pasalnya, tepat pada tanggal tersebut, mereka melakukan sebuah ‘kesalahan’ yang cukup fatal. Kala itu, mereka terlihat tidak teliti  karena lupa menuliskan sebuah headline sehingga masih tertulis ‘lorem ipsum…’ di dalam sebuah kolom.

Headline yang menjadi sorotan seharusnya berisikan materi tentang sebuah olahraga. Kesalahan yang dilakukan itu tentunya langsung menjadi ‘sasaran’ empuk para netizen. Dalam sekejap, laman sosial media Twitter dan Instagram langsung diramaikan dengan kesalahan Kompas tersebut bahkan menjadi trending.

Tak lama setelah berita tersebut viral, Kompas akhirnya meminta maaf atas kesalahan yang mereka lakukan melalui laman media sosial Twitter miliknya. “Terima kasih atas masukkan Anda, para pembaca Kompas semua. Terdapat keteledoran pada hari Rabu, 10 Juli 2019 pada bagian beranda seperti tampak pada di bawah ini,” tulis admin Kompas.

Namun, kesalahan yang dilakukan oleh Kompas menimbulkan polemik, terutama dalam segi berbisnis. Banyak pihak mengatakan jika itu hanyalah sebuah gimmick yang diciptakan untuk mendapatkan promosi gratis dari para pembacanya dan juga netizen. Benarkah hal demikian yang terjadi, atau murni karena kesalahan editorial di dalamnya?

Baca Juga: Strategi Pemasaran Efektif: Melihat Costco yang Berjaya Tanpa Promosi Iklan

Promosi Gratis di Sosial Media?

Promosi Gratis
Promosi Gratis

Netizen, para pengguna sosial media di Indonesia, memang terbilang sangat unik. Segala sesuatu yang terjadi, baik secara sengaja maupun tidak, akan mereka upload di sosial media. Dengan kata lain, netizen acap kali mem-viralkan sesuatu, dan itulah yang terjadi kepada kesalahan kompas beberapa waktu lalu.

Dalam sekejap, Kompas menjadi trending topik di Twitter. Hal tersebut tentunya menjadi alat promosi gratis bagi mereka lantaran dibagikan oleh ribuan atau bahkan belasan ribu pengguna sosial media. Brand Awareness menjadi terangkat sebab #kompasloremipsum menggema di sosial media dan menjadi bahasan yang sangat menarik.

Dalam segi marketing, Kompas tentunya sangat beruntung sebab mereka diuntungkan dengan promosi gratis tersebut. Lantas, apakah Kompas tidak melakukan apapun di saat nama mereka sedang menanjak? Tentu saja tidak, mereka membuat kampanye tak berselang lama kemudian.

“Sebagai permohonan maaf atas ketidaknyamanan hari ini, nikmati diskon 30 persen untuk seluruh item kecuali produk Kompas cetak dan produk kulit, hanya berlaku tanggal 10 Juli 2019 saja,” tulis admin Kompas di Twitter resmi.

‘Promosi’ gratis melalui sosial media yang didapatkan oleh Kompas, mereka manfaatkan dengan memberikan diskon kepada para pembacanya apabila ingin membeli produk secara offline melalui website resmi mereka. Jadi, apakah ini murni kesalahan atau ada strategi marketing di baliknya?

Baca Juga: Perang Kue Bisnis Stiker Iklan di Mobil, Siapa yang Diuntungkan?

Kesalahan Lazim di Starbucks

Apakah Kompas satu-satunya pihak yang sempat melakukan kesalahan penulisan? Tentu saja tidak. Sebelum mereka, Starbucks telah berulang-ulang kali melakukan hal yang sama atas kesalahan tersebut. Raksasa minuman asal Amerika Serikat tersebut juga acap kali mendapatkan promosi gratis dari para pelanggannya atas kesalahan penulisan nama.

Starbucks adalah salah satu gerai yang selalu meminta nama para pelanggannya untuk dituliskan dalam minumannya. Namun, para barista, pembuat kopi, seringkali salah melakukan penulisan nama dan itu sudah menjadi hal yang lazim bagi para pecintanya. Misalkan, ada pelanggan bernama Paul, sang barista malah menuliskannya menjadi ‘Pawl’.

Kenapa kesalahan penulisan menjadi promosi gratis bagi Starbucks? Sebab, banyak sekali pelanggan yang selalu meng-upload foto kesalahan tersebut ke dalam sosial media mereka masing-masing. Hal itu tentunya membuat banyak pengguna lainnya penasaran dan mencari tahu minuman tersebut. Itu terjadi secara berulang-ulang dan sangat menguntungkan bagi brand sebesar Starbucks.

Baca Juga: Startup Unicorn, Perusahaan Rintisan yang Bernilai Belasan Triliun Rupiah

Sosial Media dan Dampak dari Promosi Gratis

Dampak Sosial Media
Dampak Sosial Media

Promosi gratis melalui sosial media memang menjadi salah satu cara ampuh untuk menggaet pelanggan baru. Hal itulah yang banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan demi menemukan pelanggan baru. Lantas, seberapa efektifkah promosi melalui sosial media? Jawaban yang didapatkan dari Hootsuite sangatlah mengagumkan.

Secara keseluruhan, terdapat 7,5 miliar penduduk di dunia pada tahun 2018 lalu dan sekitar 53% (4 miliar) dari mereka adalah pengguna internet aktif. Sedangkan, pengguna dari sosial media menyentuh angka 3,1 miliar orang yang mana aktif dalam berselancar di dunia maya. Angka itu memperlihatkan jika sosial media sangatlah ‘kuat’ dalam berbisnis.

Setiap promosi-promosi gratis yang didapatkan juga tentunya akan berdampak besar bagi perkembangan bisnis. Dampak itulah yang dirasakan oleh para pebisnis yang mampu melakukan pemasaran dengan cara di luar masuk akal. Membuat kampanye viral atau promosi gratis memang menjadi alat ampuh untuk bertahan di dunia bisni.

Kompas dan Starbucks adalah dua dari sekian banyak perusahaan yang berhasil menggunakan strategi pemasaran gratis dengan sangat apik. Peningkatan dari segi brand awarenes dan conversion pasti didapatkan apabila keduanya sudah viral di media sosial.

Marketing Gratis Jadi Favorit Walau Susah

Strategi Digital Marketing
Strategi Digital Marketing

Starbucks dan Kompas berhasil mengubah sebuah promosi gratis menjadi sebuah keuntungan besar. Hal itu pula yang sangat diinginkan banyak perusahaan dalam memasarkan produk mereka. Namun, mem-viralkan sebuah produk tidaklah mudah, bahkan itu bisa dibilang keberuntungan yang hanya bisa sekali didapatkan.

Sejatinya, marketing bisa dilakukan melalui dua cara yakni offline dengan banner ataupun sponsor serta online di berbagai channel, seperti media sosial, blog hingga ads (iklan berbayar). Dibandingkan dengan yang berbayar, marketing gratis memang menjadi primadona namun sangat sulit untuk dilakukan.

Salah satu cara untuk mendapatkan marketing gratis adalah dengan menggunakan Search Engine Optimization. Singkatnya, SEO adalah strategi untuk memunculkan produk kamu di daftar teratas dalam Google. Karena kompetitornya sangat banyak, SEO sangat susah dan membutuhkan waktu yang sangat panjang. Namun, apabila berhasil, dampaknya sangatlah terasa.

SEO adalah salah satu marketing gratis yang sangat terkenal dalam dunia bisnis saat ini. Bahkan, perusahaan startup besar, seperti Traveloka, Bukalapak hingga Tokopedia pun menggunakan cara ini. Meskipun bukan sesuatu yang viral, dampak yang dirasakan terasa sangat sekali besar.

Dilansir dari tirtotraffic yang didapatkan dari ketiga perusahaan di atas bahkan bisa mencapai 6-7 juta traffic. Menurut Digital Marketer bernama Ryan Kristo Muljono, cara yang dilakukan oleh ketiga perusahaan tersebut berhasil menghemat anggaran pengeluaran mencapai 1,6 juta dollar perbulannya.

Kesimpulannya, kamu bisa melakukan dua hal dalam melakukan promosi gratis, yakni menggunakan kampanye viral seperti yang dilakukan oleh Kompas dan Starbucks ataupun penggunaan SEO. Jika ada masukkan mengenai strategi pemasaran gratis, silahkan tulis komentar di bawah ini.

Daniel Nugraha